Kemarin malam, aku n Etil melewatkan malam terakhir bersama dengan Kuntil n Kingkong di Bandung sebelum kepulangan mereka ke Jakarta setelah hampir 1 th kita tidak bersua dengan makan malam di “Warung Laos’ di Jl. Cihamplas.
Makan malam yang meriah dengan aneka menu yang kubilang over order. Aku yang lagi sakit perut sejak 1 hari kemarin cuma pesan nasi goreng ala Laos dan Hot lemon tea. Aku pesan paling akhir dan heran sendiri waktu makanan berdatangan. Pizza, kentang goreng, jamur goreng, spaghetti, dan nasi pesanan etil (aku lupa namanya) berikut fresh ice.
Dan terulang lagi seperti yang beberapa kali kita alami sebelumnya, makanan bersisa banyak dan kita sudah tidak sanggup lagi menghabiskan. Akhirnya dibungkus deh, dibawa pulang.
Kita pergi ke sana rame2 naik taxi dan pulangnya diputusin naik angkot saja toh 1x naik sudah nyampe, ga kaya waktu pergi klo naik angkot musti naik 2-3 kali, biar lebih irit hehe……
Turun dari angkot, Kuntil n Alex jalan duluan. Setelah nyebrang, aku lihat bapak gelandangan berselimutkan sarung, siap2 tidur di depan sebuah apotek. Sudah jam 11 malam. Bandung sedang dingin2nya. Bapak itu kemudian tidur dengan masuk ke karung beras (bagor) untuk melindungi tubuhnya dari dinginnya malam.
Melihatnya seperti itu, aku ingat klo masih punya sebungkus roti dan 1 aqua cup. Tadinya kita sudah jalan, terus kuminta ke Etil untuk balik lagi ngasih roti n aqua ke bapak itu. ‘Kasihan, siapa tau bisa buat ganjel perut.’
Dan sungguh di luar perkiraanku, Bapak itu sungguh antusias menerima roti dan aqua dariku, sambil menyembah-nyembah.
‘Makasih neng. Haturnuhun pisan!’
Jadi sedih melihatnya. Aku ingat masih ada 3 lembar uang ribuan di kantongku, kembalian naik angkot tadi. Segera kukasihin ke Bapak itu. Dan sekali lagi tu bapak menyembah-nyembah. Mukanya tulus banget.
Jadi sedih, jadi pengin nangis. Sebungkus roti kecil dan 3 lembar uang ribuan, ternyata sungguh berarti banget buat Bapak itu. Klo ingat 1 jam sebelumnya kita habis makan yang berlebih dan sisa banyak, jadi ngerasa miris.
Andai kita bawa nasi box buat bapak ini. Hiks…..
Dan berjanji ma Etil. Nanti klo suatu saat malam2 kita ketemu Bapak ini lagi, kita akan bawain nasi bungkus buat Bapak ini. Kata Etil, Bapak ini bukan pengemis, dia pemulung. Klo pas Etil dapat jadwal shift pagi, beberapa kali ketemu ma Bapak ini yang sedang memulung.
Ga tau kehidupan seperti apa yang selama ini dijalaninya, yang pasti sebuah perjuangan untuk tetap hidup yang berat. Pasti sudah begitu banyak yang dilaluinya. Sudah terlihat tua, tapi semangat juangnya demi tetap survive begitu tinggi.
Waktu akhirnya nyampe di kost, Kuntil menanyakan kenapa begitu lama kita baru nyampe. Setelah aku cerita, Kuntil menyesalkan kenapa tidak memanggil dia, dia ada membawa pizza dan kentang goreng, kan bisa dikasihin ke si Bapak. Ya, maaf, tidak tahu klo kamu berniat seperti itu.
Ga tahan, akhirnya ku sms adikku n beberapa temanku. Sms yang sama tentang pengalamanku malam itu. Tidak bermaksud apa2, cuma pengin berbagi cerita aja.
Dan kata Week, nti klo aku pulang, aku musti bawain jaket ayah yang dah ga kepake n kaos kaki buat bapak itu yang juga diiyain ma selly, kasihan, biar bisa menghangatkan badan.
Nick berpesan besok klo bapaknya masih di situ, dikasih makan ato selimut. Dan kata Week lagi, besok klo makan musti habis, ingat masih banyak mereka yang berkekurangan yang suka ga bisa makan. Jangan sampe kita membuang-buang makanan.
Sebenarnya, ada begitu banyak orang yang terpaksa harus menjalani kehidupan seperti Bapak ini. Sudah seharusnya kita bersyukur dengan semua yang kita jalani dan yang ada pada kita saat ini.
Yayaya…… hari ini belajar satu pengalaman hidup lagi, belajar untuk mensyukuri apapun yang kitai terima berapapun itu nilainya.
Monday, May 31, 2010
Tuesday, May 25, 2010
MULAI MEMAHAMI RENCANA-NYA
Dia mengulur waktu dan terus mengulur waktu
Dan hari minggu kemarin aku mulai memahami semua
Ya, Dia menyelamatkanku dari sesuatu yang tidak baik buatku
Dan aku sungguh mengucap syukur belum terlanjur terjebak dalam situasi yang ke depannya akan jauh lebih menyulitkanku.
Terimakasih Tuhan,
Akhirnya aku sekarang tahu apa maksud-Mu dengan mengulur waktu
Terimakasih Tuhan, pada akhirnya aku tahu,
Pelan tapi pasti jalan untukku sudah mulai terbuka
Tinggal aku melangkah ke sana
Meskipun aku tahu perjalananku masih jauh dan berliku
Paling tidak aku tahu
Lingkungan baruku tidak semenakutkan yang kukira
Begitu banyak mereka yang peduli
Begitu banyak pertolongan
Dan penyesuaian dengan lingkungan baru akan memberikan pengalaman baru untukku
Aku tahu, aku pasti akan merindukan kebersamaan yang selama ini kurasakan
Tapi aku juga tahu
Aku akan menemukan dunia baru yang juga menarik dan menyenangkan
Yayaya……
Biarlah Dia yang mengatur dan menuntunku
Aku percaya Dia memiliki rencana yang amat baik
Dan Dia akan membuat segala sesuatunya menjadi indah pada waktunya..
Amin.
Dan hari minggu kemarin aku mulai memahami semua
Ya, Dia menyelamatkanku dari sesuatu yang tidak baik buatku
Dan aku sungguh mengucap syukur belum terlanjur terjebak dalam situasi yang ke depannya akan jauh lebih menyulitkanku.
Terimakasih Tuhan,
Akhirnya aku sekarang tahu apa maksud-Mu dengan mengulur waktu
Terimakasih Tuhan, pada akhirnya aku tahu,
Pelan tapi pasti jalan untukku sudah mulai terbuka
Tinggal aku melangkah ke sana
Meskipun aku tahu perjalananku masih jauh dan berliku
Paling tidak aku tahu
Lingkungan baruku tidak semenakutkan yang kukira
Begitu banyak mereka yang peduli
Begitu banyak pertolongan
Dan penyesuaian dengan lingkungan baru akan memberikan pengalaman baru untukku
Aku tahu, aku pasti akan merindukan kebersamaan yang selama ini kurasakan
Tapi aku juga tahu
Aku akan menemukan dunia baru yang juga menarik dan menyenangkan
Yayaya……
Biarlah Dia yang mengatur dan menuntunku
Aku percaya Dia memiliki rencana yang amat baik
Dan Dia akan membuat segala sesuatunya menjadi indah pada waktunya..
Amin.
Thursday, May 20, 2010
KEHILANGAN LAGIIIIIIII………….
Seakan tak percaya dengan apa yang kudengar,
Kakakku dipanggil menghadap Bapa.
Mungkin feeling atau apa, sehari setelah Week sms mengabarkan klo kakakku ini ternyata sudah 1 bulan opname, selasa sore kutelepon ponakanku cowok. Ada nada putus asa dalam kata2nya. Ya, tapi dia masih punya harapan, terus berharap dan berusaha. Dia sendiri sudah tidak tega melihat keadaan ibunya yang demikian. Kepercayaan dirinya sedikit menurun.
Aku sendiri tidak tahu apa yang bisa kulakukan untuk meringankan bebannya. Hanya menguatkan dia. Pasrahkan pada Yang Di Atas. Kita tidak tahu apa rencana-Nya. Dia pasti akan berikan yang terbaik.
Dan kemarin siang. Aku baru tahu, setelah Nick meneleponku. Mengabarkan klo kakakku ini sudah berpulang kemarin pagi.
Kenapa secepat ini?
Kemarin baru aja ngobrol ma Week. Di hari cutinya awal bulan depan, Week akan mengajak Ibu menengok kakakku ini. Baru aja akan mengurus ticket ke sana.
Ternyata Tuhan berkehendak lain.
Mungkin ini jalan yang terbaik. Membebaskan kakakku dari sakitnya yang sudah sekian lama dirasakannya.
Yah, kita hanya bisa mengikhlaskan.
Semoga keluarga di Palembang sana bisa menerima ini semua dengan ikhlas.
Mas Tugiman, Harry, Evy, Merry, yang tabah ya. Ibu sudah bahagia bersama Bapa di surga.
Terakhir kali dengar suaranya berbulan-bulan yang lalu, bahkan bisa jadi tahun kemarin.
Terakhir kali ketemu dia, bertahun-tahun yang lalu…..
Bahkan kemarin ketika dia sakit dan butuh support, aku sama sekali tidak meneleponnya.
Maafkan……
Kakak yang begitu perhatian….
Waktu kecil, aku ingat, dulu tiap kali ibuku memarahiku, kakak ini yang selalu membelaku.
Jika dia pulang dari rantau, dia begitu boros, memanjakanku dengan banyak jajanan. Senengnya……
Begitu sering dia meneleponku, hanya sekedar menanyakan keadaanku…..
Ya, dia senang sekali mengobrol. Bisa menghabiskan waktu ber-jam2 jika sudah ngobrol dengannya. Tak peduli sudah habis pulsa berapa.
Tanganku suka mpe kesemutan memegang hp. Kerongkonganku mpe terasa kering kebanyakan ngobrol dan tertawa.
Jika kebetulan kita semua lagi berkumpul di Yogya, satu per satu semua diteleponnya. Hanya pengin dengar suaranya. Hp berpindah dari tangan yang satu ke tangan yang lain. Semua harus kebagian ngobrol dengannya.
Heran, ga cape apa…..
Kakakku…… Aku dari kecil memanggilnya Yu Warni.
Yayaya…… masih kuingat dengan jelas suara tawanya. Suara tawa yang tak akan lagi bisa kudengar.
Dia berjanji akan pulang ke Yogya saat aku menikah nanti.
Janji hanya tinggal janji. Tapi aku percaya, doanya akan menyertai kami semua.
Yu Warni, selamat jalan…..
Jangan khawatir…. Tuhan akan menyertai dan memimpin perjalananmu. Pergilah dalam damai. Doa kami menyertaimu….
Terimakasih dan maaf untuk semua….
Maaf dulu kami suka ga sabar jika harus menerima teleponmu karena kami tidak tahu harus berkata apa lagi coz apa yang mau dikatakan semua sudah dikatakan.
Yayaya…. Yu Warni akan tetap melekat di hati kami semua…..
Sekali lagi…. Selamat jalan kakakku…………………… :(
Kakakku dipanggil menghadap Bapa.
Mungkin feeling atau apa, sehari setelah Week sms mengabarkan klo kakakku ini ternyata sudah 1 bulan opname, selasa sore kutelepon ponakanku cowok. Ada nada putus asa dalam kata2nya. Ya, tapi dia masih punya harapan, terus berharap dan berusaha. Dia sendiri sudah tidak tega melihat keadaan ibunya yang demikian. Kepercayaan dirinya sedikit menurun.
Aku sendiri tidak tahu apa yang bisa kulakukan untuk meringankan bebannya. Hanya menguatkan dia. Pasrahkan pada Yang Di Atas. Kita tidak tahu apa rencana-Nya. Dia pasti akan berikan yang terbaik.
Dan kemarin siang. Aku baru tahu, setelah Nick meneleponku. Mengabarkan klo kakakku ini sudah berpulang kemarin pagi.
Kenapa secepat ini?
Kemarin baru aja ngobrol ma Week. Di hari cutinya awal bulan depan, Week akan mengajak Ibu menengok kakakku ini. Baru aja akan mengurus ticket ke sana.
Ternyata Tuhan berkehendak lain.
Mungkin ini jalan yang terbaik. Membebaskan kakakku dari sakitnya yang sudah sekian lama dirasakannya.
Yah, kita hanya bisa mengikhlaskan.
Semoga keluarga di Palembang sana bisa menerima ini semua dengan ikhlas.
Mas Tugiman, Harry, Evy, Merry, yang tabah ya. Ibu sudah bahagia bersama Bapa di surga.
Terakhir kali dengar suaranya berbulan-bulan yang lalu, bahkan bisa jadi tahun kemarin.
Terakhir kali ketemu dia, bertahun-tahun yang lalu…..
Bahkan kemarin ketika dia sakit dan butuh support, aku sama sekali tidak meneleponnya.
Maafkan……
Kakak yang begitu perhatian….
Waktu kecil, aku ingat, dulu tiap kali ibuku memarahiku, kakak ini yang selalu membelaku.
Jika dia pulang dari rantau, dia begitu boros, memanjakanku dengan banyak jajanan. Senengnya……
Begitu sering dia meneleponku, hanya sekedar menanyakan keadaanku…..
Ya, dia senang sekali mengobrol. Bisa menghabiskan waktu ber-jam2 jika sudah ngobrol dengannya. Tak peduli sudah habis pulsa berapa.
Tanganku suka mpe kesemutan memegang hp. Kerongkonganku mpe terasa kering kebanyakan ngobrol dan tertawa.
Jika kebetulan kita semua lagi berkumpul di Yogya, satu per satu semua diteleponnya. Hanya pengin dengar suaranya. Hp berpindah dari tangan yang satu ke tangan yang lain. Semua harus kebagian ngobrol dengannya.
Heran, ga cape apa…..
Kakakku…… Aku dari kecil memanggilnya Yu Warni.
Yayaya…… masih kuingat dengan jelas suara tawanya. Suara tawa yang tak akan lagi bisa kudengar.
Dia berjanji akan pulang ke Yogya saat aku menikah nanti.
Janji hanya tinggal janji. Tapi aku percaya, doanya akan menyertai kami semua.
Yu Warni, selamat jalan…..
Jangan khawatir…. Tuhan akan menyertai dan memimpin perjalananmu. Pergilah dalam damai. Doa kami menyertaimu….
Terimakasih dan maaf untuk semua….
Maaf dulu kami suka ga sabar jika harus menerima teleponmu karena kami tidak tahu harus berkata apa lagi coz apa yang mau dikatakan semua sudah dikatakan.
Yayaya…. Yu Warni akan tetap melekat di hati kami semua…..
Sekali lagi…. Selamat jalan kakakku…………………… :(
Wednesday, May 19, 2010
TIDUNG PARADISE ISLAND……………
Sunday, May 16, 2010
Baru sempet nulis euy…… Tapi untunglah ingatanku tentang ‘Tidung’ masih begitu apik. Yayaya……never ending story to tell about Tidung…… Tidung Tralala……………
Oh ya, istilah Tidung Tralala ini pertama kali dicetuskan oleh Pai, dari update statusnya di Fb. Hihi dasar tu anak ada2 aja. Jadilah Tidung Tralala jadi jingle andalan kita. Tidung… Tidung… Tidung Tralala………
Jumat sore, 16 April 2010, aku ma Etil berangkat dari Bandung ke Jakarta menyusul Week, Dhex, Nick n Ndra yang sejak siang dah mpe Jakarta. Dan mereka dengan tega menjelajahi ‘Kota Tua’ dan bersepeda ria di sana tanpa mengajakku serta. Hikz……
Kereta Parahyangan tiba di Jakarta amat sangat terlambat. Berangkat dari Bandung pk.17.30 dan baru mpe Jakarta pk21.30. Kasihan Pai yang dari pk.20.00 sudah menunggu di Sta. Gambir. Dia tampak begitu letih. Maafkan………
Semua pada menungguku di dekat loket peron. Duduk ngampar di lantai kaya di barak pengungsian. Waktu mau kufoto pada bangkit menghindar, ‘takut di-upload’…… Huehuehue…. Dasar……
Semua dah pada kelaperan, termasuk aku ma Etil yang sama sekali belum sempat makan malam baru diganjel donut doank. Tapi demi kasih ‘surprise’ to Nick on her B’day n her 5th anniversary with Ndra, akhirnya kita dengan semangat 45 melangkah ke Monas.
Berfoto narsis di halaman Monas. Pembagian tugas. Dhex, Ndra n Pai mengalihkan perhatian Nick, ngerjain Nick yang lg photo session, diulang dan diulang terus dengan alasan ‘belum pas’ take-nya. Week nyiapin B’day cake lengkap dengan lilin anti padam di belakangku n Etil.
Kongkalikong nyiapin surprise B'day to Nick
‘Happy Birthday Nick!!!!!’
Nick kaget banget dengan surprise ini.
Tiup… ayo tiup lagi…………xixixiixi
Hehehehe……… An unforgettable B’day memories in Monas for Nick.
Happy Birthday Nick!!!!! Happy Birthday my dear sister!!!!
Udah kemaleman banget, pk.23.00. Semua terlihat letih, tapi yg namanya laper ya tetep laper. Kita ke hotel dulu (Ibis-Tamarin) naroh barang n then jalan kaki cari makan. Menyusuri jalan, akhirnya sampailah kita di Foodcourt centre di Jl. Sabang. Tempatnya rame, jadi kita semua mikir, pasti enak.
Dan……… hehehehe…… Makanan tetep paling enak di Yogya n Bandung. Lebih enak, lebih murah pula.
Menunggu makanan datang lama pisan, pesan minum pun ma yang jual disambi ‘makan jagung rebus’ dulu. Huehuehue………
Aku jadi tahu, nasi serut di Jakarta = nasi mawut di Bandung = magelangan di Yogya. Tapi ya tetep enak magelangan…… xixixixixixi dasar lidah Jogja……
Amat sangat letih, mandi tengah malam n then tidur. Tidur 3 jam cukuplah, pk.05.00 dah harus siap menuju Muara Angke. Dan akhirnya setelah menunggu taxi agak lama, pk.05.55 kita melaju menuju Muara Angke. Jakarta masih sepi euy…… Menikmati Jakarta yang ga macet. Hehehehe……
Jadwal kapal dari Muara Angke ke P. tidung pk07.00. Dan untunglah pk.06.55 kita sudah sampai. Lengkap sudah rombongan kita. Aku, Etil, Week, Dhex, Pai, Nick, Ndra, Dhani, Ning, Dian & Rizal. 11 orang. Kita berdesak-desakan naik ke dack kapal. Kapal bermuatan penuh, harus rela umpek2an di atas.
Melaju meninggalkan Muara Angke yang bau anyirnya menusuk hidung, melintasi lautan lepas. Semua serba biru. Ga pernah bosan memandang ke laut lepas. Melewati kapal2 nelayan, kapal SPBU di tengah laut, pulau2 kecil yang tampak di kejauhan, dan Jakarta dengan gedung2 tingginya semakin lama semakin jauh dari pandangan. Rasanya benar2 liburan. Damai dan tenang. What a wonderful day!
Dan herannya, di tengah laut pun bisa sms-an, bisa fb-an. Sinyalnya full. Wow wow wow…… Dan perjalanan 3 jam, belum sarapan pula. Akhirnya ludeslah perbekalan makanan kita. Menyesal kenapa tidak bawa makanan yang banyak sekalian…… mana ada yang jualan makanan di tengah laut.
Akhirnya setelah 3 jam perjalanan yang bikin pantat lumayann tepoz, sampailah akita memasguki dermaga Tnidung. Dan pemandangan di depanku….. Ckckckckckck…………kuereeeen……… ga nyesel jauh2 mpee sini…….
Pemandangan pertama saat memasuki dermaga Tidung
Pak Wardi, koordinator kita di sana, sudah menunggu di dermaga. Dengan berjalan kaki beriringan, bersama rombongan2 lain, jalan kaki yg rasanya lumayan jauh coz banyak barang bawaan kita. Ada beberapa rombongan yang barang2nya diangkut dengan becak. Ya, satu2nya angkutan umum yang kulihat di sana cuma becak.
Setelah berjalan melewati lebih kurang 6 warung, banyak pohon jambu air, pohon mangga, pohon pisang, pohon srikaya yg lagi pada berbuah lebat (Hehe sempet khawatir klo ga ada warung coz stock minum kita terbatas, dan jd berpikir ‘woiii bisa rujakan’), akhirnya sampailah kita di sebuah rumah ber-cat hijau. Rumah ‘home-stay’ kita. Rumah dengan 2 kamar tidur, teras, 2 kamar mandi, R. tamu dan R. tengah. Lumayanlah…….
Ibu Homestay kita, Ibu Haji Ida, sangat baik dan ramah. Bahkan memperbolehkan kita ikut mandi di kamar mandinya di rumah belakang.
Sambil menunggu datangnya makan siang, kita bikin plans. Mau snorkeling setelah makan siang dan sorenya lihat sunset. Yayayayayaya…… malamnya nonton hujan meteor di tepi pantai kalau masih pada sanggup begadang.
Menu makan siang kita, lumayanlah. Makan ngampar di teras depan. Lauk ayam goreng, ikan asin, tempe, sayur asem, kerupuk dan sambal n tak lupa pisang ambon untuk buah.
Usai makan, kita preparing for snorkeling. Sebelum berangkat berfoto dulu bersama P. Wardi & bu Haji Ida. Coba nti bandingkan ya, tampak sebelum dan tampak sesudah snorkeling. Xixixixixi……
Berfoto bersama P. Wardi & I. Haji Ida
Dengan diantar P. Wardi, kita ke tempat penyewaan peralatan snorkeling. Masing2 pilih sesuai ukuran, harus pas, biar ga kedodoran n lepas2 waktu di air nanti. Kacamata, jacket pelampung, kaki katak dan alat bantu pernafasan.
Persiapan Snorkeling
Dengan diantar 2 orang awak kapal yang begitu baik n sekaligus jadi guide kita, mulailah pengalaman snorkeling pertama kita. Rencana awal, kita mau snorkeling ke P. Tidung, P. Karang Beras, P. Payung dan Pulau Air. Dan kalau keburu lanjut bermain-main di Pantai pasir putih di P. Tidung kecil.
Snorkeling.... Snorkeling....
Pertama-tama kita penyesuaian dulu di laut yang dangkal, setelah bisa menyesuaikan baru diajak ke laut yang dalam.
Huehuehue…. Akhirnya bisa lihat pemandangan bawah laut juga. Yah, memang ga sebagus di Bunaken atau di Papua, Ambon seperti yang sering kulihat di tivi2. Pemandangan bawah lautnya didominasi oleh batu karang, semua serba putih-coklat, bahkan biota lautnya pun serba coklat., bukan warna-warni hiaju-biru-merah-kuning seperti bayanganku sebelumnya. Sesekali terlihat ikan2 kecil loreng2 hitam-putih dan warna-warni biru, kuning, tapi cuma ada beberapa. Pai sempat lihat ikan pari, dan aku lihat belut laut. Si Etil sempat lihat bulu babi, bikin dia rada parno. Secara kan memang berbahaya.
Pemandangan bawah laut.... (all pics taken by Nining)
Dan buat yang ga bisa renang, jangan takut bakal tenggelam, coz banyakan diantara rombongan kita banyak yang ga bisa renang. Safe kok. Dengan memakai jacket pelampung dijamin tidak akan tenggelam. Snorkeling cuma bermodal mengambang aja n menundukkan kepala, mengarahkan pandangan ke bawah, jadilah terlihat pemandangan bawah laut yang terlihat begitu dekat dan nyata di depan kita. Dan Pai yang memang jago berenang jadi pengin ‘diving’. Dia saking penginnya ambil bunga karang di dasar laut, akhirnya dilepasnya jaket pelampung n kaki kataknya and then menyelamlah dan berhasil membawa 3 bunga karang yang sedianya mau kubawa pulang buat oleh2 tapi ketinggalan di rumah Ibu Haji.
Kita cuma sempat snorkeling di P. Tidung dan P. Karang Beras. Ombak keburu tinggi, terlalu riskan buat kita. Akhirnya pulanglah kita. Ombak lumayan tinggi. Kita terombang-ambing cukup lama di laut. Air masuk mpe perahu. Huehue serasa naik Kora-Kora di Dufan, tapi jauh… jauh… lebih seruuuuuu……….
Ning n Dhani dah ga kuat, mengeluh pusing, mual2. Ya mabuk laut. Berguna juga persediaan tolak angin-ku. Bahkan Pai, yang tampak perkasa pun tumbang… Hihihihi…. Pai mabuk laut………
Dan kelaperan. Menyesal kenapa tadi ga ngebekel makanan.
Selama terombang-ambing di laut inilah banyak kulihat pelangi. Hei hei hei….. Ada pelangi. Itu di sana, dan di sana juga. Ya ya ya….. banyak pelangi di atas laut. Hasil pembiasan sinar matahari yang bentrok dengan ombak yang muncrat2 ke arah kapal.
Kyaaaaaa……… banyak pelangi!!!!!!!!!
Sampai ke darat, semua takjub dengan perubahan bentuk kita. Huehuehuehue………. Semua tampak gelap, belang2.xixixixiixi… Hidup hideung…………
Bakal pulih berapa lama ya??????
Sebulan? Dua bulan? Tiga bulan?????
Ga peduli, yang penting kita laper, need something to eat. Dan akhirnya setelah sampai di homestay, kita stop mang mie ayam baso yang lewat. Nyam nyam nyam……… Dalam sekejab langsung ludes. Mang mie ayam-nya laris manis euy……
Habis mandi, ga terasa langit di ufuk barat udah kemerahan. Sunrise………heheheheh….. Dan begegaslah kita dengan berjalan kaki, melangkah ke Dermaga Tidung, view sunrise dari sana.
Kyaaaa…………cantiknya…….
Langit didominasi oleh warna biru. merah, orange dan hitam. Bertabur banyak bintang dan tampak bulan sabit di ujung utara. Kapal2 di kejauhan tampak berbentuk siluet2 hitam bikin semakin cantik suasana.
Ga tau kenapa sore itu begitu banyak bintang. Sekali kita melihat bintang jatuh. Dan terlihat banyak rasi bintang. Dan sejenak kita flash back ke pelajaran SMP dulu.
Itu rasi bintang pari………, itu rasi bintang biduk……, dan itu….. dan itu……… Wow wow wow………
Sunset dilihat dari dekat dermaga Tidung
Dan herannya, waktu tengah malam aku kembali ke sana dengan niat mau lihat hujan meteor coz dpt titipan ‘a wish’ juga, ternyata bintang yang terlihat hanya satu dua. Tampak spokiiiiiiiiiyyyyy banget. Laut pasang. Tempat yang di sore hari kita bisa berfoto-foto narsis di sana, semua sudah terendam air. Dan anginnya kenceng banget. Sueeeerrrrrr……… aku yg cuma berdua ma Etil, mpe merinding. Sepi banget. Tak terlihat seorang pun di sana. Hanya gelap dan gelap di depan kita. Memang nekaaad….. Yang lain pada tidur lelap, ga bisa dibangunin. Cuma Week aja yang terjaga mbukain n nutupin pintu depan. Ya ya ya, semua pada tepar kecuali aku yang ga bisa tidur coz kepanasan. Gila gerah banget. Keringat ngalir terus.
Dan tak satu pun bintang jatuh yang kita lihat. Akhirnya kembali ke rumah. Menunggu mpe 00.45 di depan rumah coz katanya puncak hujan meteor pk.00.30. Dari depan rumah, bintang jauh terlihat lebih jelas dibanding dilihat dari tepi pantai. Dan tetap saja tak satu pun meteor jatuh malam itu.
Yayayayayah…. Memang kita belum beruntung………
Keesokan pagi, semuanya pada bangun kesiangan. Aku yg sudah berpesan ke Ibu Haji Ida, minta dibangunin pk.04.00, baru bangun pk.05.00. Itupun setelah dibangunin Ibu Haji Ida. ‘Jadi mau pada lihat matahari terbit ga?’
‘Yayaya jadi Bu!!!!!’
Tanpa mandi, cukup cuci muka aja, akhirnya kita rombongan cewek2, ber-7, pk.05.40 mengayuh sepeda menuju ke timur. ‘Bike to the sunrise’. Semangat!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Ternyata jalan sudah lumayan rame, di luar masih terlihat gelap. Beruntunglah kita, biarpun bangun kesiangan, tapi sunrise kali ini terlambat, jadi kita masih bisa mengejarnya. Dan anak2 cowok. Heran. Jadi tahu. Kenapa cowok lebih gampang cape dan lebih mudah menyerah daripada cewek ya. Perasaan kemarin sehabis snorkeling, mereka tidur sore sudah lumayan lama. Habis makan malam, itupun harus dibangunin berkali-kali baru pada mau bangun untuk makan, lanjut tidur lagi mpe pagi. Eh pagi2 yang katanya pada mau kut lihat sunrise pada bergeming waktu dibangunin. Ya sudah nti nyusul aja………
Kita parkir sepeda di tepi pantai. Sepeda digeletakin di mana aja, aman. Heran, waktu di rumah, sepeda cuma ditaruh gitu aja di halaman tanpa kunci pengaman, bahkan pintu gerbang pun tidak ditutup. Juga kulihat beberapa sepeda motor diparkir di depan rumah dengan kunci menggantung. Ya, di Pulau kecil seperti itu, siapa yg akan mencuri, semua penduduk kenal. Akses ke luar Pulau cuma dengan kapal, itu pun sehari sekali keberangkatan pk.14.00. Tapi jangan coba2 naruh sandal di depan rumah, suka ilang.
Keyeeeeen banget…………
Semua di depan mata kita tampak bak siluet. Langit kemerahan. Jembatan memanjang penghubung Pulau Tidung besar dan Pulau Tidung kecil pun cuma terlihat bak siluet hitam memanjang. Udara benar2 segar, angin laut berhembus semilir. Serasa di surga……….
Andai bisa lebih lama merasakan ini semua…….
Dan………. Akhirnya, SUNRISE……… My first perfect sunrise. Kunikmati dari tengah2 jembatan di tengah laut.
Semua takjub memandang ke satu titik yg sama. Sunrise.
The perfect sunrise @Tidung....... keyen
Perlahan matahari mulai naik, sinar matahari pagi cahayanya sungguh hangat dan membuat apa pun obyek yang kita foto tampak lebih exotic. Pencahayaan yang alami tanpa perlu setting sana-sini.
Matahari semakin tinggi
Sebuah Perahu....
Keramba...
Laut di bawah jembatan merupakan laut dangkal. Semua biota yang ada di dalamnya terlihat jelas. Dan sejauh mata memandang, tampak gradasi warna air laut yang begitu kentara. Biru muda, biru kehijauan, dan biru tua. Biru tua, menunjukkan di situ laut yang dalam, kedalaman 40-55 km. Terlihat ada beberapa kapal berlalu lalang di sana.
Laut dangkal. Kehidupan biota di dalamnya terlihat jelas
Berjalan melewati jembatan menuju Pulau Tidung kecil sebenarnya lumayan jauh, tapi coz kita semua menikmati perjalanan kita, jadi tidak terasa. Untung aku ada bawa bekal makanan dan minuman, jadi bisa nyarap dulu di jembatan…. Xixixixixi…..
Pulau Tidung kecil, tampak rimbun. Di ujung timur pulau ini, ada pantai pasir putih yang bagus. Sayangnya aku ga sempat jalan kaki mpe sana. Di Pulau ini juga ada makam ‘Panglima Hitam’, katanya dia seorang panglima yang dulunya berjasa mengalahkan bajak laut. Akhirnya menetap dan dimakamkan di sana. Katanya makamnya dikeramatkan, tiap malam Jumat kliwon suka ada yang berziarah atau bermeditasi di sana. Spokiiiyyyy juga ya……
Ada juga kulihat rombongan backpacker yang berkemah di tepi pantai Pulau Tidung kecil ini. Memang lokasinya lumayan terlindung dari angin laut, tapi sayangnya pantai di sekitar situ terlihat kotor, banyak sampah. Sepertinya sampah2 yang dibawa air laut dari Pulau Jawa. Huehuehue….ga suka……
Ketika matahari dah mulai tinggi, tampak dari kejauhan Arjuna2 berkaos putih datang. Huw uh…. Matahari dah tinggi baru pada bangun. Akhirnya mereka harus rela hanya menikmati sunrise dari foto2 yang kita ambil. Kacian deh loe pade…… :p
Matahari mulai terik. Kita semua yang sudah terlihat exotic sudah ga peduli bakal lebih exotic lagi. Sebelum back to homestay untuk sarapan merangkap makan siang coz memang sudah siang, lanjut mandi and then bersepeda lagi ‘bike to the island’, kita sejenak melepas dahaga dengan es kelapa muda. Harganya murah banget, jika mengingat kita lagi di obyek wisata. Es kelapa utuh Rp.5.000,-, es kelapa cup Rp.3.500,-. Segar…………
Habis cape bersepeda, mpe rumah sudah tersaji nasi uduk di ruang tamu. Huwhuw semua makan dengan lahap. Rasanya itulah saat makan terenak kita selama di Tidung.
Habis makan, mandi, n then lanjut sepedaan lagi. Kali ini Dian, Rizal ma Etil tidak ikut serta. Pada tepar. Dan mereka inilah yang selamat dari ‘hideung yang amat sangat dan iritasi kulit’. Ya, sinar matahari benar2 menyengat. Membuat muka jadi semerah saga.
Kali ini kita bersepeda ke arah barat, menyusuri pantai barat. Melewati jalan yang cuma muat untuk dua sepeda, itu pun kalau berpapasan harus mengalah salah satu. Tidak ada satu pun mobil di sana. Sepeda motor yang banyak dijumpai di sana. Tapi tak kulihat satu pun yang jual bensin ataupun bengkel di sana. Tapi pasti ada, di mana ya……
Penduduk di sana ramah2. Tiap papasan di jalan, mereka mau tersenyum. Humhumhum jadi betah, serasa di rumah sendiri, sungguh kita diterima baik di sana. Jalan2nya pun kita gampang apal, tidak perlu takut bakal nyasar.
Akhirnya kita melewati jalan setapak yang cuma bisa dilewati satu sepeda. Jalan berpasir di kanan-kiri jalan semak-semak dan ilalang. Tadinya kupikir itu tanaman padi. Heran kok bisa ada sawah di sini.
Banyak juga pohon kelapa.
Dan gedung sekolah ‘Madrasah’ yang kita jumpai ada di tengah2 hutan ilalang,. Jauh dari pemukiman. Gedungnya besar, bagus. Bahkan gedung Kelurahan di sana pun tampak bagus dengan gaya modern. ‘Hehehe, jangan salah, pulau ini kaya lho,’ kata Pai.
Tapi serem juga gedung sekolah di tempat terpencil gitu. Klo pulang kemaleman gimana………
Pantai di sepanjang Pantai barat P. Tidung, berpasir putih tapi lengket di kaki coz butiran2 pasirnya begitu kecil berasal dari rontokan2 batu karang. Laut dangkal yang membentang dengan banyak ganggang laut dan ikan2 kecil berwarna hitam. Dan si Pai menemukan satu makhluk aneh yang ga tau apa namanya. Semua juga ga berani memegangnya coz ga tau makhluk ini berbahaya atau tidak.
Pantai barat pulau Tidung
Pukul 12an kita bergegas kembali ke rumah, harus packing, jadwal kapal dari P. Tidung ke Muara Angke pk.14.00. Kita belum mandi, packing, pamitan. Hehehehe
Seperti biasa, aku pengin memfoto mereka yang pada bersepeda di depanku. Dan akibatnya aku jauh tertinggal dari yang lain. Dan untunglah Pai tidak meninggalkanku sendirian, kalau tidak aku pasti akan menangis kebingungan coz sepedaku tiba2 aja rewel pedalnya tiap dikayuh beberapa meter suka lepas2 sendiri. Mana hp yang kubawa yang Telkomsel, ga ada sinyal di sana, Yang Indosat, yang full signal, lagi di-charge. So Pai harus merelakan diri memasang pedal dan memukulnya dengan batu biar bisa lebih kuat terpasang. Terpaksa berkali-kali berhenti, pasang pedal lagi. Ampun deh…. Cape banget. Thanks so much Pai…… ^_^
Dan setelah sampai di rumah, aku baru tahu, ternyata keadaan sepeda Pai juga amat parah, stang sepeda lepas dan sadelnya elastis banget, gerak2 sendiri seenaknya mpe 180°’. Huhuhu…… Salut ma dirimu Pai, sama sekali tidak mengeluh………
Sepedaku, pedalnya patah... :(
Sepeda Pai, lebih parah... :D
Waktu evaluasi dengan Pak Wardi, aku complain tentang sepeda. Kata P. Wardi, kalau kaya begitu, tinggalin aja sepedanya di tempat sepeda itu bermasalah, terus telepon, nti akan diantar sepeda penggantinya ke sana. Huehuehueue…… muzti nunggu datangnya sepeda pengganti berapa lama coz kita berada di ujung barat pulau….
Dan dari pengamatan, sepeda2 yang bermasalah baik pedal, sadel, stang ataupun rem blong, semuanya di sepeda federal, bahkan masih bersegel plastic. So bersegel bukan jaminan. Untuk sepeda2 mini berkeranjang, sama sekali tidak bermasalah, safe. So… lain kali klo sewa sepeda, yang sepeda mini berkeranjang aja, cowok pun ga masalah. Xixixixixi
Akhirnya kita musti pergi. Makan siang kita minta dibungkus coz ga akan sempat makan, bisa buat bekal di kapal. Berpamitan dengan Ibu Haji Ida.
‘Maaf Bu, rumahnya jadi kita berantakin.’
‘Makasih ma Pak Wardi sudah banyak dibantu’.
‘Kapan2 boleh ke sini lagi ya Bu. Makasih.’
Huehuehue sedih juga harus meninggalkan Tidung.
Kapal terlambat datang. Jadwal pk.14.00 ternyata baru datang pk.15.00. Makan siang yang sedianya mau dimakan di kapal, akhirnya dimakan di dermaga. Dan ketika lihat ada yang pada makan es lilin, kita pun jadi kabitha. Setelah tanya sana-sini ga tau di manakah gerangan sang penjual es lilin ini yang olalala ternyata nangkring di depan kita persis, satu2nya penjual mie ayam di sana yang siang itu laris-manis.
Berdesak-desakan naik ke atas kapal, ga ada yang mau ngalah, untunglah kita keangkut juga. Memilih di bawah. Dan aku menyesal dengan pilihan ini. Sumpek, panas, sama sekali ga ada pemandangan. Bikin pusing. Mana di sana-sini air laut bisa muncrat masuk. Mana laper, mau makan juga ga enak coz depan-belakang, kanan-kiri banyak orang ga ada yang makan sama sekali. Perjalanan terasa lama sekali. Yah, paling tidak udah ngrasain pengalaman naik kapal di badan kapalnya. Dan semoga bezok2 tidak akan terulang lagi……
Pk.18.00 kapal baru mpe Muara Angke. Kita terpisah di 3 taxi dengan tujuan yang berbeda-beda. Week, Dhex, Nick, Pai, Ndra ke Airport; aku, Etil, Dian ma Rizal ke Gambir dan Dhani n Ning ke Sunter.
Dari Muara Angke kita lihat langit kemerahan. Sunset…..
Huehuehue…. Jadi pengin lihat sunset di Tidung lagi……….
Kesimpulan akhir tentang liburan kali ini:
Ga menyesal memilih berlibur ke Pulau Tidung, Pulau paling selatan barat dan pulau paling besar di Kepulauan Seribu. Sungguh apik, masih alami. Takjub, ternyata ada tempat seindah itu di Indonesia. Beruntung bisa menjejakkan kaki ke P. Tidung yang masih alami, bebas polusi. Penduduknya ramah2 sama sekali tidak berjiwa komersil dengan mencari keuntungan sebanyak-banyaknya. Semua harga relative murah, bahkan kataku lebih murah dp di Jawa. Menu makan yang dihargai @Rp.15.000,- pun terhitung cukup murah dengan lauk sebanyak itu dan rasanya pun lumayan. Menu untuk 15 orang, tapi lauk masih bersisa banyak. Ga rugi apa ya….
Ga tau 10 tahun ke depan bakal kaya apa. Aku berharap, semoga jika banyak investor yang masuk, tidak lantas menjadikan Tidung sebagai kawasan modern yang komersil. Biarlah tetap alami seperti itu. Tanpa hotel, tanpa tempat hiburan, tanpa rumah makan, tanpa polusi, ke mana-mana jalan kaki dan naik sepeda, biar sehat.
Dan untuk gambaran bagi yang bikin plan mau ke sana, biar gampang, bisa minta tolong ke Pak Wardi (085693565464). Bapak ini bisa kita minta tolong untuk mengkoordinir semua keperluan kita di sana. Baik tempat menginap, sewa sepeda, sewa kapal, sewa peralatan snorkeling, makan, snack, bahkan barbeque. Sewa sepeda tengah malam pun jadilah, coz kita memaksa malam2 baru telepon minta dikirim sepeda sebanyak 11 buah dan benar juga pk.22.30 diantarlah sepeda2 itu ke rumah.
Dan budget kita selama 2 hari 1 malam di sana, sudah termasuk naik kapal pp @Rp.285.000,-. Murah kan? Ga seperti yang ditakutkan banyak orang, wisata ke Kep. Seribu budgetnya gedhe. Asal perginya rame2, idealnya 10-15 orang coz sewa 1 kapal buat snorkeling cuma muat untuk sekitar 10-15 orang. Budget sewa kapal dan homestay jika rame2 bisa ditanggung banyak orang so liburan bisa jadi lebih murah.
Berikut rincian biayanya:
Naik kapal dari Muara Angke – P. Tidung @Rp.33.000,- begitu pun bea kapal P.Tidung – Muara Angke.
Homestay, rata2 per rumah 300-350ribu, bisa buat mpe 15 orang.
Sewa sepeda per hari @Rp.15.000,-
Makan @Rp.15.000,- kecuali barbeque di tepi pantai, perhitungan tersendiri, kira2 perlu berapa kilo ikan.
Sewa kapal per hari Rp.400.000,- sudah termasuk guide.
Sewa peralatan snorkeling @Rp35.000,- (jacket pelampung, alat bantu pernafasan, kacamata dan sirip katak)
Data di atas data per April 2010.
Ayo…. Ayo…… siapa lagi mau menyusul ke Pulau Tidung………
Baru sempet nulis euy…… Tapi untunglah ingatanku tentang ‘Tidung’ masih begitu apik. Yayaya……never ending story to tell about Tidung…… Tidung Tralala……………
Oh ya, istilah Tidung Tralala ini pertama kali dicetuskan oleh Pai, dari update statusnya di Fb. Hihi dasar tu anak ada2 aja. Jadilah Tidung Tralala jadi jingle andalan kita. Tidung… Tidung… Tidung Tralala………
Jumat sore, 16 April 2010, aku ma Etil berangkat dari Bandung ke Jakarta menyusul Week, Dhex, Nick n Ndra yang sejak siang dah mpe Jakarta. Dan mereka dengan tega menjelajahi ‘Kota Tua’ dan bersepeda ria di sana tanpa mengajakku serta. Hikz……
Kereta Parahyangan tiba di Jakarta amat sangat terlambat. Berangkat dari Bandung pk.17.30 dan baru mpe Jakarta pk21.30. Kasihan Pai yang dari pk.20.00 sudah menunggu di Sta. Gambir. Dia tampak begitu letih. Maafkan………
Semua pada menungguku di dekat loket peron. Duduk ngampar di lantai kaya di barak pengungsian. Waktu mau kufoto pada bangkit menghindar, ‘takut di-upload’…… Huehuehue…. Dasar……
Semua dah pada kelaperan, termasuk aku ma Etil yang sama sekali belum sempat makan malam baru diganjel donut doank. Tapi demi kasih ‘surprise’ to Nick on her B’day n her 5th anniversary with Ndra, akhirnya kita dengan semangat 45 melangkah ke Monas.
Berfoto narsis di halaman Monas. Pembagian tugas. Dhex, Ndra n Pai mengalihkan perhatian Nick, ngerjain Nick yang lg photo session, diulang dan diulang terus dengan alasan ‘belum pas’ take-nya. Week nyiapin B’day cake lengkap dengan lilin anti padam di belakangku n Etil.
Kongkalikong nyiapin surprise B'day to Nick
‘Happy Birthday Nick!!!!!’
Nick kaget banget dengan surprise ini.
Tiup… ayo tiup lagi…………xixixiixi
Hehehehe……… An unforgettable B’day memories in Monas for Nick.
Happy Birthday Nick!!!!! Happy Birthday my dear sister!!!!
Udah kemaleman banget, pk.23.00. Semua terlihat letih, tapi yg namanya laper ya tetep laper. Kita ke hotel dulu (Ibis-Tamarin) naroh barang n then jalan kaki cari makan. Menyusuri jalan, akhirnya sampailah kita di Foodcourt centre di Jl. Sabang. Tempatnya rame, jadi kita semua mikir, pasti enak.
Dan……… hehehehe…… Makanan tetep paling enak di Yogya n Bandung. Lebih enak, lebih murah pula.
Menunggu makanan datang lama pisan, pesan minum pun ma yang jual disambi ‘makan jagung rebus’ dulu. Huehuehue………
Aku jadi tahu, nasi serut di Jakarta = nasi mawut di Bandung = magelangan di Yogya. Tapi ya tetep enak magelangan…… xixixixixixi dasar lidah Jogja……
Amat sangat letih, mandi tengah malam n then tidur. Tidur 3 jam cukuplah, pk.05.00 dah harus siap menuju Muara Angke. Dan akhirnya setelah menunggu taxi agak lama, pk.05.55 kita melaju menuju Muara Angke. Jakarta masih sepi euy…… Menikmati Jakarta yang ga macet. Hehehehe……
Jadwal kapal dari Muara Angke ke P. tidung pk07.00. Dan untunglah pk.06.55 kita sudah sampai. Lengkap sudah rombongan kita. Aku, Etil, Week, Dhex, Pai, Nick, Ndra, Dhani, Ning, Dian & Rizal. 11 orang. Kita berdesak-desakan naik ke dack kapal. Kapal bermuatan penuh, harus rela umpek2an di atas.
Melaju meninggalkan Muara Angke yang bau anyirnya menusuk hidung, melintasi lautan lepas. Semua serba biru. Ga pernah bosan memandang ke laut lepas. Melewati kapal2 nelayan, kapal SPBU di tengah laut, pulau2 kecil yang tampak di kejauhan, dan Jakarta dengan gedung2 tingginya semakin lama semakin jauh dari pandangan. Rasanya benar2 liburan. Damai dan tenang. What a wonderful day!
Dan herannya, di tengah laut pun bisa sms-an, bisa fb-an. Sinyalnya full. Wow wow wow…… Dan perjalanan 3 jam, belum sarapan pula. Akhirnya ludeslah perbekalan makanan kita. Menyesal kenapa tidak bawa makanan yang banyak sekalian…… mana ada yang jualan makanan di tengah laut.
Akhirnya setelah 3 jam perjalanan yang bikin pantat lumayann tepoz, sampailah akita memasguki dermaga Tnidung. Dan pemandangan di depanku….. Ckckckckckck…………kuereeeen……… ga nyesel jauh2 mpee sini…….
Pemandangan pertama saat memasuki dermaga Tidung
Pak Wardi, koordinator kita di sana, sudah menunggu di dermaga. Dengan berjalan kaki beriringan, bersama rombongan2 lain, jalan kaki yg rasanya lumayan jauh coz banyak barang bawaan kita. Ada beberapa rombongan yang barang2nya diangkut dengan becak. Ya, satu2nya angkutan umum yang kulihat di sana cuma becak.
Setelah berjalan melewati lebih kurang 6 warung, banyak pohon jambu air, pohon mangga, pohon pisang, pohon srikaya yg lagi pada berbuah lebat (Hehe sempet khawatir klo ga ada warung coz stock minum kita terbatas, dan jd berpikir ‘woiii bisa rujakan’), akhirnya sampailah kita di sebuah rumah ber-cat hijau. Rumah ‘home-stay’ kita. Rumah dengan 2 kamar tidur, teras, 2 kamar mandi, R. tamu dan R. tengah. Lumayanlah…….
Ibu Homestay kita, Ibu Haji Ida, sangat baik dan ramah. Bahkan memperbolehkan kita ikut mandi di kamar mandinya di rumah belakang.
Sambil menunggu datangnya makan siang, kita bikin plans. Mau snorkeling setelah makan siang dan sorenya lihat sunset. Yayayayayaya…… malamnya nonton hujan meteor di tepi pantai kalau masih pada sanggup begadang.
Menu makan siang kita, lumayanlah. Makan ngampar di teras depan. Lauk ayam goreng, ikan asin, tempe, sayur asem, kerupuk dan sambal n tak lupa pisang ambon untuk buah.
Usai makan, kita preparing for snorkeling. Sebelum berangkat berfoto dulu bersama P. Wardi & bu Haji Ida. Coba nti bandingkan ya, tampak sebelum dan tampak sesudah snorkeling. Xixixixixi……
Berfoto bersama P. Wardi & I. Haji Ida
Dengan diantar P. Wardi, kita ke tempat penyewaan peralatan snorkeling. Masing2 pilih sesuai ukuran, harus pas, biar ga kedodoran n lepas2 waktu di air nanti. Kacamata, jacket pelampung, kaki katak dan alat bantu pernafasan.
Persiapan Snorkeling
Dengan diantar 2 orang awak kapal yang begitu baik n sekaligus jadi guide kita, mulailah pengalaman snorkeling pertama kita. Rencana awal, kita mau snorkeling ke P. Tidung, P. Karang Beras, P. Payung dan Pulau Air. Dan kalau keburu lanjut bermain-main di Pantai pasir putih di P. Tidung kecil.
Snorkeling.... Snorkeling....
Pertama-tama kita penyesuaian dulu di laut yang dangkal, setelah bisa menyesuaikan baru diajak ke laut yang dalam.
Huehuehue…. Akhirnya bisa lihat pemandangan bawah laut juga. Yah, memang ga sebagus di Bunaken atau di Papua, Ambon seperti yang sering kulihat di tivi2. Pemandangan bawah lautnya didominasi oleh batu karang, semua serba putih-coklat, bahkan biota lautnya pun serba coklat., bukan warna-warni hiaju-biru-merah-kuning seperti bayanganku sebelumnya. Sesekali terlihat ikan2 kecil loreng2 hitam-putih dan warna-warni biru, kuning, tapi cuma ada beberapa. Pai sempat lihat ikan pari, dan aku lihat belut laut. Si Etil sempat lihat bulu babi, bikin dia rada parno. Secara kan memang berbahaya.
Pemandangan bawah laut.... (all pics taken by Nining)
Dan buat yang ga bisa renang, jangan takut bakal tenggelam, coz banyakan diantara rombongan kita banyak yang ga bisa renang. Safe kok. Dengan memakai jacket pelampung dijamin tidak akan tenggelam. Snorkeling cuma bermodal mengambang aja n menundukkan kepala, mengarahkan pandangan ke bawah, jadilah terlihat pemandangan bawah laut yang terlihat begitu dekat dan nyata di depan kita. Dan Pai yang memang jago berenang jadi pengin ‘diving’. Dia saking penginnya ambil bunga karang di dasar laut, akhirnya dilepasnya jaket pelampung n kaki kataknya and then menyelamlah dan berhasil membawa 3 bunga karang yang sedianya mau kubawa pulang buat oleh2 tapi ketinggalan di rumah Ibu Haji.
Kita cuma sempat snorkeling di P. Tidung dan P. Karang Beras. Ombak keburu tinggi, terlalu riskan buat kita. Akhirnya pulanglah kita. Ombak lumayan tinggi. Kita terombang-ambing cukup lama di laut. Air masuk mpe perahu. Huehue serasa naik Kora-Kora di Dufan, tapi jauh… jauh… lebih seruuuuuu……….
Ning n Dhani dah ga kuat, mengeluh pusing, mual2. Ya mabuk laut. Berguna juga persediaan tolak angin-ku. Bahkan Pai, yang tampak perkasa pun tumbang… Hihihihi…. Pai mabuk laut………
Dan kelaperan. Menyesal kenapa tadi ga ngebekel makanan.
Selama terombang-ambing di laut inilah banyak kulihat pelangi. Hei hei hei….. Ada pelangi. Itu di sana, dan di sana juga. Ya ya ya….. banyak pelangi di atas laut. Hasil pembiasan sinar matahari yang bentrok dengan ombak yang muncrat2 ke arah kapal.
Kyaaaaaa……… banyak pelangi!!!!!!!!!
Sampai ke darat, semua takjub dengan perubahan bentuk kita. Huehuehuehue………. Semua tampak gelap, belang2.xixixixiixi… Hidup hideung…………
Bakal pulih berapa lama ya??????
Sebulan? Dua bulan? Tiga bulan?????
Ga peduli, yang penting kita laper, need something to eat. Dan akhirnya setelah sampai di homestay, kita stop mang mie ayam baso yang lewat. Nyam nyam nyam……… Dalam sekejab langsung ludes. Mang mie ayam-nya laris manis euy……
Habis mandi, ga terasa langit di ufuk barat udah kemerahan. Sunrise………heheheheh….. Dan begegaslah kita dengan berjalan kaki, melangkah ke Dermaga Tidung, view sunrise dari sana.
Kyaaaa…………cantiknya…….
Langit didominasi oleh warna biru. merah, orange dan hitam. Bertabur banyak bintang dan tampak bulan sabit di ujung utara. Kapal2 di kejauhan tampak berbentuk siluet2 hitam bikin semakin cantik suasana.
Ga tau kenapa sore itu begitu banyak bintang. Sekali kita melihat bintang jatuh. Dan terlihat banyak rasi bintang. Dan sejenak kita flash back ke pelajaran SMP dulu.
Itu rasi bintang pari………, itu rasi bintang biduk……, dan itu….. dan itu……… Wow wow wow………
Sunset dilihat dari dekat dermaga Tidung
Dan herannya, waktu tengah malam aku kembali ke sana dengan niat mau lihat hujan meteor coz dpt titipan ‘a wish’ juga, ternyata bintang yang terlihat hanya satu dua. Tampak spokiiiiiiiiiyyyyy banget. Laut pasang. Tempat yang di sore hari kita bisa berfoto-foto narsis di sana, semua sudah terendam air. Dan anginnya kenceng banget. Sueeeerrrrrr……… aku yg cuma berdua ma Etil, mpe merinding. Sepi banget. Tak terlihat seorang pun di sana. Hanya gelap dan gelap di depan kita. Memang nekaaad….. Yang lain pada tidur lelap, ga bisa dibangunin. Cuma Week aja yang terjaga mbukain n nutupin pintu depan. Ya ya ya, semua pada tepar kecuali aku yang ga bisa tidur coz kepanasan. Gila gerah banget. Keringat ngalir terus.
Dan tak satu pun bintang jatuh yang kita lihat. Akhirnya kembali ke rumah. Menunggu mpe 00.45 di depan rumah coz katanya puncak hujan meteor pk.00.30. Dari depan rumah, bintang jauh terlihat lebih jelas dibanding dilihat dari tepi pantai. Dan tetap saja tak satu pun meteor jatuh malam itu.
Yayayayayah…. Memang kita belum beruntung………
Keesokan pagi, semuanya pada bangun kesiangan. Aku yg sudah berpesan ke Ibu Haji Ida, minta dibangunin pk.04.00, baru bangun pk.05.00. Itupun setelah dibangunin Ibu Haji Ida. ‘Jadi mau pada lihat matahari terbit ga?’
‘Yayaya jadi Bu!!!!!’
Tanpa mandi, cukup cuci muka aja, akhirnya kita rombongan cewek2, ber-7, pk.05.40 mengayuh sepeda menuju ke timur. ‘Bike to the sunrise’. Semangat!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Ternyata jalan sudah lumayan rame, di luar masih terlihat gelap. Beruntunglah kita, biarpun bangun kesiangan, tapi sunrise kali ini terlambat, jadi kita masih bisa mengejarnya. Dan anak2 cowok. Heran. Jadi tahu. Kenapa cowok lebih gampang cape dan lebih mudah menyerah daripada cewek ya. Perasaan kemarin sehabis snorkeling, mereka tidur sore sudah lumayan lama. Habis makan malam, itupun harus dibangunin berkali-kali baru pada mau bangun untuk makan, lanjut tidur lagi mpe pagi. Eh pagi2 yang katanya pada mau kut lihat sunrise pada bergeming waktu dibangunin. Ya sudah nti nyusul aja………
Kita parkir sepeda di tepi pantai. Sepeda digeletakin di mana aja, aman. Heran, waktu di rumah, sepeda cuma ditaruh gitu aja di halaman tanpa kunci pengaman, bahkan pintu gerbang pun tidak ditutup. Juga kulihat beberapa sepeda motor diparkir di depan rumah dengan kunci menggantung. Ya, di Pulau kecil seperti itu, siapa yg akan mencuri, semua penduduk kenal. Akses ke luar Pulau cuma dengan kapal, itu pun sehari sekali keberangkatan pk.14.00. Tapi jangan coba2 naruh sandal di depan rumah, suka ilang.
Keyeeeeen banget…………
Semua di depan mata kita tampak bak siluet. Langit kemerahan. Jembatan memanjang penghubung Pulau Tidung besar dan Pulau Tidung kecil pun cuma terlihat bak siluet hitam memanjang. Udara benar2 segar, angin laut berhembus semilir. Serasa di surga……….
Andai bisa lebih lama merasakan ini semua…….
Dan………. Akhirnya, SUNRISE……… My first perfect sunrise. Kunikmati dari tengah2 jembatan di tengah laut.
Semua takjub memandang ke satu titik yg sama. Sunrise.
The perfect sunrise @Tidung....... keyen
Perlahan matahari mulai naik, sinar matahari pagi cahayanya sungguh hangat dan membuat apa pun obyek yang kita foto tampak lebih exotic. Pencahayaan yang alami tanpa perlu setting sana-sini.
Matahari semakin tinggi
Sebuah Perahu....
Keramba...
Laut di bawah jembatan merupakan laut dangkal. Semua biota yang ada di dalamnya terlihat jelas. Dan sejauh mata memandang, tampak gradasi warna air laut yang begitu kentara. Biru muda, biru kehijauan, dan biru tua. Biru tua, menunjukkan di situ laut yang dalam, kedalaman 40-55 km. Terlihat ada beberapa kapal berlalu lalang di sana.
Laut dangkal. Kehidupan biota di dalamnya terlihat jelas
Berjalan melewati jembatan menuju Pulau Tidung kecil sebenarnya lumayan jauh, tapi coz kita semua menikmati perjalanan kita, jadi tidak terasa. Untung aku ada bawa bekal makanan dan minuman, jadi bisa nyarap dulu di jembatan…. Xixixixixi…..
Pulau Tidung kecil, tampak rimbun. Di ujung timur pulau ini, ada pantai pasir putih yang bagus. Sayangnya aku ga sempat jalan kaki mpe sana. Di Pulau ini juga ada makam ‘Panglima Hitam’, katanya dia seorang panglima yang dulunya berjasa mengalahkan bajak laut. Akhirnya menetap dan dimakamkan di sana. Katanya makamnya dikeramatkan, tiap malam Jumat kliwon suka ada yang berziarah atau bermeditasi di sana. Spokiiiyyyy juga ya……
Ada juga kulihat rombongan backpacker yang berkemah di tepi pantai Pulau Tidung kecil ini. Memang lokasinya lumayan terlindung dari angin laut, tapi sayangnya pantai di sekitar situ terlihat kotor, banyak sampah. Sepertinya sampah2 yang dibawa air laut dari Pulau Jawa. Huehuehue….ga suka……
Ketika matahari dah mulai tinggi, tampak dari kejauhan Arjuna2 berkaos putih datang. Huw uh…. Matahari dah tinggi baru pada bangun. Akhirnya mereka harus rela hanya menikmati sunrise dari foto2 yang kita ambil. Kacian deh loe pade…… :p
Matahari mulai terik. Kita semua yang sudah terlihat exotic sudah ga peduli bakal lebih exotic lagi. Sebelum back to homestay untuk sarapan merangkap makan siang coz memang sudah siang, lanjut mandi and then bersepeda lagi ‘bike to the island’, kita sejenak melepas dahaga dengan es kelapa muda. Harganya murah banget, jika mengingat kita lagi di obyek wisata. Es kelapa utuh Rp.5.000,-, es kelapa cup Rp.3.500,-. Segar…………
Habis cape bersepeda, mpe rumah sudah tersaji nasi uduk di ruang tamu. Huwhuw semua makan dengan lahap. Rasanya itulah saat makan terenak kita selama di Tidung.
Habis makan, mandi, n then lanjut sepedaan lagi. Kali ini Dian, Rizal ma Etil tidak ikut serta. Pada tepar. Dan mereka inilah yang selamat dari ‘hideung yang amat sangat dan iritasi kulit’. Ya, sinar matahari benar2 menyengat. Membuat muka jadi semerah saga.
Kali ini kita bersepeda ke arah barat, menyusuri pantai barat. Melewati jalan yang cuma muat untuk dua sepeda, itu pun kalau berpapasan harus mengalah salah satu. Tidak ada satu pun mobil di sana. Sepeda motor yang banyak dijumpai di sana. Tapi tak kulihat satu pun yang jual bensin ataupun bengkel di sana. Tapi pasti ada, di mana ya……
Penduduk di sana ramah2. Tiap papasan di jalan, mereka mau tersenyum. Humhumhum jadi betah, serasa di rumah sendiri, sungguh kita diterima baik di sana. Jalan2nya pun kita gampang apal, tidak perlu takut bakal nyasar.
Akhirnya kita melewati jalan setapak yang cuma bisa dilewati satu sepeda. Jalan berpasir di kanan-kiri jalan semak-semak dan ilalang. Tadinya kupikir itu tanaman padi. Heran kok bisa ada sawah di sini.
Banyak juga pohon kelapa.
Dan gedung sekolah ‘Madrasah’ yang kita jumpai ada di tengah2 hutan ilalang,. Jauh dari pemukiman. Gedungnya besar, bagus. Bahkan gedung Kelurahan di sana pun tampak bagus dengan gaya modern. ‘Hehehe, jangan salah, pulau ini kaya lho,’ kata Pai.
Tapi serem juga gedung sekolah di tempat terpencil gitu. Klo pulang kemaleman gimana………
Pantai di sepanjang Pantai barat P. Tidung, berpasir putih tapi lengket di kaki coz butiran2 pasirnya begitu kecil berasal dari rontokan2 batu karang. Laut dangkal yang membentang dengan banyak ganggang laut dan ikan2 kecil berwarna hitam. Dan si Pai menemukan satu makhluk aneh yang ga tau apa namanya. Semua juga ga berani memegangnya coz ga tau makhluk ini berbahaya atau tidak.
Pantai barat pulau Tidung
Pukul 12an kita bergegas kembali ke rumah, harus packing, jadwal kapal dari P. Tidung ke Muara Angke pk.14.00. Kita belum mandi, packing, pamitan. Hehehehe
Seperti biasa, aku pengin memfoto mereka yang pada bersepeda di depanku. Dan akibatnya aku jauh tertinggal dari yang lain. Dan untunglah Pai tidak meninggalkanku sendirian, kalau tidak aku pasti akan menangis kebingungan coz sepedaku tiba2 aja rewel pedalnya tiap dikayuh beberapa meter suka lepas2 sendiri. Mana hp yang kubawa yang Telkomsel, ga ada sinyal di sana, Yang Indosat, yang full signal, lagi di-charge. So Pai harus merelakan diri memasang pedal dan memukulnya dengan batu biar bisa lebih kuat terpasang. Terpaksa berkali-kali berhenti, pasang pedal lagi. Ampun deh…. Cape banget. Thanks so much Pai…… ^_^
Dan setelah sampai di rumah, aku baru tahu, ternyata keadaan sepeda Pai juga amat parah, stang sepeda lepas dan sadelnya elastis banget, gerak2 sendiri seenaknya mpe 180°’. Huhuhu…… Salut ma dirimu Pai, sama sekali tidak mengeluh………
Sepedaku, pedalnya patah... :(
Sepeda Pai, lebih parah... :D
Waktu evaluasi dengan Pak Wardi, aku complain tentang sepeda. Kata P. Wardi, kalau kaya begitu, tinggalin aja sepedanya di tempat sepeda itu bermasalah, terus telepon, nti akan diantar sepeda penggantinya ke sana. Huehuehueue…… muzti nunggu datangnya sepeda pengganti berapa lama coz kita berada di ujung barat pulau….
Dan dari pengamatan, sepeda2 yang bermasalah baik pedal, sadel, stang ataupun rem blong, semuanya di sepeda federal, bahkan masih bersegel plastic. So bersegel bukan jaminan. Untuk sepeda2 mini berkeranjang, sama sekali tidak bermasalah, safe. So… lain kali klo sewa sepeda, yang sepeda mini berkeranjang aja, cowok pun ga masalah. Xixixixixi
Akhirnya kita musti pergi. Makan siang kita minta dibungkus coz ga akan sempat makan, bisa buat bekal di kapal. Berpamitan dengan Ibu Haji Ida.
‘Maaf Bu, rumahnya jadi kita berantakin.’
‘Makasih ma Pak Wardi sudah banyak dibantu’.
‘Kapan2 boleh ke sini lagi ya Bu. Makasih.’
Huehuehue sedih juga harus meninggalkan Tidung.
Kapal terlambat datang. Jadwal pk.14.00 ternyata baru datang pk.15.00. Makan siang yang sedianya mau dimakan di kapal, akhirnya dimakan di dermaga. Dan ketika lihat ada yang pada makan es lilin, kita pun jadi kabitha. Setelah tanya sana-sini ga tau di manakah gerangan sang penjual es lilin ini yang olalala ternyata nangkring di depan kita persis, satu2nya penjual mie ayam di sana yang siang itu laris-manis.
Berdesak-desakan naik ke atas kapal, ga ada yang mau ngalah, untunglah kita keangkut juga. Memilih di bawah. Dan aku menyesal dengan pilihan ini. Sumpek, panas, sama sekali ga ada pemandangan. Bikin pusing. Mana di sana-sini air laut bisa muncrat masuk. Mana laper, mau makan juga ga enak coz depan-belakang, kanan-kiri banyak orang ga ada yang makan sama sekali. Perjalanan terasa lama sekali. Yah, paling tidak udah ngrasain pengalaman naik kapal di badan kapalnya. Dan semoga bezok2 tidak akan terulang lagi……
Pk.18.00 kapal baru mpe Muara Angke. Kita terpisah di 3 taxi dengan tujuan yang berbeda-beda. Week, Dhex, Nick, Pai, Ndra ke Airport; aku, Etil, Dian ma Rizal ke Gambir dan Dhani n Ning ke Sunter.
Dari Muara Angke kita lihat langit kemerahan. Sunset…..
Huehuehue…. Jadi pengin lihat sunset di Tidung lagi……….
Kesimpulan akhir tentang liburan kali ini:
Ga menyesal memilih berlibur ke Pulau Tidung, Pulau paling selatan barat dan pulau paling besar di Kepulauan Seribu. Sungguh apik, masih alami. Takjub, ternyata ada tempat seindah itu di Indonesia. Beruntung bisa menjejakkan kaki ke P. Tidung yang masih alami, bebas polusi. Penduduknya ramah2 sama sekali tidak berjiwa komersil dengan mencari keuntungan sebanyak-banyaknya. Semua harga relative murah, bahkan kataku lebih murah dp di Jawa. Menu makan yang dihargai @Rp.15.000,- pun terhitung cukup murah dengan lauk sebanyak itu dan rasanya pun lumayan. Menu untuk 15 orang, tapi lauk masih bersisa banyak. Ga rugi apa ya….
Ga tau 10 tahun ke depan bakal kaya apa. Aku berharap, semoga jika banyak investor yang masuk, tidak lantas menjadikan Tidung sebagai kawasan modern yang komersil. Biarlah tetap alami seperti itu. Tanpa hotel, tanpa tempat hiburan, tanpa rumah makan, tanpa polusi, ke mana-mana jalan kaki dan naik sepeda, biar sehat.
Dan untuk gambaran bagi yang bikin plan mau ke sana, biar gampang, bisa minta tolong ke Pak Wardi (085693565464). Bapak ini bisa kita minta tolong untuk mengkoordinir semua keperluan kita di sana. Baik tempat menginap, sewa sepeda, sewa kapal, sewa peralatan snorkeling, makan, snack, bahkan barbeque. Sewa sepeda tengah malam pun jadilah, coz kita memaksa malam2 baru telepon minta dikirim sepeda sebanyak 11 buah dan benar juga pk.22.30 diantarlah sepeda2 itu ke rumah.
Dan budget kita selama 2 hari 1 malam di sana, sudah termasuk naik kapal pp @Rp.285.000,-. Murah kan? Ga seperti yang ditakutkan banyak orang, wisata ke Kep. Seribu budgetnya gedhe. Asal perginya rame2, idealnya 10-15 orang coz sewa 1 kapal buat snorkeling cuma muat untuk sekitar 10-15 orang. Budget sewa kapal dan homestay jika rame2 bisa ditanggung banyak orang so liburan bisa jadi lebih murah.
Berikut rincian biayanya:
Naik kapal dari Muara Angke – P. Tidung @Rp.33.000,- begitu pun bea kapal P.Tidung – Muara Angke.
Homestay, rata2 per rumah 300-350ribu, bisa buat mpe 15 orang.
Sewa sepeda per hari @Rp.15.000,-
Makan @Rp.15.000,- kecuali barbeque di tepi pantai, perhitungan tersendiri, kira2 perlu berapa kilo ikan.
Sewa kapal per hari Rp.400.000,- sudah termasuk guide.
Sewa peralatan snorkeling @Rp35.000,- (jacket pelampung, alat bantu pernafasan, kacamata dan sirip katak)
Data di atas data per April 2010.
Ayo…. Ayo…… siapa lagi mau menyusul ke Pulau Tidung………
BERHARAP MASIH BISA MENGULUR WAKTU
Tuesday, March 30, 2010
Mengingat begitu banyak hal yang terjadi belakangan ini, aku tahu, sudah saatnya bagiku memikirkan untuk ‘moving’. Harus mulai mempersiapkan segala sesuatunya. Setahun ini, memang segalanya belum siap dan belum memungkinkan untuk ‘moving’. Tapi hal ini sebenarnya tidak membebaniku, malah membuatku lega. Ya, mengulur waktu dan terus mengulur waktu. Aku memang belum siap lahir dan batin untuk moving. Membayangkan betapa akan mencekamnya hari2ku di sana. Sepi. Malam2 kelaperan, sibuk di dapur sendiri, makan sendiri. Apa2 diurus sendiri, tidak ada yang bisa dimintai tolong seperti biasanya minta tolong ke anak2. Mau ke mana2 jauh. Apa nantinya bakal lebih irit ya. Klo udah di rumah, pasti bakal males ke mana2. Mall, 21 cineplex, makan di luar. Keknya bakal berkurang banyak. Dan lat.koor. Itu yang kutakutkan. Pasti penyakit malasku bakal kambuh. Palagi klo pas hujan gedhe. Wah wah. Mudah2an beribadah tiap minggu terus ga jadi males ya.
Aku tahu, semua klo terpaksa, pasti bisa. Lama2 pasti akan terbiasa. Seperti dulu jarak rumahku dengan SMA-ku dan kampusku begitu jauh, tapi ga terasa, toh akhirnya bisa lulus juga.
Yayaya, aku sudah menyiapkan diri menghadapi segala kemungkinan yang bakal kujalani di lingkungan baru. Mau ga mau aku harus siap. Ini dah mau masuk tahun ke-7-ku kost di sini, masak mau 9-10 tahun kost di sini. Jangan deh……
Tapi, sekarang2 ini, aku kembali berharap bisa mengulur waktu lagi. Paling ga mpe setahun dua tahun ke depan. Bukan kesendirian, bukan kesepian, bukan pula hantu yang kutakuti. Tapi buatku jauh lebih menakutkan dari hantu. Bingung…… Kenapa harus kutemui yang seperti ini. Aku jadi merasa tidak safe lagi. Bahkan untuk pergi ke sana sendirian pun ketakutan itu tetap kurasakan hingga membuatku enggan ke sana.
Kadangkala aku merasa nyaman sendiri, tapi kalau dihadapkan pada situasi seperti ini, status sendiri itu sungguh merepotkan. Ya, pada situasi tertentu memang ‘bodyguard’ amat sangat diperlukan…. xixixixixi
Yah, mudah2an akan ada jalan keluar yang terbaik untuk ini semua. Mudah2an the troublemakers yang memusingkanku dan amat sangat menggangguku belakangan ini segera disadarkan untuk tidak lagi mengganggu ketentramanku.
As soon as possible…….
I hope so………….
Mengingat begitu banyak hal yang terjadi belakangan ini, aku tahu, sudah saatnya bagiku memikirkan untuk ‘moving’. Harus mulai mempersiapkan segala sesuatunya. Setahun ini, memang segalanya belum siap dan belum memungkinkan untuk ‘moving’. Tapi hal ini sebenarnya tidak membebaniku, malah membuatku lega. Ya, mengulur waktu dan terus mengulur waktu. Aku memang belum siap lahir dan batin untuk moving. Membayangkan betapa akan mencekamnya hari2ku di sana. Sepi. Malam2 kelaperan, sibuk di dapur sendiri, makan sendiri. Apa2 diurus sendiri, tidak ada yang bisa dimintai tolong seperti biasanya minta tolong ke anak2. Mau ke mana2 jauh. Apa nantinya bakal lebih irit ya. Klo udah di rumah, pasti bakal males ke mana2. Mall, 21 cineplex, makan di luar. Keknya bakal berkurang banyak. Dan lat.koor. Itu yang kutakutkan. Pasti penyakit malasku bakal kambuh. Palagi klo pas hujan gedhe. Wah wah. Mudah2an beribadah tiap minggu terus ga jadi males ya.
Aku tahu, semua klo terpaksa, pasti bisa. Lama2 pasti akan terbiasa. Seperti dulu jarak rumahku dengan SMA-ku dan kampusku begitu jauh, tapi ga terasa, toh akhirnya bisa lulus juga.
Yayaya, aku sudah menyiapkan diri menghadapi segala kemungkinan yang bakal kujalani di lingkungan baru. Mau ga mau aku harus siap. Ini dah mau masuk tahun ke-7-ku kost di sini, masak mau 9-10 tahun kost di sini. Jangan deh……
Tapi, sekarang2 ini, aku kembali berharap bisa mengulur waktu lagi. Paling ga mpe setahun dua tahun ke depan. Bukan kesendirian, bukan kesepian, bukan pula hantu yang kutakuti. Tapi buatku jauh lebih menakutkan dari hantu. Bingung…… Kenapa harus kutemui yang seperti ini. Aku jadi merasa tidak safe lagi. Bahkan untuk pergi ke sana sendirian pun ketakutan itu tetap kurasakan hingga membuatku enggan ke sana.
Kadangkala aku merasa nyaman sendiri, tapi kalau dihadapkan pada situasi seperti ini, status sendiri itu sungguh merepotkan. Ya, pada situasi tertentu memang ‘bodyguard’ amat sangat diperlukan…. xixixixixi
Yah, mudah2an akan ada jalan keluar yang terbaik untuk ini semua. Mudah2an the troublemakers yang memusingkanku dan amat sangat menggangguku belakangan ini segera disadarkan untuk tidak lagi mengganggu ketentramanku.
As soon as possible…….
I hope so………….
PELANGI ITU TAMPAK UTUH
Monday, March 29, 2010
Minggu sore, 28 Maret 2010 pk.17.59 WIB, Tiut kirim sms, ‘Mba ada pelangi, cepetan.’
Langsung aku teriak, ‘Ada pelangi. Sal, Etil. Pelangiiiii....’
Aku n Salliwet tergopoh2 segera keluar. Hujan gerimis. Di sebelah barat langit kemerahan, tak terlihat sebentuk pelangi. Salliwet segera bergegas ke dack atas tempat jemur. ‘Buntil, Buntil, cepetan. Itu pelanginya.’
Wouwwwwwwww......... bagus banget. Kali ini tampak utuh Membentang di ufuk timur di sela-sela deretan atap.
‘Kamera, kamera, buruan, nti keburu ilang.’
Aku n Salliwet bergegas turun ambil kamera dan secepat kilat segera kembali ke dack, bikin kehebohan yang menggugah rasa ingin tahu Burhan tapi tak sanggup menggugah Etil untuk meninggalkan boneka Dino-nya yang anteng dalam dekapannya di kasur. Dasar Etiiil......
Yuph. Pelangi masih ada. Gradasi warna-warninya yg indah masih tampak sempurna. Biarpun ga sampai 5 menit kita menikmatinya coz keburu memudar, tapi kita berhasil take. Tapi tampak lebih indah pelangi aslinya. Langit kemerahan di ufuk barat pun ketika di-take juga tampak tak seindah aslinya. Yah, keindahannya memang hanya bisa diabadikan oleh lensa mata kita dan terekam kuat dalam memori otak kita bukan SDHC kamera.
Setelah 1 bulan yang lalu pagi2 kulihat pelangi yang baru tampak separo di ufuk barat, akhirnya bisa juga kulihat pelangi yang tampak utuh di ufuk timur. Pelangi keduaku di Bandung.
Semoga ini pertanda akan hadirnya pelangi yang akan membuat hari2ku lebih berwarna. Amin.
Berlanjut sms-an dgn Tiut:
Me : Yuhuu… THX. Smpt diphoto.. Pelangi kali ini tampak utuh. Berarti langit kt sama ya. Sama2 ada pelangi. xixi
Tiut: Makan sore kali ini sungguh indah, ditemenin pelangi dan hujan rintik2. Pas masuk ruang kerja puyeng lg.
And send to many : Yuhuu… kembali kulihat pelangi lagii… Kali ini tampak utuh… ^_^
Selly : Pelangi di minggu palma hehe awal yg bagus. Yerusalem. Yerusaleeem….! Halah ^^
Dhex : maksud loe!!!!
Week : Kalau mau tiap hari ada pelangi, pake aja sandal meli… ;p
Riz : Neng kene mah ra kethok apa2. Hujan.
************* Kumat dah lebai-na. xixixixixixixi
Minggu sore, 28 Maret 2010 pk.17.59 WIB, Tiut kirim sms, ‘Mba ada pelangi, cepetan.’
Langsung aku teriak, ‘Ada pelangi. Sal, Etil. Pelangiiiii....’
Aku n Salliwet tergopoh2 segera keluar. Hujan gerimis. Di sebelah barat langit kemerahan, tak terlihat sebentuk pelangi. Salliwet segera bergegas ke dack atas tempat jemur. ‘Buntil, Buntil, cepetan. Itu pelanginya.’
Wouwwwwwwww......... bagus banget. Kali ini tampak utuh Membentang di ufuk timur di sela-sela deretan atap.
‘Kamera, kamera, buruan, nti keburu ilang.’
Aku n Salliwet bergegas turun ambil kamera dan secepat kilat segera kembali ke dack, bikin kehebohan yang menggugah rasa ingin tahu Burhan tapi tak sanggup menggugah Etil untuk meninggalkan boneka Dino-nya yang anteng dalam dekapannya di kasur. Dasar Etiiil......
Yuph. Pelangi masih ada. Gradasi warna-warninya yg indah masih tampak sempurna. Biarpun ga sampai 5 menit kita menikmatinya coz keburu memudar, tapi kita berhasil take. Tapi tampak lebih indah pelangi aslinya. Langit kemerahan di ufuk barat pun ketika di-take juga tampak tak seindah aslinya. Yah, keindahannya memang hanya bisa diabadikan oleh lensa mata kita dan terekam kuat dalam memori otak kita bukan SDHC kamera.
Setelah 1 bulan yang lalu pagi2 kulihat pelangi yang baru tampak separo di ufuk barat, akhirnya bisa juga kulihat pelangi yang tampak utuh di ufuk timur. Pelangi keduaku di Bandung.
Semoga ini pertanda akan hadirnya pelangi yang akan membuat hari2ku lebih berwarna. Amin.
Berlanjut sms-an dgn Tiut:
Me : Yuhuu… THX. Smpt diphoto.. Pelangi kali ini tampak utuh. Berarti langit kt sama ya. Sama2 ada pelangi. xixi
Tiut: Makan sore kali ini sungguh indah, ditemenin pelangi dan hujan rintik2. Pas masuk ruang kerja puyeng lg.
And send to many : Yuhuu… kembali kulihat pelangi lagii… Kali ini tampak utuh… ^_^
Selly : Pelangi di minggu palma hehe awal yg bagus. Yerusalem. Yerusaleeem….! Halah ^^
Dhex : maksud loe!!!!
Week : Kalau mau tiap hari ada pelangi, pake aja sandal meli… ;p
Riz : Neng kene mah ra kethok apa2. Hujan.
************* Kumat dah lebai-na. xixixixixixixi
KEPALA AYAM
Monday, March 22, 2010
Dari dulu aku ga suka makan yang bagian ujung2, kek kepala, lidah, ceker. Bukannya ga doyan, ga minat aja. Tampak mengerikan……….hiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
Tapi…………
Sabtu, 20 Maret, pk.22.00, dari kamarku tercium bau ayam goreng. Hmmmmmmmm………tampak yummy………
Yatie lagi menggoreng ayam. Antara pengin dan tak pengin coz sudah gosok gigi.
‘Nih, yang mau ambil aja. Ada di meja ya!
Mbak, kepala ayam ni! Ada banyak!’ Yatie menawariku.
Pengiin………
Salliwet tampak antusias dan seperti biasa dia suka kelaperan tengah malem, ambil nasi anget yang baru kelar masak secenthong, dan mulai sibuk mengunyah.
Ga tahan, kusamperin meja makan.
‘Boleh digadho ga!’, tanyaku ke Yatie.
‘Haiyaa…..pake nanya segala,’ komentar Sally,’Lha itu dari tadi klo ga ngegadho apa namanya?’
‘Ambil aja, masih banyak kok! Nti klo mau goreng lagi!’ kata Yatie.
Akhirnya kucomot kepala ke-2. Hm…. Hm…. Hm…… Yummy………
Cuma dibumbui garam ma bawang putih aja ma Yatie.
Rasanya asin gurih. Pendapatku soal kepala ayam jadi berubah. Enaaaak……………
Si Etil yang sejak sore udah masuk ke kamar, tampak ragu2. Antara pengin dan ga pengin. Dan aku tahu, Prosentase ‘pengin’ lebih banyak. Ga ada alasan sudah gosok gigi.
“Ayo Etil. Enak lhuooooo……..!!!!!!!!!!!’
Dan akhirnya, ‘Buntil makan juga ga?’
‘Iya Til, aku makan!’
Dan keluarlah si Etil dari kamar. Senyum2 berjalan ke meja makan. Laper juga tu anak yang tadinya keukeuh ga mau makan padahal makan terakhir jam 2 siang. Tak berapa lama si Etil mulai ikut sibuk dengan secenthong nasi dan kepala ayam di piringnya.
Nyam nyam nyam nyam……… ^_^
Dari dulu aku ga suka makan yang bagian ujung2, kek kepala, lidah, ceker. Bukannya ga doyan, ga minat aja. Tampak mengerikan……….hiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
Tapi…………
Sabtu, 20 Maret, pk.22.00, dari kamarku tercium bau ayam goreng. Hmmmmmmmm………tampak yummy………
Yatie lagi menggoreng ayam. Antara pengin dan tak pengin coz sudah gosok gigi.
‘Nih, yang mau ambil aja. Ada di meja ya!
Mbak, kepala ayam ni! Ada banyak!’ Yatie menawariku.
Pengiin………
Salliwet tampak antusias dan seperti biasa dia suka kelaperan tengah malem, ambil nasi anget yang baru kelar masak secenthong, dan mulai sibuk mengunyah.
Ga tahan, kusamperin meja makan.
‘Boleh digadho ga!’, tanyaku ke Yatie.
‘Haiyaa…..pake nanya segala,’ komentar Sally,’Lha itu dari tadi klo ga ngegadho apa namanya?’
‘Ambil aja, masih banyak kok! Nti klo mau goreng lagi!’ kata Yatie.
Akhirnya kucomot kepala ke-2. Hm…. Hm…. Hm…… Yummy………
Cuma dibumbui garam ma bawang putih aja ma Yatie.
Rasanya asin gurih. Pendapatku soal kepala ayam jadi berubah. Enaaaak……………
Si Etil yang sejak sore udah masuk ke kamar, tampak ragu2. Antara pengin dan ga pengin. Dan aku tahu, Prosentase ‘pengin’ lebih banyak. Ga ada alasan sudah gosok gigi.
“Ayo Etil. Enak lhuooooo……..!!!!!!!!!!!’
Dan akhirnya, ‘Buntil makan juga ga?’
‘Iya Til, aku makan!’
Dan keluarlah si Etil dari kamar. Senyum2 berjalan ke meja makan. Laper juga tu anak yang tadinya keukeuh ga mau makan padahal makan terakhir jam 2 siang. Tak berapa lama si Etil mulai ikut sibuk dengan secenthong nasi dan kepala ayam di piringnya.
Nyam nyam nyam nyam……… ^_^
TULANG JAMBAL
Monday, March 22, 2010
Minggu, 7 Maret 2010. Tadinya aku berniat mau puasa. Coz badanku yang lemez pluz perut rada mulez, akhirnya kuputuskan hari ini puasanya off dulu. Belakangan aku dikasih tau, hari Minggu hari yang dikuduskan, tidak boleh puasa. Lagian klo diitung mpe Paska tanpa hari minggu pun puasa sudah pas 40 hari.
‘Kalau gitu makan di luar aja yuk Buntil!’ ajak Etil.
‘Ke Tulang Jambal aja hyuuuu!!!!!’ sambutku.
‘Hayuuuuuuuu!!!!!!!!’
Sudah lama banget pengin nyobain Tulang Jambal belum kesampean. Malam suka udah habis. Musti rada siangan klo pengin masih kebagian.
Pk. 10.00 mpe sana, RM Tulang Jambal di Jl. Banda – Bandung, ternyata belum buka. Aak2nya masih pada prepare.
‘Nti jam 11 Teh!’ kata salah satu Aak.
Akhirnya kita ke Graha Manggala Siliwangi dulu, lagi ada Pameran Komputer Nasional, hari terakhir pameran.
Kita di sana mpe Pk.11.15. Panas terik. Dan ramenya….. Puoool……… Maklum hari terakhir pameran.
Waktu kita keluar dari gedung melewati antrean panjang pengunjung yang antree beli tiket.
Whueleh…… whueleh….. Untung kita bukan salah satu dari pengantre itu………
Waktu kita mpe Tulang jambal lagi, udah mulai tampak beberapa tamu yang lagi makan. Lumayan sudah dikenal. Tamu datang dan pergi. Kebanyakan ber-plat B.
Hehehehe, aku tau rumah makan ini juga dari browsing, baca blog-na orang Jakarte.
Yang paling banyak dipesan di RM ini menu paket 1, paket tulang jambal. Harga Rp.18.500,-. Nasi + Tulang jambal + tahu+tempe + lalapan. Paket 2, paket ayam goreng harga Rp.17.500,-
Dan dari yang aku baca di blog, menu minuman yg special di sini ‘Es kopi duren’.
Aku yang ga doyan duren pluz ga suka kopi, tetep pengin nyobain yang katanya special ini.
Waktu pesan ke si Aak, katanya duren-nya belum datang. Baru datang siangan. Akhirnya aku pesan strawberry juice.
Si Etil yg duluan nyomot tulang jambal-nya memperingatkanku, ‘Jangan pake sambal ya. Ini sudah pedas banget.’
Yayayaya…… Perutku lagi bermasalah.
Dan memang, pedes banget. Tulang jambal yang disiram dengan saus yang super pedes. Tapi mantaph……
Kataku nasinya kurang. Nasiku dah habis, tapi tulang jambal-ku masih sisa banyak. Kutawarkan ke Etil untuk nambah nasi putih 1 porsi buat berdua, si etil sudah menyerah. Dia kekenyangan pluz berhuhah-huhah kepedasan.
Habisnya bandel, nyuruh orang jangan pake sambal, dianya sendiri nekad pake sambel.
Dan, akhirnya durennya datang. Pesan es duren kopi satu buat berdua. Ada juga es duren original yang kulihat banyak juga peminatnya.
Dan sluuuuurphhhhh………
Aku nemu formula baru…….
Duren + Kopi = Ga doyan + Ga suka = Doyan bangeeeeeed……..
Hihihihi……… Aku sama sekali ga mual. Mau lagi dan lagi…..
Akhirnya habis deh es duren kopi dimakan berdua ma Etil.
Sepertinya, aroma kopi yang kuat mampu menetralisir aroma duren yang juga kuat hingga bikin ga mual2 lagi.
Hihihihi……… Keknya habis ini ada indikasi aku bakal doyan duren deh…….
Setelah ber-bulan2 yang lalu aku sanggup makan 1 pongge duren tanpa mual dan kemarin makan es duren juga tanpa mual.
Xixixixixixixi…………………………. ^_^
Minggu, 7 Maret 2010. Tadinya aku berniat mau puasa. Coz badanku yang lemez pluz perut rada mulez, akhirnya kuputuskan hari ini puasanya off dulu. Belakangan aku dikasih tau, hari Minggu hari yang dikuduskan, tidak boleh puasa. Lagian klo diitung mpe Paska tanpa hari minggu pun puasa sudah pas 40 hari.
‘Kalau gitu makan di luar aja yuk Buntil!’ ajak Etil.
‘Ke Tulang Jambal aja hyuuuu!!!!!’ sambutku.
‘Hayuuuuuuuu!!!!!!!!’
Sudah lama banget pengin nyobain Tulang Jambal belum kesampean. Malam suka udah habis. Musti rada siangan klo pengin masih kebagian.
Pk. 10.00 mpe sana, RM Tulang Jambal di Jl. Banda – Bandung, ternyata belum buka. Aak2nya masih pada prepare.
‘Nti jam 11 Teh!’ kata salah satu Aak.
Akhirnya kita ke Graha Manggala Siliwangi dulu, lagi ada Pameran Komputer Nasional, hari terakhir pameran.
Kita di sana mpe Pk.11.15. Panas terik. Dan ramenya….. Puoool……… Maklum hari terakhir pameran.
Waktu kita keluar dari gedung melewati antrean panjang pengunjung yang antree beli tiket.
Whueleh…… whueleh….. Untung kita bukan salah satu dari pengantre itu………
Waktu kita mpe Tulang jambal lagi, udah mulai tampak beberapa tamu yang lagi makan. Lumayan sudah dikenal. Tamu datang dan pergi. Kebanyakan ber-plat B.
Hehehehe, aku tau rumah makan ini juga dari browsing, baca blog-na orang Jakarte.
Yang paling banyak dipesan di RM ini menu paket 1, paket tulang jambal. Harga Rp.18.500,-. Nasi + Tulang jambal + tahu+tempe + lalapan. Paket 2, paket ayam goreng harga Rp.17.500,-
Dan dari yang aku baca di blog, menu minuman yg special di sini ‘Es kopi duren’.
Aku yang ga doyan duren pluz ga suka kopi, tetep pengin nyobain yang katanya special ini.
Waktu pesan ke si Aak, katanya duren-nya belum datang. Baru datang siangan. Akhirnya aku pesan strawberry juice.
Si Etil yg duluan nyomot tulang jambal-nya memperingatkanku, ‘Jangan pake sambal ya. Ini sudah pedas banget.’
Yayayaya…… Perutku lagi bermasalah.
Dan memang, pedes banget. Tulang jambal yang disiram dengan saus yang super pedes. Tapi mantaph……
Kataku nasinya kurang. Nasiku dah habis, tapi tulang jambal-ku masih sisa banyak. Kutawarkan ke Etil untuk nambah nasi putih 1 porsi buat berdua, si etil sudah menyerah. Dia kekenyangan pluz berhuhah-huhah kepedasan.
Habisnya bandel, nyuruh orang jangan pake sambal, dianya sendiri nekad pake sambel.
Dan, akhirnya durennya datang. Pesan es duren kopi satu buat berdua. Ada juga es duren original yang kulihat banyak juga peminatnya.
Dan sluuuuurphhhhh………
Aku nemu formula baru…….
Duren + Kopi = Ga doyan + Ga suka = Doyan bangeeeeeed……..
Hihihihi……… Aku sama sekali ga mual. Mau lagi dan lagi…..
Akhirnya habis deh es duren kopi dimakan berdua ma Etil.
Sepertinya, aroma kopi yang kuat mampu menetralisir aroma duren yang juga kuat hingga bikin ga mual2 lagi.
Hihihihi……… Keknya habis ini ada indikasi aku bakal doyan duren deh…….
Setelah ber-bulan2 yang lalu aku sanggup makan 1 pongge duren tanpa mual dan kemarin makan es duren juga tanpa mual.
Xixixixixixixi…………………………. ^_^
ENTENG BOOOO……………
Friday, March 12, 2010
Merasa lebih ringan, lebih rilexs, seakan banyak bebanku yang berkurang, seiring keputusanku membabat rambutku yang membuat banyak orang seakan tak percaya dengan apa yang kulakukan.
Yayaya, terakhir rambutku pendek waktu SMP. Ibu n terutama nenekku, selalu melarangku potong pendek. ‘Cah wedhok ki pantese rambut dawa’.
Dan ketika sekali waktu nekad rambutku kupotong pendek, komentar nenekku ‘Kaya trondol’. Yaya, nenekku dulu selalu mengultimatumku untuk memanjangkan rambut, bila perlu sampe ke pinggang, tapi aku lebih suka paling panjang sampai pertengahan punggung. Kepanjangan rasa ribet. Dulu waktu SD banyak yang bilang kalau rambutku bagus, hitam dan tebal, itu berkat ibuku yang telaten membuatkanku sari kacang hijau dan kadang mengolesi rambutku dengan minyak kemiri dan lidah buaya. Tidur di pangkuannya, dan membiarkan ibu sibuk dengan rambutku, kadang juga membersihkan muka dan telingaku dengan ‘Johnson baby lotion’ warna pink. Huehuehue kangen masa2 itu. Rasanya nyaman banget….
Tapi lain keadaannya sekarang, rambutku ga lagi setebal dan sehitam dulu, aku ga telaten kaya ibuku. Dan setelah lewat 10 th lebih, sekali2 pengin merasakan lagi punya rambut pendek. Dan aku ga menyesal, toh nti lama2 juga bisa panjang lagi, rambutku termasuk cepat panjang, paling tidak 3 bulan sekali itu jadwalku potong rambut.
Jadi enteng, jadi irit shampoo, jadi irit waktu buat keramas, buat sisiran, bahkan tanpa susah2 menyisir pun ga terlihat acak2an. Hehehe dasar males.
Dan yang pasti untuk beberapa bulan ke depan, ikat rambut n jepit rambutku bakal beristirahat dulu untuk sementara waktu.
Dan ketika ada yang terus mendesakku dengan pertanyaan…. ‘Kenapa???’
Kujawab aja asal,‘Ingin membuka lembaran baru di tahun yang baru’.
‘Kan tahun baru dah lama lewat!’
‘Ini kan bulan lahirku, jadi membuka lembaran baru di umurku yang baru.’
Hihihihihi………………………
Life is beautiful, isn’t it??????????
Merasa lebih ringan, lebih rilexs, seakan banyak bebanku yang berkurang, seiring keputusanku membabat rambutku yang membuat banyak orang seakan tak percaya dengan apa yang kulakukan.
Yayaya, terakhir rambutku pendek waktu SMP. Ibu n terutama nenekku, selalu melarangku potong pendek. ‘Cah wedhok ki pantese rambut dawa’.
Dan ketika sekali waktu nekad rambutku kupotong pendek, komentar nenekku ‘Kaya trondol’. Yaya, nenekku dulu selalu mengultimatumku untuk memanjangkan rambut, bila perlu sampe ke pinggang, tapi aku lebih suka paling panjang sampai pertengahan punggung. Kepanjangan rasa ribet. Dulu waktu SD banyak yang bilang kalau rambutku bagus, hitam dan tebal, itu berkat ibuku yang telaten membuatkanku sari kacang hijau dan kadang mengolesi rambutku dengan minyak kemiri dan lidah buaya. Tidur di pangkuannya, dan membiarkan ibu sibuk dengan rambutku, kadang juga membersihkan muka dan telingaku dengan ‘Johnson baby lotion’ warna pink. Huehuehue kangen masa2 itu. Rasanya nyaman banget….
Tapi lain keadaannya sekarang, rambutku ga lagi setebal dan sehitam dulu, aku ga telaten kaya ibuku. Dan setelah lewat 10 th lebih, sekali2 pengin merasakan lagi punya rambut pendek. Dan aku ga menyesal, toh nti lama2 juga bisa panjang lagi, rambutku termasuk cepat panjang, paling tidak 3 bulan sekali itu jadwalku potong rambut.
Jadi enteng, jadi irit shampoo, jadi irit waktu buat keramas, buat sisiran, bahkan tanpa susah2 menyisir pun ga terlihat acak2an. Hehehe dasar males.
Dan yang pasti untuk beberapa bulan ke depan, ikat rambut n jepit rambutku bakal beristirahat dulu untuk sementara waktu.
Dan ketika ada yang terus mendesakku dengan pertanyaan…. ‘Kenapa???’
Kujawab aja asal,‘Ingin membuka lembaran baru di tahun yang baru’.
‘Kan tahun baru dah lama lewat!’
‘Ini kan bulan lahirku, jadi membuka lembaran baru di umurku yang baru.’
Hihihihihi………………………
Life is beautiful, isn’t it??????????
BIARLAH KEHENDAK-NYA YANG TERJADI
Thursday, March 11, 2010
Cinta tak pernah salah, hanya terkadang dia datang pada waktu dan tempat yang tidak tepat.
Di usiaku sekarang, yang kata orang sudah cukup umur, tapi akunya ga nyadar2 juga, aku tahu aku harus lebih serius, can not play around anymore, dan ini tidak gampang. Memilih bukan untuk sebulan dua bulan, tapi untuk sepanjang sisa umurku. Ya sekali untuk seumur hidup, sesuai apa yang kuyakini dan kuimani.
Dan segalanya sungguh tidak bisa kumengerti. Aku memerlukan sebuah jawaban, tapi jawaban yang ada di depanku, itu sungguh jawaban2 yang aku tahu tidak masuk akal dan tidak bisa kupilih. Aku tahu, aku tidak boleh dan memang tidak ingin memilihnya. Dan sama sekali di luar perhitunganku kenapa bisa masuk ke dalam pilihan jawaban. Benar2 membuatku pusing.
Dulu2 yang kulakukan selalu saja ‘escape’, tapi sekarang keadaan sudah berbeda, aku tidak bisa terus2an ‘escape’. Sekarang harus bersikap lebih dewasa. Semua harus kuhadapi. Aku sudah memutuskan untuk tetap ‘stay’ di sini, dan berharap akan terus di sini, tidak tahu apa yang akan terjadi nanti, seandainya ada yang mengharuskanku meninggalkan sebuah tempat di mana aku pengin merajut mimpi, ya mau bagaimana lagi, semua harus dijalani bukan. Setidaknya sampai saat ini aku masih berada di sini dan aku cukup bahagia di sini.
Sekarang ini aku hanya bisa menjaga, membatasi diri. Jangan sampai yang terjadi di luar control-ku. Aku berharap semua akan back to normal, aku bisa merasa nyaman lg. Dan semoga bisa dimengerti dan dimaklumi, kalau aku tidak bisa dan itu tidak boleh terjadi.
Dan aku tahu, masih ada satu option E ( empty), yang memang Tuhan sediakan untuk kuisi sendiri jawabannya. Saat ini aku memang belum tahu jawabannya dan tidak mau pusing untuk mencari tahu. Aku yakin, di saat yang tepat, Tuhan pasti akan menuntunku untuk menuliskan sebuah jawaban di option E, kemudian dengan yakin memilihnya, melingkarinya dengan tanganku sendiri dan dengan mantaph shout ‘Yes, I do’. Melangkah ke depan bersama seseorang yang sungguh dengan tulus mau mewujudkan mimpi bersamaku……… ^_^
Yayaya, mungkin ini memang bagian dari rencana-Nya. Biarlah kehendak-Nya yang terjadi, aku percaya itu yang terbaik.
God creates everything’s perfect at His-time.
Cinta tak pernah salah, hanya terkadang dia datang pada waktu dan tempat yang tidak tepat.
Di usiaku sekarang, yang kata orang sudah cukup umur, tapi akunya ga nyadar2 juga, aku tahu aku harus lebih serius, can not play around anymore, dan ini tidak gampang. Memilih bukan untuk sebulan dua bulan, tapi untuk sepanjang sisa umurku. Ya sekali untuk seumur hidup, sesuai apa yang kuyakini dan kuimani.
Dan segalanya sungguh tidak bisa kumengerti. Aku memerlukan sebuah jawaban, tapi jawaban yang ada di depanku, itu sungguh jawaban2 yang aku tahu tidak masuk akal dan tidak bisa kupilih. Aku tahu, aku tidak boleh dan memang tidak ingin memilihnya. Dan sama sekali di luar perhitunganku kenapa bisa masuk ke dalam pilihan jawaban. Benar2 membuatku pusing.
Dulu2 yang kulakukan selalu saja ‘escape’, tapi sekarang keadaan sudah berbeda, aku tidak bisa terus2an ‘escape’. Sekarang harus bersikap lebih dewasa. Semua harus kuhadapi. Aku sudah memutuskan untuk tetap ‘stay’ di sini, dan berharap akan terus di sini, tidak tahu apa yang akan terjadi nanti, seandainya ada yang mengharuskanku meninggalkan sebuah tempat di mana aku pengin merajut mimpi, ya mau bagaimana lagi, semua harus dijalani bukan. Setidaknya sampai saat ini aku masih berada di sini dan aku cukup bahagia di sini.
Sekarang ini aku hanya bisa menjaga, membatasi diri. Jangan sampai yang terjadi di luar control-ku. Aku berharap semua akan back to normal, aku bisa merasa nyaman lg. Dan semoga bisa dimengerti dan dimaklumi, kalau aku tidak bisa dan itu tidak boleh terjadi.
Dan aku tahu, masih ada satu option E ( empty), yang memang Tuhan sediakan untuk kuisi sendiri jawabannya. Saat ini aku memang belum tahu jawabannya dan tidak mau pusing untuk mencari tahu. Aku yakin, di saat yang tepat, Tuhan pasti akan menuntunku untuk menuliskan sebuah jawaban di option E, kemudian dengan yakin memilihnya, melingkarinya dengan tanganku sendiri dan dengan mantaph shout ‘Yes, I do’. Melangkah ke depan bersama seseorang yang sungguh dengan tulus mau mewujudkan mimpi bersamaku……… ^_^
Yayaya, mungkin ini memang bagian dari rencana-Nya. Biarlah kehendak-Nya yang terjadi, aku percaya itu yang terbaik.
God creates everything’s perfect at His-time.
ALLAH PEDULI & DIA MENGERTI
Thursday, March 11, 2010
ALLAH PEDULI
Banyak perkara yang tak dapat kumengerti
Mengapakah harus terjadi di dalam kehidupan ini
Satu perkara yang kusimpan dalam hati
Tiada sesuatu kan terjadi tanpa Allah peduli
Allah mengerti, Allah peduli
Segala persoalan yang kita hadapi
Tak akan pernah dibiarkannya
Kubergumul sendiri s’bab Allah mengerti
DIA MENGERTI
Terkadang kita merasa tak ada jalan terbuka
Tak ada lagi waktu terlambat sudah………
Tuhan tak pernah berdusta
Dia selalu pegang janji-Nya
Bagi orang percaya, mujizat nyata
Dia mengerti, Dia peduli persoalan yang sedang terjadi
Dia mengerti, Dia peduli persoalan yang kita alami
Namun satu yang Dia minta agar kita percaya
Sampai mujizat menjadi nyata
#both of 2 lyrics above are Religious songs#
ALLAH PEDULI
Banyak perkara yang tak dapat kumengerti
Mengapakah harus terjadi di dalam kehidupan ini
Satu perkara yang kusimpan dalam hati
Tiada sesuatu kan terjadi tanpa Allah peduli
Allah mengerti, Allah peduli
Segala persoalan yang kita hadapi
Tak akan pernah dibiarkannya
Kubergumul sendiri s’bab Allah mengerti
DIA MENGERTI
Terkadang kita merasa tak ada jalan terbuka
Tak ada lagi waktu terlambat sudah………
Tuhan tak pernah berdusta
Dia selalu pegang janji-Nya
Bagi orang percaya, mujizat nyata
Dia mengerti, Dia peduli persoalan yang sedang terjadi
Dia mengerti, Dia peduli persoalan yang kita alami
Namun satu yang Dia minta agar kita percaya
Sampai mujizat menjadi nyata
#both of 2 lyrics above are Religious songs#
SEPERTI KEHILANGAN FIGUR ORANGTUA KEDUA
Friday, March 05, 2010
Bermula dari setahun lalu, saat dengar kabar kost mau dijual. Sudah diiklankan di surat kabar dan berkali-kali calon pembeli datang melihat-lihat. Rasa tidak rela. Terus kita mau pindah ke mana????
Kost paling nyaman sedunia……… Begitu banyak pengalaman menyenangkan, menyedihkan, menakutkan, menegangkan kita lewati bersama-sama. Sudah berasa seperti rumah sendiri. Bapak-ibu kost yang begitu baik yg sudah kita anggap seperti orangtua sendiri. Rasanya berat banget mau pergi, meskipun kita tahu, tidak mungkin akan selamanya kita di sini. Masak mau jadi anak kost terus.
Tiap malam kita berdoa, memohon jangan sampai kost jadi dijual. Dan, doa kita terkabul, satu tahun berlalu dengan status kepemilikan kost yang tetap sama.
Ternyata Tuhan mengulur waktu. Mengulur waktu sampai apa?. Sampai keadaan kita lebih baik?. Aku juga tidak tahu. Sepertinya semua masih tetap sama. Hanya saja kita mungkin sekarang lebih siap mental menghadapi kenyataan ini. Satu tahun dihadapkan pada kemungkinan yang bisa saja cepat atau lambat akan terjadi. Dan sekaranglah saatnya harus terjadi.
Tidak terlalu kaget, tapi sedih. Dan kita juga sudah siap dgn resiko pemilik kost baru tidak akan sebaik yang dulu, Bapak-Ibu kost yang paling baik sedunia, meskipun kita berharap Bapak-Ibu kost baru akan sebaik bapak-ibu kost lama.
Merasa ada yang hilang……
Figur orangtua yang selama ini menjadi tempat kita berkeluh kesah, selalu saja kita repotkan dengan minta tolong macam2. Mereka begitu pengertian.
Mendengar dari mang Dede kalau Ibu kost belum siap ketemu anak2, masih sedih, tidak rela kost dijual, kita jadi sedih banget. Pengin ketemu Ibu kost.
‘Pokoknya nanti kalau ketemu Ibu, jangan pada nangis ya! Jangan merajuk…. ‘Ibuuuuuuu’!........ Takutnya Ibu akan jadi semakin sedih,’ pesanku ke anak2 yang lain yang pada meragukanku, yang pada berasumsi akulah yang akan melakukan itu di depan Ibu.
Ya, aku tahu, kemungkinan akulah yang akan mewek di depan Ibu. 6 tahun lebih aku menjadi anak kostnya. Aku berutang banyak padanya. Bahkan mpe sekarang aku merasa tidak sanggup untuk meneleponnya. Tidak tahu harus berkata apa untuk menghiburnya coz aku juga merasa begitu kehilangan. Ibuuuuuuuu………………………
Saturday, March 20, 2010
Ternyata semua tidak semudah yang kita kira. Masalah demi masalah datang silih berganti. Penyesuaian……
Ya semua dalam tahap penyesuaian…… Penyesuaian dengan kepemilikan yang baru.
Kost yang memang sering bocor, ga tau kenapa, 2 bulan ini bocor jadi tambah parah. Semua kamar termasuk ruang tengah dan dapur bocor. Jadi kayak banjir. Air menggenang di mana2. Kamar Salliwet dan Etil yang parah bocornya, kita sebut punya KM baru, coz ada ember di kamar buat tadah bocor. Bahkan selama hampir seminggu pintu dapur belakang ga bisa ditutup dan dikunci, jadi ga pernah kita kunci, cuma gerbang belakang aja yang ga pernah absent kita gembok demi keamanan. Mesin pompa air yang biasanya jarang rewel, tiba2 juga jadi bermasalah. Sepertinya rumah pun tidak rela berganti status kepemilikan seperti halnya kita anak2 kost dan bapak-ibu kost sendiri. Huehuehuehue………
Tak kenal, maka tak sayang……
Mungkin benar kata pepatah itu. Dan sesuatu yang baru perlu penyesuaian yg agak lama.
Aturan baru…… Kita yang terbiasa mengatur apa2 sendiri, bebas, tapi bebas yang bertanggung jawab, toh kita ga pernah melanggar norma dan etika. Kita selalu menjaga citra kost, nama baik bapak-ibu kost dan kita sendiri.
Saat perjanjian awal, katanya tidak akan ada yg berubah, semua diserahkan pada kita. Aturan main tetap aturan lama. Tetapi kenyataan yang kita hadapi, tidak seperti kesepakatan awal. Banyak aturan baru dan upaya mengkondisikan kost menjadi tempat yang komersil. Kita tidak sepakat. Merasa privacy kita terancam. Akhirnya diputuskan akan mencari kost baru. Pindah rame2, cari kost baru atau kontrakan, tetap mau tinggal sama2 lagi.
Mencari kost baru langsung 7 kamar. Bukan perkara mudah. Rata2 rumah yang dikontrakkan paling banter cuma ada 2-3 kamar.
Minggu, 28 Feb 2010, sore2 muter berlima, aku, Dewot, Salliwet, Yatie ma Burhan, cari kost baru. Tiap kali memasuki tempat kost, rasa tidak bersemangat. Teuteup lebih enak kost yang kita tempati. Kost pertama yang kita masuki, tempatnya bersih, enak. Sewa kamar per bulan jatuhnya ga jauh beda dengan kost yang sekarang. Kebeneran ada 4 kamar kosong. Dapurnya lengkap dengan pantry dan wastafel. Cuma, hehe, aturannya ketat. Buat cewek baik2. Hehe. Di dekat musholla. Di depan pintu masuk gang tertulis ‘Mesin motor harap dimatikan’. Huah………repot. Mana buat akses masuk motor ke kost rada susah, musti ekstra ngedorong coz menanjak n jalan masuk motor cuma kecil diapit oleh undak2an, mana ga ada halaman buat naruh motor klo ada tamu. Dan huehuehue, pintu gerbang kost ditutup jam 9 malam, kunci gerbang dipegang Bp. Kost. Klo pulang kemaleman musti ke rumah Bpk Kost dulu minta tolong dibukain. Huehuehue……cape deh. Kita2 yg pada kerja, jadwal shift2an n sering lembur bakal kerepotan.
Kost ke-2 yang kita masuki, wuah……kost campur cowok-cewek. Ga deh…… Rasa ga nyaman tinggal nyampur gitu. Privacy bakal ga ada. Siang2 aja berisiknya minta ampun, ma suara hingar-bingar musik n suara mesin motor mereka yg pada otomotif mania. Mana kost terasa sumpek, kurang sirkulasi, kosongan, masih nambah listrik per elektronik, jatuh2nya lebih mahal banget dari kost lama.
Pokoknya tiap memasuki tempat kost baru, sudah merasa tidak bersemangat. Teuteup paling nyaman, kost yang sekarang. Biarpun kondisinya ga sebagus dulu, tapi tetap aja ‘Kost paling nyaman sedunia.’
Terakhir, pada kupaksa melihat-lihat kost paling elite di daerah situ. Tadinya pada ga mau kuajak ke sana dengar reputasi kost itu yang dipandang miring oleh warga setempat. Aku, coz rasa ingin tahu yang besar, memaksa anak2 untuk menemani ke sana. Dan jadilah kita ke sana. Sewa per bulan 1,5 jt. Huehue. Mending jg buat nyicil rumah sekalian, ga mubazir.
Tapi mang bener2 elite n bersih. Masuk, tinggal bawa orang + pakaian aja, kek hotel bintang 5 gitu. Spring bed lengkap dengan bedroom set (meja rias+lemari baju), LCD TV, KM dalam dengan closed duduk n shower, tempat sepatu dan handuk bersih yg selalu tersedia. Soal laundry n beres2 kamar, semua udah termasuk service kost. Waktu aku tanya, bisa disewa permalam dengan ongkos sewa 250rb/malam. Wah, jangan sampe aku kost di sana, bisa2 jadi anak pemalas. Lagian, emang mampu…… xixixixixi………
Coz tetap ga punya gambaran bakal pindah ke mana, akhirnya satu2nya jalan, mengadu ke Bp. Kost lama. Seperti kesepakatan awal, aturan yg maen aturan lama, kenapa praktiknya seperti ini. Mengancam jika kost tetap dikondisikan untuk tujuan komersil, kita semua bakal hengkang.
Ya, tidak tahu lagi ke mana harus minta tolong. Bapak kita di sini selama ini ya cuma Bp. Kost lama. Maaf ya Pak, kita masih saja suka ngerepotin.
Dan akhir2 ini, kita semua menjadi lebih dekat dengan Bp. Kost. Beberapa kali Bp. Kost lama datang mendengarkan keluhan2 kita dan menjadi penghubung dengan pemilik baru. Masalah keluarganya begitu banyak, tapi Bapak masih saja mengkhawatirkan kita anak2nya. Tiap kali habis hujan gedhe, selalu tanya, ‘Ada yang bocor ga?’. Takut kita2 kurang diperhatikan.
Makasih Pak!!!!
Dengan banyak permasalahan yg terjadi belakangan ini, banyak pelajaran yg bisa diperoleh. Berhati-hatilah, jangan gampang percaya dengan orang lain meskipun itu orang yang sudah kita kenal lama, tiap kali melakukan transaksi jual-beli dengan nominal besar, musti dengan perjanjian yang detail, untuk berjaga-jaga jika terjadi hal di luar kesepakatan. Dan harus ikhlas menerima setiap masalah yang kita hadapi. Keikhlasan membuat langkah kita lebih ringan. Dan percayalah, suatu saat nanti, kita akan memperoleh ganti yang lebih.
Seiring berjalannya waktu, aku mulai bisa menerima kehadiran pengganti mang Dede, meski kadang kangen dengan sapaan khas-nya tiap pagi. ‘Pagi! Mang Dede!’ begitu dia biasa menyebut dirinya sendiri Mang Dede. Dan pengin pinjem sepedanya lgiiiiii…….
Pengganti mang Dede, dia baik dan perhatian. Tiap kali ada keluhan2 kita, dia selalu segera atasi, meskipun dia secara jujur berterus terang kalau takut mengutak-atik listrik, sebisa mungkin dia akan memperbaiki kerusakan sesuai kemampuannya. Yaya, dia orang yang tulus. Yaya, bisa kulihat ketulusannya dari sikapnya. Paling tidak masih ada yang peduli dengan kita di antara sekian banyak masalah yg sedang terjadi.. Makasih makasih……
Semoga segalanya segera membaik dan diperoleh jalan keluar terbaik yang bisa diterima semua pihak. Amin.
