Tuesday, January 6, 2009
Dah lama bgt ga baca National Geographic, suka ga sempat. Kebetulan hari ini NG langganan kantorku datang, NG Indonesia edisi Januari 2009. As usual, kubuka sekilas, lihat gambarnya doank, ga akan sempat baca. Tapi tiba2 ada 1 artikel yang menarik perhatianku, dengan title ‘Indonesia Bhinneka Tunggal Ika.’ Artikel ini membahas tentang bagaimana menyatukan Indonesia yang terdiri atas 17.000 pulau, 300 suku bangsa dan 500 bahasa daerah serta meliputi 3 zona waktu.
Aku paling antusias baca paragraf tentang sebuah rencana dramatis pembangunan jembatan gantung sepanjang 31 km yang melintasi selat Sunda antara Jawa dan Sumatera. Jawaban Asia terhadap jembatan ‘Golden Gate’ yang dirancang cukup tinggi hingga dapat dilewati oleh kapal terbesar di dunia ‘Queen Mary II’ yang akan menampung jalan dan lintasan kereta, air, minyak dan saluran pipa gas serta kabel daya dan serat optic.
Wah bakal gampang nanti akses ke Sumatera. Jawa-Sumatera akan menjadi semakin dekat. Aku bisa lebih cepat kalau pengin main ke tempat Om-ku di Jambi ataupun kakakku di Belitung via jalur darat. He he… mpe sekarang aku belum pernah ke sana. Berkali-kali disuruh ke sana mpe sekarang belum juga mpe sana. Rasanya waktu begitu terbatas, Cuma bakal cape di jalan. Moga2 deh suatu saat nanti kesampaian mpe sana.
Yah, tapi untuk mewujudkan ini semua juga akan mengalami banyak kendala. Apalagi dalam kondisi sekarang, lempeng Sumatera dalam posisi menggantung, begitu rawan gempa. Jika sampai terjadi gempa yang dahsyat hingga mengakibatkan lempeng yang sudah tergantung ini terlepas, akan menimbulkan efek yang luar biasa, bisa jadi tsunami yang maha dahsyat. Jangan sampai deh……
Menyusul rencana berikut, jembatan yang menghubungkan Sumatera-Malaysia. Kemudian jembatan2 baru yang akan memungkinkan kita untuk berkendaraan (via jalur darat) dari Jakarta ke Paris. So fantastic…..
Rencana pembangunan jembatan virtual ‘Cincin Palapa’ akan selesai tahun 2010. Cincin serat optic bawah air sepanjang 11.000 km yang akan mengangkut suara dan data dan membawa pulau2 di Indonesia bagian timur ke ranah global.
Senangnya ternyata ada pemikiran ke arah sana. Usaha membangun Indonesia menuju bangsa yang maju, mandiri, bisa mencukupi kebutuhan sendiri dengan memberdayakan asset2 yang kita miliki.
Aku dulu pernah berkhayal, kapan ya di Indonesia ada kereta bawah tanah seperti di Jepang dan Eropa. Kalau ada, aku bakal gampang pulang ke Yogya. Sapa tahu Bandung-Yogya bisa ditempuh 3-4 jam by train dengan biaya yang terjangkau, wah aku bisa tiap bulan bolak-balik Bandung-Yogya nich. Tapi sepertinya untuk sekarang ini belum memungkinkan untuk ada jalur rel kereta bawah tanah di Indonesia, mengingat sudah sangat padatnya populasi dan struktur tanah yang rawah bencana.
Yah, paling tidak, sekarang dengan mulai dibangunnya jaringan rel KA ganda, nanti jika sudah kelar semua, Bandung-Yogya bisa ditempuh dalam 5-6 jam by train, kurang dari itu rasanya tidak mungkin coz rute yang banyak melewati dataran tinggi. Yah… siapa tahu……?
Beberapa tahun yang lalu aku pernah baca artikel di Kompas tentang rencana pembangunan jaringan kereta bawah tanah menembus perairan Selat Sunda yang akan menghubungkan Jawa-Sumatera, yang di dalamnya juga akan ada saluran minyak, air, saluran pipa gas serta kabel daya dan serat optic. Tapi rencana ini juga sepertinya tidak akan mungkin terealisasi mengingat secara geografis Indonesia merupakan Negara yang rawan bencana. Banyak gunung api, rawan gempa coz berada di titik temu dua lempeng besar dunia yang saat ini pergeserannya begitu terasa.
Yah…. Semoga nti secara bertahap semua ini bisa terealisasi dan bisa berjalan lancar. Dan semoga semua pihak mendukung upaya untuk memajukan bangsa ini. Selama ini suka sedih, kenapa sepertinya bangsa kita belum siap untuk maju, belum bisa tertib, bertanggung jawab dan menjaga kepercayaan yang diberikan. Tiap kali diberi kemudahan2 dengan adanya fasilitas2 umum pasti tidak akan bertahan lama, selalu saja ada tangan2 usil yang merusaknya. Telepon umum, ATM banyak yang dibobol. Dan parahnya ada pencurian kabel telepon, kabel listrik dan rel kereta api. Ini sungguh sudah amat keterlaluan, demi kepentingan sendiri tega melakukan tindakan yang bisa mengancam keselamatan orang lain. Kapan ya di Indonesia ada automatic machine serve burger, soft drink, fuel. Mungkin untuk sekarang2 ini belum akan ada, mengingat masyarakatnya belum siap. Investor tidak akan mempertaruhkan resiko rugi besar untuk invest di bidang jasa ini. Masyarakat masih harus belajar untuk lebih tertib, disiplin, bertanggungjawab, mau menghargai dan mensyukuri.
Andai suatu saat nanti di Indonesia, ya paling tidak di Bandung dan Yogya dulu dech, ada monorel dengan tariff murah (Rencana ada, tapi realisasi kapan belum tahu). Pengin ke mana2 bisa gampang. Jalan jadi tidak terlalu macet dan akan banyak orang ke mana2 jalan kaki. Jalan2 dirapikan, banyak taman di sepanjang kanan-kiri jalan, banyak bunga….. mengembalikan Bandung sebagai kota kembang. Katanya kota kembang, tapi mana kembangnya ya?????
Pergi ke mana saja asal jarak masih bisa ditempuh dengan jalan kaki pasti akan menyenangkan sekali, sekalian sambil refreshing. Udara akan bebas polusi, dan semakin banyak orang ke mana2 menggunakan sepeda. Lingkungan akan lebih bersih dan sehat, hidup kita akan lebih sehat dan berkualitas.
He he….. jadi pengin naik sepeda lagi.
Kapan ya terakhir kali naik sepeda? Dah lama bgt, bertahun-tahun yang lalu.
Nti deh kapan2 naik sepeda lagi. Pinjam punya siapa Ya?????????
No comments:
Post a Comment