Wednesday, May 19, 2010

SEPERTI KEHILANGAN FIGUR ORANGTUA KEDUA

Friday, March 05, 2010

Bermula dari setahun lalu, saat dengar kabar kost mau dijual. Sudah diiklankan di surat kabar dan berkali-kali calon pembeli datang melihat-lihat. Rasa tidak rela. Terus kita mau pindah ke mana????
Kost paling nyaman sedunia……… Begitu banyak pengalaman menyenangkan, menyedihkan, menakutkan, menegangkan kita lewati bersama-sama. Sudah berasa seperti rumah sendiri. Bapak-ibu kost yang begitu baik yg sudah kita anggap seperti orangtua sendiri. Rasanya berat banget mau pergi, meskipun kita tahu, tidak mungkin akan selamanya kita di sini. Masak mau jadi anak kost terus.
Tiap malam kita berdoa, memohon jangan sampai kost jadi dijual. Dan, doa kita terkabul, satu tahun berlalu dengan status kepemilikan kost yang tetap sama.
Ternyata Tuhan mengulur waktu. Mengulur waktu sampai apa?. Sampai keadaan kita lebih baik?. Aku juga tidak tahu. Sepertinya semua masih tetap sama. Hanya saja kita mungkin sekarang lebih siap mental menghadapi kenyataan ini. Satu tahun dihadapkan pada kemungkinan yang bisa saja cepat atau lambat akan terjadi. Dan sekaranglah saatnya harus terjadi.
Tidak terlalu kaget, tapi sedih. Dan kita juga sudah siap dgn resiko pemilik kost baru tidak akan sebaik yang dulu, Bapak-Ibu kost yang paling baik sedunia, meskipun kita berharap Bapak-Ibu kost baru akan sebaik bapak-ibu kost lama.

Merasa ada yang hilang……
Figur orangtua yang selama ini menjadi tempat kita berkeluh kesah, selalu saja kita repotkan dengan minta tolong macam2. Mereka begitu pengertian.
Mendengar dari mang Dede kalau Ibu kost belum siap ketemu anak2, masih sedih, tidak rela kost dijual, kita jadi sedih banget. Pengin ketemu Ibu kost.
‘Pokoknya nanti kalau ketemu Ibu, jangan pada nangis ya! Jangan merajuk…. ‘Ibuuuuuuu’!........ Takutnya Ibu akan jadi semakin sedih,’ pesanku ke anak2 yang lain yang pada meragukanku, yang pada berasumsi akulah yang akan melakukan itu di depan Ibu.
Ya, aku tahu, kemungkinan akulah yang akan mewek di depan Ibu. 6 tahun lebih aku menjadi anak kostnya. Aku berutang banyak padanya. Bahkan mpe sekarang aku merasa tidak sanggup untuk meneleponnya. Tidak tahu harus berkata apa untuk menghiburnya coz aku juga merasa begitu kehilangan. Ibuuuuuuuu………………………

Saturday, March 20, 2010

Ternyata semua tidak semudah yang kita kira. Masalah demi masalah datang silih berganti. Penyesuaian……
Ya semua dalam tahap penyesuaian…… Penyesuaian dengan kepemilikan yang baru.
Kost yang memang sering bocor, ga tau kenapa, 2 bulan ini bocor jadi tambah parah. Semua kamar termasuk ruang tengah dan dapur bocor. Jadi kayak banjir. Air menggenang di mana2. Kamar Salliwet dan Etil yang parah bocornya, kita sebut punya KM baru, coz ada ember di kamar buat tadah bocor. Bahkan selama hampir seminggu pintu dapur belakang ga bisa ditutup dan dikunci, jadi ga pernah kita kunci, cuma gerbang belakang aja yang ga pernah absent kita gembok demi keamanan. Mesin pompa air yang biasanya jarang rewel, tiba2 juga jadi bermasalah. Sepertinya rumah pun tidak rela berganti status kepemilikan seperti halnya kita anak2 kost dan bapak-ibu kost sendiri. Huehuehuehue………

Tak kenal, maka tak sayang……
Mungkin benar kata pepatah itu. Dan sesuatu yang baru perlu penyesuaian yg agak lama.
Aturan baru…… Kita yang terbiasa mengatur apa2 sendiri, bebas, tapi bebas yang bertanggung jawab, toh kita ga pernah melanggar norma dan etika. Kita selalu menjaga citra kost, nama baik bapak-ibu kost dan kita sendiri.
Saat perjanjian awal, katanya tidak akan ada yg berubah, semua diserahkan pada kita. Aturan main tetap aturan lama. Tetapi kenyataan yang kita hadapi, tidak seperti kesepakatan awal. Banyak aturan baru dan upaya mengkondisikan kost menjadi tempat yang komersil. Kita tidak sepakat. Merasa privacy kita terancam. Akhirnya diputuskan akan mencari kost baru. Pindah rame2, cari kost baru atau kontrakan, tetap mau tinggal sama2 lagi.
Mencari kost baru langsung 7 kamar. Bukan perkara mudah. Rata2 rumah yang dikontrakkan paling banter cuma ada 2-3 kamar.