Bermula dari setahun lalu, saat dengar kabar kost mau dijual. Sudah diiklankan di surat kabar dan berkali-kali calon pembeli datang melihat-lihat. Rasa tidak rela. Terus kita mau pindah ke mana????
Kost paling nyaman sedunia……… Begitu banyak pengalaman menyenangkan, menyedihkan, menakutkan, menegangkan kita lewati bersama-sama. Sudah berasa seperti rumah sendiri. Bapak-ibu kost yang begitu baik yg sudah kita anggap seperti orangtua sendiri. Rasanya berat banget mau pergi, meskipun kita tahu, tidak mungkin akan selamanya kita di sini. Masak mau jadi anak kost terus.
Tiap malam kita berdoa, memohon jangan sampai kost jadi dijual. Dan, doa kita terkabul, satu tahun berlalu dengan status kepemilikan kost yang tetap sama.
Ternyata Tuhan mengulur waktu. Mengulur waktu sampai apa?. Sampai keadaan kita lebih baik?. Aku juga tidak tahu. Sepertinya semua masih tetap sama. Hanya saja kita mungkin sekarang lebih siap mental menghadapi kenyataan ini. Satu tahun dihadapkan pada kemungkinan yang bisa saja cepat atau lambat akan terjadi. Dan sekaranglah saatnya harus terjadi.
Tidak terlalu kaget, tapi sedih. Dan kita juga sudah siap dgn resiko pemilik kost baru tidak akan sebaik yang dulu, Bapak-Ibu kost yang paling baik sedunia, meskipun kita berharap Bapak-Ibu kost baru akan sebaik bapak-ibu kost lama.
Merasa ada yang hilang……
Figur orangtua yang selama ini menjadi tempat kita berkeluh kesah, selalu saja kita repotkan dengan minta tolong macam2. Mereka begitu pengertian.
Mendengar dari mang Dede kalau Ibu kost belum siap ketemu anak2, masih sedih, tidak rela kost dijual, kita jadi sedih banget. Pengin ketemu Ibu kost.
‘Pokoknya nanti kalau ketemu Ibu, jangan pada nangis ya! Jangan merajuk…. ‘Ibuuuuuuu’!........ Takutnya Ibu akan jadi semakin sedih,’ pesanku ke anak2 yang lain yang pada meragukanku, yang pada berasumsi akulah yang akan melakukan itu di depan Ibu.
Ya, aku tahu, kemungkinan akulah yang akan mewek di depan Ibu. 6 tahun lebih aku menjadi anak kostnya. Aku berutang banyak padanya. Bahkan mpe sekarang aku merasa tidak sanggup untuk meneleponnya. Tidak tahu harus berkata apa untuk menghiburnya coz aku juga merasa begitu kehilangan. Ibuuuuuuuu………………………
Saturday, March 20, 2010
Ternyata semua tidak semudah yang kita kira. Masalah demi masalah datang silih berganti. Penyesuaian……
Ya semua dalam tahap penyesuaian…… Penyesuaian dengan kepemilikan yang baru.
Kost yang memang sering bocor, ga tau kenapa, 2 bulan ini bocor jadi tambah parah. Semua kamar termasuk ruang tengah dan dapur bocor. Jadi kayak banjir. Air menggenang di mana2. Kamar Salliwet dan Etil yang parah bocornya, kita sebut punya KM baru, coz ada ember di kamar buat tadah bocor. Bahkan selama hampir seminggu pintu dapur belakang ga bisa ditutup dan dikunci, jadi ga pernah kita kunci, cuma gerbang belakang aja yang ga pernah absent kita gembok demi keamanan. Mesin pompa air yang biasanya jarang rewel, tiba2 juga jadi bermasalah. Sepertinya rumah pun tidak rela berganti status kepemilikan seperti halnya kita anak2 kost dan bapak-ibu kost sendiri. Huehuehuehue………
Tak kenal, maka tak sayang……
Mungkin benar kata pepatah itu. Dan sesuatu yang baru perlu penyesuaian yg agak lama.
Aturan baru…… Kita yang terbiasa mengatur apa2 sendiri, bebas, tapi bebas yang bertanggung jawab, toh kita ga pernah melanggar norma dan etika. Kita selalu menjaga citra kost, nama baik bapak-ibu kost dan kita sendiri.
Saat perjanjian awal, katanya tidak akan ada yg berubah, semua diserahkan pada kita. Aturan main tetap aturan lama. Tetapi kenyataan yang kita hadapi, tidak seperti kesepakatan awal. Banyak aturan baru dan upaya mengkondisikan kost menjadi tempat yang komersil. Kita tidak sepakat. Merasa privacy kita terancam. Akhirnya diputuskan akan mencari kost baru. Pindah rame2, cari kost baru atau kontrakan, tetap mau tinggal sama2 lagi.
Mencari kost baru langsung 7 kamar. Bukan perkara mudah. Rata2 rumah yang dikontrakkan paling banter cuma ada 2-3 kamar.
Minggu, 28 Feb 2010, sore2 muter berlima, aku, Dewot, Salliwet, Yatie ma Burhan, cari kost baru. Tiap kali memasuki tempat kost, rasa tidak bersemangat. Teuteup lebih enak kost yang kita tempati. Kost pertama yang kita masuki, tempatnya bersih, enak. Sewa kamar per bulan jatuhnya ga jauh beda dengan kost yang sekarang. Kebeneran ada 4 kamar kosong. Dapurnya lengkap dengan pantry dan wastafel. Cuma, hehe, aturannya ketat. Buat cewek baik2. Hehe. Di dekat musholla. Di depan pintu masuk gang tertulis ‘Mesin motor harap dimatikan’. Huah………repot. Mana buat akses masuk motor ke kost rada susah, musti ekstra ngedorong coz menanjak n jalan masuk motor cuma kecil diapit oleh undak2an, mana ga ada halaman buat naruh motor klo ada tamu. Dan huehuehue, pintu gerbang kost ditutup jam 9 malam, kunci gerbang dipegang Bp. Kost. Klo pulang kemaleman musti ke rumah Bpk Kost dulu minta tolong dibukain. Huehuehue……cape deh. Kita2 yg pada kerja, jadwal shift2an n sering lembur bakal kerepotan.
Kost ke-2 yang kita masuki, wuah……kost campur cowok-cewek. Ga deh…… Rasa ga nyaman tinggal nyampur gitu. Privacy bakal ga ada. Siang2 aja berisiknya minta ampun, ma suara hingar-bingar musik n suara mesin motor mereka yg pada otomotif mania. Mana kost terasa sumpek, kurang sirkulasi, kosongan, masih nambah listrik per elektronik, jatuh2nya lebih mahal banget dari kost lama.
Pokoknya tiap memasuki tempat kost baru, sudah merasa tidak bersemangat. Teuteup paling nyaman, kost yang sekarang. Biarpun kondisinya ga sebagus dulu, tapi tetap aja ‘Kost paling nyaman sedunia.’
Terakhir, pada kupaksa melihat-lihat kost paling elite di daerah situ. Tadinya pada ga mau kuajak ke sana dengar reputasi kost itu yang dipandang miring oleh warga setempat. Aku, coz rasa ingin tahu yang besar, memaksa anak2 untuk menemani ke sana. Dan jadilah kita ke sana. Sewa per bulan 1,5 jt. Huehue. Mending jg buat nyicil rumah sekalian, ga mubazir.
Tapi mang bener2 elite n bersih. Masuk, tinggal bawa orang + pakaian aja, kek hotel bintang 5 gitu. Spring bed lengkap dengan bedroom set (meja rias+lemari baju), LCD TV, KM dalam dengan closed duduk n shower, tempat sepatu dan handuk bersih yg selalu tersedia. Soal laundry n beres2 kamar, semua udah termasuk service kost. Waktu aku tanya, bisa disewa permalam dengan ongkos sewa 250rb/malam. Wah, jangan sampe aku kost di sana, bisa2 jadi anak pemalas. Lagian, emang mampu…… xixixixixi………
Coz tetap ga punya gambaran bakal pindah ke mana, akhirnya satu2nya jalan, mengadu ke Bp. Kost lama. Seperti kesepakatan awal, aturan yg maen aturan lama, kenapa praktiknya seperti ini. Mengancam jika kost tetap dikondisikan untuk tujuan komersil, kita semua bakal hengkang.
Ya, tidak tahu lagi ke mana harus minta tolong. Bapak kita di sini selama ini ya cuma Bp. Kost lama. Maaf ya Pak, kita masih saja suka ngerepotin.
Dan akhir2 ini, kita semua menjadi lebih dekat dengan Bp. Kost. Beberapa kali Bp. Kost lama datang mendengarkan keluhan2 kita dan menjadi penghubung dengan pemilik baru. Masalah keluarganya begitu banyak, tapi Bapak masih saja mengkhawatirkan kita anak2nya. Tiap kali habis hujan gedhe, selalu tanya, ‘Ada yang bocor ga?’. Takut kita2 kurang diperhatikan.
Makasih Pak!!!!
Dengan banyak permasalahan yg terjadi belakangan ini, banyak pelajaran yg bisa diperoleh. Berhati-hatilah, jangan gampang percaya dengan orang lain meskipun itu orang yang sudah kita kenal lama, tiap kali melakukan transaksi jual-beli dengan nominal besar, musti dengan perjanjian yang detail, untuk berjaga-jaga jika terjadi hal di luar kesepakatan. Dan harus ikhlas menerima setiap masalah yang kita hadapi. Keikhlasan membuat langkah kita lebih ringan. Dan percayalah, suatu saat nanti, kita akan memperoleh ganti yang lebih.
Seiring berjalannya waktu, aku mulai bisa menerima kehadiran pengganti mang Dede, meski kadang kangen dengan sapaan khas-nya tiap pagi. ‘Pagi! Mang Dede!’ begitu dia biasa menyebut dirinya sendiri Mang Dede. Dan pengin pinjem sepedanya lgiiiiii…….
Pengganti mang Dede, dia baik dan perhatian. Tiap kali ada keluhan2 kita, dia selalu segera atasi, meskipun dia secara jujur berterus terang kalau takut mengutak-atik listrik, sebisa mungkin dia akan memperbaiki kerusakan sesuai kemampuannya. Yaya, dia orang yang tulus. Yaya, bisa kulihat ketulusannya dari sikapnya. Paling tidak masih ada yang peduli dengan kita di antara sekian banyak masalah yg sedang terjadi.. Makasih makasih……
Semoga segalanya segera membaik dan diperoleh jalan keluar terbaik yang bisa diterima semua pihak. Amin.
PELANGI PERTAMAKU DI BANDUNG
Saturday, February 20, 2010
Update sms :
Tepat pk.06.00 pagi,
ketika kubuka pintu,
kulihat sebentuk pelangi.
‘Really rainbow….that so many many years I haven’t seen’
Dan aku teriak… ‘Hei ada pelangi’
Pertanda apakah ini?
Akankah ada pelangi yang akan hadir mewarnai hari-hariku???
Pagi yg lebai.
Have a great day.
Semoga benar akan ada pelangi yang akan membuat hari2 kita lebih berwarna. Semangat!!!!!!
Reply from
Dhex :
Ameen.
Selama kita percaya, tidak ada sesuatu yang mustahil terjadi.
Yang penting harapan dan terus berusaha. ^_^
Week :
Nang kene malah ra kethok apa2. Peteng.
Selly :
Aq t’akhir liat pelangi tepat 1 Jan 2010 pas pul k jogja dr magelang. Pancen apix krn jarang liat. Heuheu
Riz:
Baca smsmu langsung kubuka tirai jendela, berharap pelangi itu bisa kulihat juga.
Langit tampak biru cerah, tapi ternyata belum kelihatan sejauh mataku memandang.
Hueheheehe
D next sms:
Pelangi itu baru separo kulihat,
Belum tampak utuh.
Kapan ya jd bener2 utuh, biar hari2ku lebih berwarna…hihi
Reply from
Riz :
Ayooooo sama-sama semangat,
Pelangi itu akan nampak utuh….
setiap detik waktu yang kita lalui tdk lepas dari pandanganNYA.
JanjiNYA tidak pernah gagal dalam hidup kita.
Xixixixi lebai berbalas lebai.
Pelangi oh pelangi……
Pelangi pertamaku di Bandung
Berharap bisa lebih sering lihat pelangi……
I hope so……… ^_^
Update sms :
Tepat pk.06.00 pagi,
ketika kubuka pintu,
kulihat sebentuk pelangi.
‘Really rainbow….that so many many years I haven’t seen’
Dan aku teriak… ‘Hei ada pelangi’
Pertanda apakah ini?
Akankah ada pelangi yang akan hadir mewarnai hari-hariku???
Pagi yg lebai.
Have a great day.
Semoga benar akan ada pelangi yang akan membuat hari2 kita lebih berwarna. Semangat!!!!!!
Reply from
Dhex :
Ameen.
Selama kita percaya, tidak ada sesuatu yang mustahil terjadi.
Yang penting harapan dan terus berusaha. ^_^
Week :
Nang kene malah ra kethok apa2. Peteng.
Selly :
Aq t’akhir liat pelangi tepat 1 Jan 2010 pas pul k jogja dr magelang. Pancen apix krn jarang liat. Heuheu
Riz:
Baca smsmu langsung kubuka tirai jendela, berharap pelangi itu bisa kulihat juga.
Langit tampak biru cerah, tapi ternyata belum kelihatan sejauh mataku memandang.
Hueheheehe
D next sms:
Pelangi itu baru separo kulihat,
Belum tampak utuh.
Kapan ya jd bener2 utuh, biar hari2ku lebih berwarna…hihi
Reply from
Riz :
Ayooooo sama-sama semangat,
Pelangi itu akan nampak utuh….
setiap detik waktu yang kita lalui tdk lepas dari pandanganNYA.
JanjiNYA tidak pernah gagal dalam hidup kita.
Xixixixi lebai berbalas lebai.
Pelangi oh pelangi……
Pelangi pertamaku di Bandung
Berharap bisa lebih sering lihat pelangi……
I hope so……… ^_^
GENAP 1 MINGGU TANPA FB
Thursday, February 25, 2010
‘Wah……ga terasa sudah berjalan 1 minggu, ternyata aku bisa!’
Tepatnya harusnya bukan seperti itu. TAPIIIII………
‘Yah…..baru 1 minggu. Ternyata masih 38 hari lagi. Lamaaaaaaaaaaaa niaaaaaaaaaaaaaaaaaaan…………….’
Satu minggu aja berasa kaya dah 1 bulan terkungkung dari dunia luar. Gimana rasanya 5 minggu. Pasti berasa kek ½ tahun. Whuaaaah…………
Kangen komen2an ma temen2ku yg super duper bodor n komen2nya amat menohok tapi menghibur.
Ga tahan, aku dah berniat mau sms Selly, tapi tryt Selly pun merasakan hal yg sama, dia sms duluan.
‘Hampa’. Yaya… Selly merasa hampa,, sedang aku merasa ‘kosong’. Apa bedanya…………
Sms berlanjut, dapat forward sms dari pi2t. Pi2t tryt kangen ma kita2, dia kesepian. ‘Come back pliz!!!!’, ratapnya.
Sebenarnya aku juga dah pengin come back, tapi apa daya, masih 38 hari lagi. Semakin banyak yg meragukanku aku bisa 1 bulan tanpa Fb, semakin tertantang aku. “Ya ya ya……… Harus bisa!!!’
Lagi dikejar deadline gini, biasanya saat dah mulai jenuh ma kerjaan, aku view fb bentar, sekedar cari hiburan, dan biasanya itu amat sangat membantu. Dan sekarang……… Terpaksa harus rela hanya ditemani MP3 n 161 Game. TV yang kadang2 bisa sedikit mengurangi ketegangan, lagi korslet. Yah, nasib…. nasib….
Ternyata Selly pun lagi dikejar deadline, dia harus berpuas diri dengan mendengarkan siaran radio.
Harga yang harus kita bayar ternyata mahal juga ya. So…… kata Selly, nti klo sukses, kita harus menghadiahi diri sendiri.
Yayaya…… Nanti naik jes jes jes…. Nanti arjer…. Nanti makan yg uenak – uenak….
Semangat!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
‘Wah……ga terasa sudah berjalan 1 minggu, ternyata aku bisa!’
Tepatnya harusnya bukan seperti itu. TAPIIIII………
‘Yah…..baru 1 minggu. Ternyata masih 38 hari lagi. Lamaaaaaaaaaaaa niaaaaaaaaaaaaaaaaaaan…………….’
Satu minggu aja berasa kaya dah 1 bulan terkungkung dari dunia luar. Gimana rasanya 5 minggu. Pasti berasa kek ½ tahun. Whuaaaah…………
Kangen komen2an ma temen2ku yg super duper bodor n komen2nya amat menohok tapi menghibur.
Ga tahan, aku dah berniat mau sms Selly, tapi tryt Selly pun merasakan hal yg sama, dia sms duluan.
‘Hampa’. Yaya… Selly merasa hampa,, sedang aku merasa ‘kosong’. Apa bedanya…………
Sms berlanjut, dapat forward sms dari pi2t. Pi2t tryt kangen ma kita2, dia kesepian. ‘Come back pliz!!!!’, ratapnya.
Sebenarnya aku juga dah pengin come back, tapi apa daya, masih 38 hari lagi. Semakin banyak yg meragukanku aku bisa 1 bulan tanpa Fb, semakin tertantang aku. “Ya ya ya……… Harus bisa!!!’
Lagi dikejar deadline gini, biasanya saat dah mulai jenuh ma kerjaan, aku view fb bentar, sekedar cari hiburan, dan biasanya itu amat sangat membantu. Dan sekarang……… Terpaksa harus rela hanya ditemani MP3 n 161 Game. TV yang kadang2 bisa sedikit mengurangi ketegangan, lagi korslet. Yah, nasib…. nasib….
Ternyata Selly pun lagi dikejar deadline, dia harus berpuas diri dengan mendengarkan siaran radio.
Harga yang harus kita bayar ternyata mahal juga ya. So…… kata Selly, nti klo sukses, kita harus menghadiahi diri sendiri.
Yayaya…… Nanti naik jes jes jes…. Nanti arjer…. Nanti makan yg uenak – uenak….
Semangat!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
MENCOBA HIDUP TANPA FB
Friday, February 19, 2010
Ya, aku dikejar deadline. Akhir bulan ini sudah harus kelar. Sesuatu yg buatku begitu mustahil dgn plans-ku yg akhir2 ini acak-adul coz begitu banyak yg hrs ku-handle. Aku sudah pasrah saja. Mg2 bisa kukejar.
Satu2nya cara untuk lebih mengefektifkan waktu, sementara libur Fb-an dulu. Dan aku tahu, ini akan begitu sulit, tanganku pasti akan gatal sebentar2 pengin access, sekedar kasih komen2 ga penting ke friend2-ku. Dan satu2nya cara yang ampuh…..’deactive FB’. Full deactived.
Bertepatan dgn pantang dan puasa, dimulai Rabu, 17 Februari. Saatnya ‘sing for absolution’. Kuputuskan pantang Fb, dan segala tetek bengek dunia maya. No Fb, no Ym, no browsing, no e-mail, no blog, pokoknya no accees. Mg2 kuat mpe Paska nanti.
Fb mulai ku-deactive-kan Selasa siang 16 Feb. Baru lewat sehari, tangan rasa gatal pengin login. Pengin update status, pengin view2 status. Tiap pegang hp, ky ada yg ngingetin, ‘lagi deactive’. Yaya…. Harus konsisten. Buktiin kamu bisa.
Hari 1 deactived, temenku menyadari ketidakeksisanku. Dia tanya. ‘Kamu deactived ya Nok?’
xixixi… ketahuan.
Huehuehue….. Ternyata aku dah addict dgn Fb. Sore2 waktu nonton acara ‘Tolong’ di RCTI. Ga tahan pengin update status. Akhirnya ku-sms 2 temenku. ‘Tolong’-RCTI, shooting di Jogja di depan Gedung Agung. Org Yk judes2. Huhuhu’. Akhirnya yg kita lakukan ‘update sms’.
Setelah lewat sehari, aku jadi mulai terbiasa. Tidak lagi sering2 update sms juga. Dan di hari ke-2 satu lagi temanku sms, ‘Fb-mu ngopo e?’
Hari ke-3, temenku, yg biasanya kita ga pernah absent saling komen2an, pagi2 dia sms. ‘Pa kabar? Ga prnh nongol di Fb, sibuk gawe ya? btw aku liat di berita bnyk wil Bdg banjir gmn tempatmu?’
Huehuehue….ternyata ada yg merasa kehilangan aku.
Maaf sudah kuputuskan akan deactive dulu mpe perayaan Paska nanti. Biarpun Week meragukanku ‘emang kuat?’ juga anak2 kostku. Akan kubuktikan kalau aku bisa.
Apalagi beberapa temen deketku di Yogya juga memutuskan deactive juga, pantang FB, juga diikuti temanku di Jkt bersama suaminya. Yayaya…… banyak teman seperjuangan. Harus semangat!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Si Week n Dhex yang kutantang untuk pantang ‘Farmville’ bukan Fb, full mpe Paska, dia tidak berani menerima tantanganku. Dia lebih memilih pantang Farmville di hari Rabu Abu n Jumat aja. Panen di-set 3 hari sekali. Huhuhu… dasar ga niat.
Kesimpulan setelah menjalani ‘Hidup tanpa Fb’ :
1. Acara kejar deadline-ku bisa lebih cepat kelar, tanpa banyak waktu yg terbuang percuma untuk kasih2 komen ga penting, biarpun itu terkadang bisa amat menghiburku di saat benar2 jenuh ma rutinitas.
Yayaya. Ini amat membantu, coz aku sudah di-telp berkali-kali suruh cepet kasih annual report. Aturan baru lebih detail. Musti cepet. ‘Yayaya Pak, saya usahain’, janjiku.
2. Hidupku adalah milikku, waktuku adalah punyaku. Yayaya, rasanya aku benar2 bisa lebih ringan melangkah, tanpa merasa ada yg mengawasi. Kadang2 ada baiknya juga ngumpet dari dunia luar.
3. ‘No view’ yg aku tahu sebenarnya ga baik buatku untuk terus view. Yah, rasa ingin tahu yg mendorongku. Meski aku tahu, itu ga baik buatku, hanya membuatku merasa begitu menyedihkan. Akhirnya kuputuskan ‘no view anymore’ sejak akhir tahun kemarin. Biarpun kadang2 kulanggar, tapi frekuensi sudah tidak sesering dulu. Dan sekarang setelah tidak lagi atau belum lagi kulakukan, aku merasa hidupku menjadi lebih baik. Ya…. ‘Duniaku bukan duniamu, duniamu bukan duniaku’ Huehuehuehue……………
4. Pulsaku jadi lebih awet. Hehe… Dan ini benar2 penghematan.
Tapi minus-nya:
1. Jadi merasa kehilangan teman2ku yang super duper bodor dan amat sangat menghiburku. Kangen pengin komen2an lagiiiiiiiii…… Bikin rekor 100 komen lagiiiiiii……
2. Jadi banyak ketinggalan berita, info2 n gosip2 ter-gress.
Hehehe…kangen juga ma Fb.
Bertahan dan harus bertahan. Buktiin kamu bisa. Toh cuma ‘temporary deactived’ aja.
Facebook……wait me. I’ll be back……………………. soon…. ~_^
Ya, aku dikejar deadline. Akhir bulan ini sudah harus kelar. Sesuatu yg buatku begitu mustahil dgn plans-ku yg akhir2 ini acak-adul coz begitu banyak yg hrs ku-handle. Aku sudah pasrah saja. Mg2 bisa kukejar.
Satu2nya cara untuk lebih mengefektifkan waktu, sementara libur Fb-an dulu. Dan aku tahu, ini akan begitu sulit, tanganku pasti akan gatal sebentar2 pengin access, sekedar kasih komen2 ga penting ke friend2-ku. Dan satu2nya cara yang ampuh…..’deactive FB’. Full deactived.
Bertepatan dgn pantang dan puasa, dimulai Rabu, 17 Februari. Saatnya ‘sing for absolution’. Kuputuskan pantang Fb, dan segala tetek bengek dunia maya. No Fb, no Ym, no browsing, no e-mail, no blog, pokoknya no accees. Mg2 kuat mpe Paska nanti.
Fb mulai ku-deactive-kan Selasa siang 16 Feb. Baru lewat sehari, tangan rasa gatal pengin login. Pengin update status, pengin view2 status. Tiap pegang hp, ky ada yg ngingetin, ‘lagi deactive’. Yaya…. Harus konsisten. Buktiin kamu bisa.
Hari 1 deactived, temenku menyadari ketidakeksisanku. Dia tanya. ‘Kamu deactived ya Nok?’
xixixi… ketahuan.
Huehuehue….. Ternyata aku dah addict dgn Fb. Sore2 waktu nonton acara ‘Tolong’ di RCTI. Ga tahan pengin update status. Akhirnya ku-sms 2 temenku. ‘Tolong’-RCTI, shooting di Jogja di depan Gedung Agung. Org Yk judes2. Huhuhu’. Akhirnya yg kita lakukan ‘update sms’.
Setelah lewat sehari, aku jadi mulai terbiasa. Tidak lagi sering2 update sms juga. Dan di hari ke-2 satu lagi temanku sms, ‘Fb-mu ngopo e?’
Hari ke-3, temenku, yg biasanya kita ga pernah absent saling komen2an, pagi2 dia sms. ‘Pa kabar? Ga prnh nongol di Fb, sibuk gawe ya? btw aku liat di berita bnyk wil Bdg banjir gmn tempatmu?’
Huehuehue….ternyata ada yg merasa kehilangan aku.
Maaf sudah kuputuskan akan deactive dulu mpe perayaan Paska nanti. Biarpun Week meragukanku ‘emang kuat?’ juga anak2 kostku. Akan kubuktikan kalau aku bisa.
Apalagi beberapa temen deketku di Yogya juga memutuskan deactive juga, pantang FB, juga diikuti temanku di Jkt bersama suaminya. Yayaya…… banyak teman seperjuangan. Harus semangat!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Si Week n Dhex yang kutantang untuk pantang ‘Farmville’ bukan Fb, full mpe Paska, dia tidak berani menerima tantanganku. Dia lebih memilih pantang Farmville di hari Rabu Abu n Jumat aja. Panen di-set 3 hari sekali. Huhuhu… dasar ga niat.
Kesimpulan setelah menjalani ‘Hidup tanpa Fb’ :
1. Acara kejar deadline-ku bisa lebih cepat kelar, tanpa banyak waktu yg terbuang percuma untuk kasih2 komen ga penting, biarpun itu terkadang bisa amat menghiburku di saat benar2 jenuh ma rutinitas.
Yayaya. Ini amat membantu, coz aku sudah di-telp berkali-kali suruh cepet kasih annual report. Aturan baru lebih detail. Musti cepet. ‘Yayaya Pak, saya usahain’, janjiku.
2. Hidupku adalah milikku, waktuku adalah punyaku. Yayaya, rasanya aku benar2 bisa lebih ringan melangkah, tanpa merasa ada yg mengawasi. Kadang2 ada baiknya juga ngumpet dari dunia luar.
3. ‘No view’ yg aku tahu sebenarnya ga baik buatku untuk terus view. Yah, rasa ingin tahu yg mendorongku. Meski aku tahu, itu ga baik buatku, hanya membuatku merasa begitu menyedihkan. Akhirnya kuputuskan ‘no view anymore’ sejak akhir tahun kemarin. Biarpun kadang2 kulanggar, tapi frekuensi sudah tidak sesering dulu. Dan sekarang setelah tidak lagi atau belum lagi kulakukan, aku merasa hidupku menjadi lebih baik. Ya…. ‘Duniaku bukan duniamu, duniamu bukan duniaku’ Huehuehuehue……………
4. Pulsaku jadi lebih awet. Hehe… Dan ini benar2 penghematan.
Tapi minus-nya:
1. Jadi merasa kehilangan teman2ku yang super duper bodor dan amat sangat menghiburku. Kangen pengin komen2an lagiiiiiiiii…… Bikin rekor 100 komen lagiiiiiii……
2. Jadi banyak ketinggalan berita, info2 n gosip2 ter-gress.
Hehehe…kangen juga ma Fb.
Bertahan dan harus bertahan. Buktiin kamu bisa. Toh cuma ‘temporary deactived’ aja.
Facebook……wait me. I’ll be back……………………. soon…. ~_^
Tuesday, May 18, 2010
CROSS COUNTRY 2,5 JAM MENELUSURI HUTAN MARIBAYA
Hari minggu pagi, 7 Februari 2010, kumpul jam 6 pagi, kita siap2 hunting ijo2 melepas pandangan sejenak dari hiruk-pikuknya kota Bandung. Bersama rombongan 3 mobil, keluarga besar, lengkap dah, ada bapak-ibu, kakak-adik, anak2, bahkan bayi umur 4 bulan juga ga mau ikut ketinggalan, kita melaju menuju Taman Hutan Raya Maribaya.
Di awal perjalanan kita menelusuri sepanjang jogging track, semuanya bersemangat melangkahkan kaki. Serba hijau di kanan-kiri, hmmmmmmm sungguh memanjakan mata. Udara segar, menyejukkan raga dan suara gemericik air baik dari sungai yang kita lewati maupun suara air terjun di kejauhan sungguh menentramkan hati.
Jalan lumayan licin coz saking seringnya hujan turun.
Ternyata banyak juga hari itu rombongan2 lain yang berpapasan dengan kita. Ada beberapa yang naik sepeda. Ada juga 2 orang cewek bule yang berpapasan dengan kita. Suka salut dengan backpacker2 asing, mereka berani menelusuri negeri asing tanpa ditemani guide, hanya dengan bermodal peta dan tekad. Aku biarpun kadang2 suka nekad, sepertinya ga akan punya keberanian sebesar itu sendirian menjelajah negeri asing.
Sehabis menyeberangi jembatan, kita ada melewati budidaya lebah, di samping persis bendungan air. Di dekat situ ada rombongan organisasi ga tau dari mana yang lagi pada meeting menggelar tikar. Wah seru juga ya, meeting di alam terbuka gitu.
Rute cross country kita melewati jogging track, jika kita tempuh dengan berjalan kaki akan memakan waktu sekitar 4,5 jam. Untuk mempersingkat waktu, akhirnya diputuskan memotong jalan dengan mengambil jalan pintas mendaki bukit Maribaya. Tadinya mau menyeberangi sungai yang ada di sana, tapi coz di dalam rombongan ada banyak anak kecil, dirasa terlalu riskan. Kondisi arus air sungai begitu deras. Ya belakangan intensitas hujan memang lumayan. Akhirnya diputuskan berjalan memutar dan mulailah pendakian kita.
Mendaki bukit dengan kemiringan sekitar 45°, setapak demi setapak mendaki mengikuti satu jalur pendakian yang sepertinya jarang dijamah manusia coz benar2 seperti melewati hutan belantara. Jalan setapak sudah banyak ditumbuhi semak dan ilalang hingga kita harus sesekali menyibakkan ilalang yang menutup pandangan kita. Dan wow wow wow…… jalan begitu licin dan berlumpur. Harus hati2 coz bisa saja kita tergelincir, di sebelah kiri kita jurang begitu dalam. Sereeeemmmm……
Ada beberapa orang yang tergelincir jatuh, dan harus rela badan kotor berlepotan lumpur.
Perjalanan terasa begitu lama. Kok ga nyampe-nyampe ya. Rasanya aku dah pengin menyerah, si Etil nafasnya mpe sesek. Tapi heran, mereka2 yang di depanku sama sekali tidak ada yang berhenti sejenak untuk beristirahat. Itu yang kuharapkan biar aku bisa sejenak mengumpulkan tenaga. Tapi apa daya, semua terus berjalan dan berjalan, tidak mungkin bagiku untuk berhenti coz di belakangku masih banyak yang mengantre, sedangkan jalan cuma bisa dilewati oleh 1 orang, tidak bisa berpapasan.
Salut ma anak2 kecil, mereka pada kuat. ‘Ku tak sanggup………’ Beberapa kali kunyanyikan lagu ini. Dan disambut dengan ‘Bentar lagi udah nyampe!’ teriak Pak Iwan yang di depan. Begitu dan terus begitu tapi tidak kunjung sampai.
Beruntunglah kita, perjalanan kita begitu terberkati. Biarpun langit mendung tapi hujan tidak turun. Tak bisa kubayangkan jika sampe hujan turun akan seperti apa jadinya. Jalan akan semakin licin dan menyeramkan. Dan yang mengerikan………, menurut cerita2 yang baru diungkap beberapa hari setelah pendakian ini, ada banyak kejadian mistik selama pendakian. Tapi hal ini sengaja tidak diceritakan saat pendakian takut yang lain bakal pada ketakutan. Untunglah tidak terjadi hal2 yang tidak diinginkan. Kita semua selamat sampai tujuan.
Aku merasa jadi lebih tinggi coz lumpur yang menempel di sepatu kets-ku 3cm sendiri. Huehuehue…… ga bisa bayangin betapa harus berjuang ekstra untuk mencucinya nanti.
Semua terlihat begitu letih dan kotor. Etil dan beberapa yang lain langsung terduduk berselonjor kaki, dah tak peduli lagi, begitu saja langsung ngampar di tanah. Elis yang badannya gendut yang sejak di tengah pendakian merasa sudah tidak berdaya, begitu saja langsung merebahkan badannya di rerumputan dan baru mau beranjak setelah dibujuk klo habis itu kita langsung makan.
Yayaya…… lanjutkan perjalanan ke garis finish, ke rumah Yatie.
Katanya rumah Yatie ga jauh lagi. Ternyata oh ternyata…… kita masih harus berjalan lagi, naik-turun melewati area perkebunan penduduk.
Benar2 cape. Kaki serasa sudah kaku untuk melangkah. Tapi pemandangan di sekitar kita sungguh menyenangkan. Melintasi perkebunan cabe, tomat, bunga kol, jeruk, daun bawang, caisim, dan peternakan sapi perah yang baunya lumayan. Huehuehue……
Beberapa kali berpapasan dengan Pak & Bu tani yang baru pulang dari menggarap kebunnya. Mengingatkanku akan masa kecilku yang dulu sering ikut nenek-kakek ke ladang, menyemai benih jagung, menanam setek singkong, menanam biji kacang tanah, paria, gambas dan kacang panjang, sampai akhirnya memanennya. Huehuehue……jadi kangen saat2 itu. Jadi pengin berkebun lagi……
Ada juga petani yang tengah memanen tomat. Ya, kita mampir bentar untuk berfoto.
‘Hehe, Pak boleh ya numpang foto.’
‘Ya… ya…boleh neng!’
Sungguh menyenangkan.
Akhirnya setelah perjalanan yang semakin memperparah keadaan sepatu kita, sampailah di rumah Yatie. Kita cuci2 tangan-kaki, n then makan siang. Dilanjutkan dengan hiburan kesenian Sunda. Menyanyi2 dan ramah tamah, semuanya dalam Bahasa Sunda. Weizzzz……aku kagak ngerti.
Akhirnya aku ma Etil memilih kabur, jalan2 di sekitar rumah Yatie. Ketemu dengan bapak yang baru pulang memanen kacang panjang. Murah banget bowww… 1 ikat besar cuma dihargai Rp.2.000,-. Sungguh tak sebanding dengan jerih payahnya. Akhirnya beli deh buat oleh2 yang di kost.
Saking penginnya ke kebun jeruk, akhirnya mbujukin Yatie n adiknya supaya mau mengantarku ke sana. Etil, yang tahu ke kebun jeruk berarti harus berjalan turun lagi, kembali ke jalan yang sebelumnya kita lewati, sempat menolak. ‘Cape Buntil klo nanti pulangnya harus naik lagi, lagian langit mendung. Lihat itu kilatnya.’
Tapi akhirnya Etil ngikutin aku, Yatie n adik Yatie yang tetap kekeuh pengin ke kebun jeruk.
Sebenernya tadinya pengin juga susu murni langsung dari tempat perahnya, tapi berhubung aku tidak pesan sebelumnya jadi tidak memungkinkan. Ternyata ada jam2 tertentu untuk memerah susu sapi. Sebelumnya Yatie pernah membawakan susu sapi murni. Aku yg biasanya ga suka coz kataku terlalu amis, waktu itu doyan. Jadi pengin lagi.
Kita berjalan menelusuri kebun jeruk. Melewati kebun caisim, kebun daun bawang. Hihihihi senengnya. Palagi di situ ada juga strawberry dan blueberry. Saking senangnya memetik dan memetik, ga terasa aku dapat jeruk 2,5 kg. Hmmmm….. buat oleh2 yang di kost. Rasanya rada asem tapi seger. 2,5kg dihargai Rp.25.000,-. Sedangkan caisim dan daun bawang yang kuambil tidak dihitung coz katanya aku ngambilnya dikit banget. Hehehe makasih Bu.
Sebelum ke kebun jeruk, kita melewati kandang sapi perah. Aku sempet mampir bentar, ngobrol ma Bapak yang memeliharanya. Bapaknya baik dan ramah. Dia menjawab semua pertanyaan2ku coz rasa ingin tahuku yang besar. Sapi2 ini dijaga oleh beberapa anjing yang dirantai, yang tak henti2nya menyalak waktu aku mendekati kandang sapi. Hehe…. Anjing penjaga yang baik. Maaf ya, Cuma pengin lihat sebentar.
Anak2 kecil yg pada pengin diphoto.... ^_^
Sungguh pengalaman yang menyenangkan. Jadi pengin punya kebun sendiri. Rasanya sungguh damai melihat kehidupan di sana. Jauh dari keramaian, jauh dari polusi coz mobil tidak bisa masuk mpe sana. Penduduknya ramah2 dan sepertinya hidupnya penuh kedamaian. Hidup tanpa beban. Berbeda dengan tinggal di kota yang tingkat stressnya tinggi.
Jadi pengin tinggal menyepi, hidup dari berkebun dan miara ikan. Ya, tapi sekarang2 ini tidak mungkin. Aku punya tanggung jawab yang tidak bisa kutinggalkan. Jadi bermimpi, semoga suatu saat nanti bisa kesampaian punya area perkebunan dan sebuah rumah kecil di daerah pegunungan yang subur. Lahan sempit gapapa, yang penting bisa buat refreshing. Ya ya ya…… wish wish wish I wish….. ^_^
Subscribe to:
Posts (Atom)