Minggu, 28 Feb 2010, sore2 muter berlima, aku, Dewot, Salliwet, Yatie ma Burhan, cari kost baru. Tiap kali memasuki tempat kost, rasa tidak bersemangat. Teuteup lebih enak kost yang kita tempati. Kost pertama yang kita masuki, tempatnya bersih, enak. Sewa kamar per bulan jatuhnya ga jauh beda dengan kost yang sekarang. Kebeneran ada 4 kamar kosong. Dapurnya lengkap dengan pantry dan wastafel. Cuma, hehe, aturannya ketat. Buat cewek baik2. Hehe. Di dekat musholla. Di depan pintu masuk gang tertulis ‘Mesin motor harap dimatikan’. Huah………repot. Mana buat akses masuk motor ke kost rada susah, musti ekstra ngedorong coz menanjak n jalan masuk motor cuma kecil diapit oleh undak2an, mana ga ada halaman buat naruh motor klo ada tamu. Dan huehuehue, pintu gerbang kost ditutup jam 9 malam, kunci gerbang dipegang Bp. Kost. Klo pulang kemaleman musti ke rumah Bpk Kost dulu minta tolong dibukain. Huehuehue……cape deh. Kita2 yg pada kerja, jadwal shift2an n sering lembur bakal kerepotan.
Kost ke-2 yang kita masuki, wuah……kost campur cowok-cewek. Ga deh…… Rasa ga nyaman tinggal nyampur gitu. Privacy bakal ga ada. Siang2 aja berisiknya minta ampun, ma suara hingar-bingar musik n suara mesin motor mereka yg pada otomotif mania. Mana kost terasa sumpek, kurang sirkulasi, kosongan, masih nambah listrik per elektronik, jatuh2nya lebih mahal banget dari kost lama.
Pokoknya tiap memasuki tempat kost baru, sudah merasa tidak bersemangat. Teuteup paling nyaman, kost yang sekarang. Biarpun kondisinya ga sebagus dulu, tapi tetap aja ‘Kost paling nyaman sedunia.’

Terakhir, pada kupaksa melihat-lihat kost paling elite di daerah situ. Tadinya pada ga mau kuajak ke sana dengar reputasi kost itu yang dipandang miring oleh warga setempat. Aku, coz rasa ingin tahu yang besar, memaksa anak2 untuk menemani ke sana. Dan jadilah kita ke sana. Sewa per bulan 1,5 jt. Huehue. Mending jg buat nyicil rumah sekalian, ga mubazir.
Tapi mang bener2 elite n bersih. Masuk, tinggal bawa orang + pakaian aja, kek hotel bintang 5 gitu. Spring bed lengkap dengan bedroom set (meja rias+lemari baju), LCD TV, KM dalam dengan closed duduk n shower, tempat sepatu dan handuk bersih yg selalu tersedia. Soal laundry n beres2 kamar, semua udah termasuk service kost. Waktu aku tanya, bisa disewa permalam dengan ongkos sewa 250rb/malam. Wah, jangan sampe aku kost di sana, bisa2 jadi anak pemalas. Lagian, emang mampu…… xixixixixi………

Coz tetap ga punya gambaran bakal pindah ke mana, akhirnya satu2nya jalan, mengadu ke Bp. Kost lama. Seperti kesepakatan awal, aturan yg maen aturan lama, kenapa praktiknya seperti ini. Mengancam jika kost tetap dikondisikan untuk tujuan komersil, kita semua bakal hengkang.
Ya, tidak tahu lagi ke mana harus minta tolong. Bapak kita di sini selama ini ya cuma Bp. Kost lama. Maaf ya Pak, kita masih saja suka ngerepotin.
Dan akhir2 ini, kita semua menjadi lebih dekat dengan Bp. Kost. Beberapa kali Bp. Kost lama datang mendengarkan keluhan2 kita dan menjadi penghubung dengan pemilik baru. Masalah keluarganya begitu banyak, tapi Bapak masih saja mengkhawatirkan kita anak2nya. Tiap kali habis hujan gedhe, selalu tanya, ‘Ada yang bocor ga?’. Takut kita2 kurang diperhatikan.
Makasih Pak!!!!

Dengan banyak permasalahan yg terjadi belakangan ini, banyak pelajaran yg bisa diperoleh. Berhati-hatilah, jangan gampang percaya dengan orang lain meskipun itu orang yang sudah kita kenal lama, tiap kali melakukan transaksi jual-beli dengan nominal besar, musti dengan perjanjian yang detail, untuk berjaga-jaga jika terjadi hal di luar kesepakatan. Dan harus ikhlas menerima setiap masalah yang kita hadapi. Keikhlasan membuat langkah kita lebih ringan. Dan percayalah, suatu saat nanti, kita akan memperoleh ganti yang lebih.

Seiring berjalannya waktu, aku mulai bisa menerima kehadiran pengganti mang Dede, meski kadang kangen dengan sapaan khas-nya tiap pagi. ‘Pagi! Mang Dede!’ begitu dia biasa menyebut dirinya sendiri Mang Dede. Dan pengin pinjem sepedanya lgiiiiii…….
Pengganti mang Dede, dia baik dan perhatian. Tiap kali ada keluhan2 kita, dia selalu segera atasi, meskipun dia secara jujur berterus terang kalau takut mengutak-atik listrik, sebisa mungkin dia akan memperbaiki kerusakan sesuai kemampuannya. Yaya, dia orang yang tulus. Yaya, bisa kulihat ketulusannya dari sikapnya. Paling tidak masih ada yang peduli dengan kita di antara sekian banyak masalah yg sedang terjadi.. Makasih makasih……

Semoga segalanya segera membaik dan diperoleh jalan keluar terbaik yang bisa diterima semua pihak. Amin.

No comments: