Friday, April 24, 2009

TENTANG PEMILU SEKARANG

Wednesday, April 22, 2009

Pemilu Caleg, 9 April 2009 sudah lewat. Begitu banyak pro-kontra mempertanyakan keabsahan Pemilu, dikhawatirkan terjadi banyak penggelembungan suara dan kecurangan2 lainnya.

Aku kagak gitu ngerti tentang Pemilu kali ini.

Sejak awal dengar bakal ada ‘Pemilu Caleg’, Caleg akan dipilih langsung oleh rakyat, aku kok merasa kurang sreg ya. Tadinya kupikir mungkin karena sebuah perubahan, sebuah sistem baru, butuh waktu untuk penyesuaian. Tapi mpe sekarang rasa kurang sreg n ga ngerti dengan sistem baru ini tetap ada. Apa aku yg kurang mencari informasi tentang sistematika Pemilu ini ya.

Tapi memang iya sih. Pemilu Caleg ini begitu rawan money politic, rawan KKN. Dan begitu banyak orang yg ga mengenal caleg2, akhirnya akan banyak yg lebih memilih Golput, asal nyontreng atau salah nyontreng.

Waktu Pemilu kemarin, tiap ketemu teman2ku atau tetanggaku, pasti banyakan berkomentar, tidak tahu harus nyontreng yg mana coz ga ada yg kenal. Apalagi aku, terbiasa tinggal di Bandung, kemarin ikut Pemilu Caleg di daerah asal, akhirnya ya asal nyontreng aja coz sama sekali ga kenal caleg2nya. Yg penting Partainya kan……

Ibuku yg getol mempromosikan salah satu caleg,malah dia salah nyontreng coz bingung saking gedhenya lembaran kertas. Adikku yg baru pertama kali nyontreng, juga salah nyontreng. Bisa dimaklumi coz baru belajar. He he

Aku yg sejak awal dipromosiin oleh Ibuku supaya ikut nyontreng caleg jagoannya, memang sengaja ga memilih dia coz beda partai dengan partai yg aku pilih. Boleh donk beda. Sejak awal Ibuku juga tau, kita berbeda pandangan. He he he…. Biar bervariasi.

Kata ayahku, kalau memilih partai kecil, terus partainya kalah, suara kita akan hilang, mending milih partai yang kira2 suara kita bisa terakomodinir. He he ga taulah. Mpe waktu nyontreng hampir habis, ayah dan ibuku masih berdebat soal ini di rumah.

Soal surat panggilan Pemilu. Mungkin karena sistem kependudukan yg belum online, akhirnya data juga belum up to date. Kakekku yang sudah almarhum, om2ku yang sudah lama merantau yang sebenarnya sudah lama tidak terdaftar di KK keluargaku, semua mendapat undangan nyontreng. Yah, mungkin undangan dibuat berdasarkan KK lama. Untung kakekku ga datang memenuhi undangan, klo datang….. bisa2 bikin heboh. He he

Waktu nyontreng, suer aku bingung harus nyontreng yg mana. Sama sekali blank ga ada bayangan lihat deretan nama2 caleg, so asal saja di deretan partai yg aku vote in, pilih caleg sesuai filling aja, yg kira2 namanya meyakinkan. He he. Padahal nama belum tentu menjamin ya. Apalah arti sebuah nama. Form merah, kuning, hijau, biru, di antara keempat warna itu Caleg yg aku contreng yg aku tahu benar cuma 2 orang. So fifty fifty lah, dp blank sama sekali. Mau milih caleg yang dari wajahnya kelihatan intelektual juga ga bisa, di form cuma deretan nama doank, ga ada foto yg terpampang. Klo mau lihat foto ada ditempel di papan display, tapi males mau lihat dulu, pasti lupa lagi lupa lagi.

Untuk Pemilu model begini, pastinya yg banyak diuntungkan Caleg dari kalangan selebritis. Nama mereka sudah banyak dikenal public, so akan banyak orang yg prefer nyontreng mereka dp nyontreng nama yg tidak dikenal. Untuk Caleg yg punya dana kampanye tinggi atau punya koneksi dan family banyak, mereka juga akan memperoleh lebih banyak dukungan. So unsur KKN banyak main di sini.

Kenapa aku ngerasa Pemilu seperti ini kurang efektif ya. Aku prefer Pemilu tahap I memilih Partai saja, baru Pemilu tahap ke-2 memilih Capres langsung bolehlah. Memilih Capres langsung, paling tidak kita sudah tahu sosok yg kita pilih, sosok yang lebih familiar. Lha para caleg ini, banyak yg sama sekali belum kenal, tahu namanya saja pas hari H Pemilu. Dan Pemilu seperti ini jauh lebih ‘boros’. Coba bejuta-juta lembaran kertas segedhe gitu, mana tebal and berwarna lagi, butuh budget yg besar kan? Belum lagi untuk baliho, brosur2, poster, leaflet, spanduk, atribut caleg dan partai yang bertebaran di jalan2 yang kebanyakan terbuang percuma. Tingkat mobilitas uang yang begitu tinggi.

Soal pemilihan Caleg, aku merasa lebih sreg kalau itu diserahkan ke partainya saja. Biar menjadi urusan internal partai toh mereka yg lebih tahu person2nya mana yg berkompenten, mana yg capable, mana yg berdedikasi. Partai juga ga akan sembarangan menempatkan caleg mereka duduk di kursi dewan, pastinya dengan begitu banyak pertimbangan demi tetap solidnya partai.

Pemilu seperti ini, akhirnya pada main jor2an. Caleg dgn modal gedhe, punya dana kampanye gedhe, pasang aneka perangkat publikasi di mana2 ampe jalan raya penuh dengan deretan poster dan atribut partai. Ampe lampu pengatur lalu lintas juga banyak yg ga terlihat coz ketutup aneka bendera, poster dan spanduk, bikin kemacetan. Wah… bener2 sebuah pemandangan yg tidak bagus, apalagi pemasangan aneka perangkat publikasi ini begitu tidak sistematis, asal pasang dan asal bisa dilihat banyak orang. Jadi benar2 crowded, merusak keindahan. Hal ini pun sempat menjadi uneg2 turis asing yang berwisata ke Bali, mereka merasa jadi tidak nyaman.

Usai Pemilu tahap I ini, banyak caleg yg gagal, yg kalah suara jadi stress, bahkan ada yg mpe nekad bunuh diri. Coba, seseorang dgn mental seperti itu mencalonkan diri menjadi Caleg. Gimana kalau nanti benar2 terpilih, mendapat tekanan sedikit saja pasti akan langsung down, tak berkutik menerima suap atau gertakan, apa bisa orang seperti itu mengaspirasi suara rakyat.

Yah, ga taulah. Mg2 perubahan sistem ini bisa membawa perubahan ke arah yg lebih baik. Pelan tapi pasti, semoga sistem baru ini bisa berjalan dengan tertib dan bisa dimengerti semua pihak, bukan cuma asal ngerti saja, supaya benar2 bisa kena sasaran dan menghasilkan pemimpin yg benar2 bisa memimpin dan memajukan bangsa ini. Amin.

He he… boleh kan berpendapat………… ^_^

MANA YANG LEBIH BAIK?

Tuesday, April 21, 2009

Hari Minggu, 19 April 2009, waktu lewat jalan yg biasa kulewati, kulihat kesibukan beberapa warga di sekitar kostku membongkar warung lotek di gang kostku yg menjadi langganan anak2 kost tempatku. Lotek, rujak dan karedok buatan ibu ini lumayan enak, murah lagi. Tapi pedesnya minta ampun. So tiap mau pesan lotek sebaiknya bilang pedasnya sedang daripada perut jadi mulas ga kuat kepedasan.

Terlihat si ibu lotek yang sudah paruh baya ini mengepak barang2nya. Ada apa ya? Apa Ibu ini kena gusur? Suami ibu lotek ini, mang sampah yg biasa ngambil sampah ke kostku juga terlihat membantu istrinya.

Ada apa ya? Karena penasaran, akhirnya kutanyakan ke bapak2 tetangga depan kost yang kebetulan lewat kostku. Si Bapak bercerita, katanya tanah yg selama ini ditempati Ibu lotek, yg selama ini menjadi sengketa, sudah terjual, mau dibikin panti jompo oleh sebuah Yayasan. Dan si Ibu lotek sekarang sedang bingung, tidak ada lagi tempat untuk tinggal, tidak ada lagi tempat untuk pergi, tidak ada lagi tempat untuk berjualan untuk menyambung hidup. Kasihan sekali Ibu ini. Suaminya juga kurang perhatian coz menikah lagi. Ibu ini sedang menghadapi dilema, kembali ke kampung atau tetap bertahan di Bandung. Tapi ke mana dia akan tinggal.

Beberapa tetangga menyarankan supaya si Ibu ini tetap tinggal di Bandung, gerobaknya diberi roda, supaya bisa berjualan di pinggir jalan raya. Dengan adanya roda di gerobak, akan lebih mempermudah mobilitasnya.

Aku berharap pihak Yayasan yg akan mendirikan panti jompo nanti mau berbaik hati mempekerjakan si Ibu ini. Selama ini aku merasa Ibu ini baik sekali, tulus, ramah. Dia begitu tabah menjalani hidpnya yg aku tahu pasti sangat berat. Ada suami di sampingnya tapi seakan tak teraih karena bukan sepenuhnya miliknya lagi. Ya, ibu ini sudah terluka. Bisa kulihat dari betapa canggungnya hubungannya dengan suaminya.

Penggusuran, merupakan sebuah dilema. Keputusan untuk membuat sesuatu lebih baik, lebih teratur, belum tentu bisa diterima dengan baik oleh semua pihak. Selalu saja ada pihak yg dikorbankan.

Kadang2 melihat proses penggusuran suka tidak tega. Tapi mau gimana, sudah diputuskan. Memang harus ada yg mau mengalah, harus ada yg dikorbankan.

Kadang2 sebuah penggusuran memang salah. Kenapa baru dilakukan setelah membiarkan sekian lama sebuah komunitas tumbuh dan berkembang di sana. Kenapa tidak mencoba menertibkan selagi belum banyak yg tinggal di sana, kenapa baru diambil tindakan setelah banyak yg tinggal di sana. Akhirnya menjadi begitu banyak yg harus menjadi korban.

Yah, kalau ingin maju memang harus ada yg dikorbankan. Sebuah keputusan sulit yang harus diambil. Aku kalau disuruh memilih juga mungkin ga tau harus memilih yg mana. Tetap melakukan penggusuran demi pembangunan, demi sebuah tatanan kehidupan yg lebih baik tapi harus mengorbankan begitu banyak keluarga yg harus kena gusur ataukah membiarkan sebuah kawasan kumuh tetap ada yg bisa jadi jika lingkungan itu dibiarkan terus akan menjadi sumber penyakit dan juga merusak tata kota. Terlebih jika berada di sepanjang aliran sungai bisa jadi menjadi salah satu penyebab banjir.

Keputusan memang harus diambil. Mengambil keputusan yg bisa diterima dengan baik oleh semua pihak memang sangat sulit. Mencoba merubah sebuah tradisi yg sudah bertahun-tahun ada di sana akan sangat sulit. Akan banyak pihak yg tdk bisa menerima.

Mungkin yg terbaik, bukan penggusuran, tapi dipindahkan atau relokasi ke tempat yg lebih baik. Tapi terkadang, mencoba memindahkan itu amat sulit coz mereka sudah merasa memiliki tempat itu, menjadi bagian dari tempat itu.

Yah, sebuah pilihan yg harus dihadapi. Seberapa berat, memang harus dijalani dan dihadapi. Semoga segalanya akan menjadi lebih baik lagi.

Thursday, April 23, 2009

Kemarin aku lihat si Ibu penjual lotek sudah mulai berjualan lagi. Mulai membangun warung kecilnya di sebelah warung lamanya yg kena gusur. Sepertinya dengan swadaya dari warga di sekitar tempat itu. Dan pagi ini, ketika aku mampir mau beli lotek si Ibu, loteknya belum matang. ‘Belum matang Neng! Bentar lagi!’ Si Ibu dengan senyum ramahnya memberitahu.

Ibu, tetap semangat ya, jangan pernah menyerah. Semua pasti ada jalannya.

Kalau Ibu memutuskan pulang kampung, nanti kita2 kalau mau beli lotek gimana??????

Untung deh si Ibu ga jadi pindah.

Percayalah, semua pasti ada jalannya. Semangat!!!!!!!!!!!!!

SEBUAH KEHIDUPAN BARU

Tuesday, April 21, 2009

Hari ini hari Kartini, hari kelahiran Raden Ajeng Kartini, seorang wanita perintis emansipasi wanita di Indonesia. Tapi aku tidak akan mengupas tentang Raden Ajeng Kartini atau emansipasi wanita. Tentang peran seorang wanita juga, tapi lebih dari salah satu peran seorang wanita sebagai seorang Ibu. Yah… Ibu. Ada yang merasa belum sempurna sebagai seorang wanita jika belum menjadi seorang ibu, jika belum melahirkan seorang anak dari rahimnya sendiri.

Menjadi ibu, sebuah tugas mulia yang cukup berat. Tanggung jawab yang besar mengasuh, membesarkan, mendidik seorang bayi kecil menjadi manusia dewasa. Menanamkan nilai2, mengajarkan banyak hal, memberikan pengetahuan dan pengalaman2 baru sebagai bekal untuk masa depan. Memang benar kata pepatah ‘Surga ada di bawah telapak kaki ibu’.

Sabtu, 4 April 2009 tiba saatnya bagi salah seorang teman baikku untuk melahirkan, anak pertamanya. Ya ya ya….. nanti saat aku pulang ke Yogya nanti sudah bisa ketemu keponakan kecilku.

Temanku masuk klinik bersalin dari Sabtu pagi. Sempat2nya temanku Fb-an. Yah….tapi bagus juga klo di Rumah Sakit ada fasilitas hotspot, yg nunggu jadi ga bete n yang sakit bisa teralihkan rasa sakit dan rasa jenuh di RS dengan ber-fesbuk ria. Tapi jangan2 mah saking serunya Fb-an, yg sakit lupa klo dia lagi sakit, harus banyak beristirahat, yg nunggu lupa klo lagi nunggu orang sakit, yg sakit jadi terabaikan. Yah, semua ada plus minusnya. Yg jelas saat itu Fb cukup membantu mengurangi rasa jenuh temanku.

Ternyata sebuah perjuangan yang sangat berat. Sampai minggu pagi, temanku tidak mengalami kemajuan, masih pembukaan 1. Dia dihadapkan pada 2 option, induksi atau Caesar. Kasihan baby-nya, sudah telalu banyak cairan yg keluar, dikhawatirkan bakal terjadi infeksi. Untuk sementara temanku diberi antibiotic untuk mencegah infeksi.

Yah….. 2 pilihan yang sama2 berat. Kubilang ke temanku untuk dipikirkan bener, semua demi si kecil. Apapun yang dipilih, jalani saja dengan sabar. Dua pilihan yg sama2 sulit dan sama2 sakit.

Induksi, akan terasa sakit, rasa mulas akan berlipat-lipat, tapi setelah baby lahir pemulihan akan cepat.

Caesar, proses kelahiran ga sakit, tapi nanti pemulihannya rada lama.

Aku sendiri juga belum pernah mengalami cuma denger dari orang2 saja.

‘Apapun yang dipilih nti, jalani dgn sabar ya. Yg kuat ya. Salut ya ma Ibu kita. Berjuang Ta, demi si kecil. De2nya dah buru2 pengin dipeluk maminya. Semangat ya!!!!!! ‘

Kata temanku,’Wah emang bener2 salut ma ibu deh. Bo… trny proses mo melahirkan tuh sakitnya kaya gini. Wah sakitnya benar2 luar biasa…mpe bisa nangis sendiri n badanku keringetan semua.’

Aku cuma bisa reply memberinya semangat:’Sekarang sakit dulu, tp nti sakitnya akan terobati saat melihat si kecil. Ayo semangat! Ita! Semangat!’

Rasanya sedih banget, tidak bisa menemaninya di saat2 sulitnya. Tapi aku juga tahu, di sampingnya aku tidak akan tega. Pasti aku akan lebih merepotkan bila ada di dekatnya, tidak bisa berbuat apa2 untuk membantunya. Bisa jadi malah orang2 di sana yg akan repot sibuk menenangkanku.

Yang bisa kulakukan dari tempatku hanya menghiburnya, menyemangatinya. ‘Ayo…kamu bisa, pasti bisa. Yang kuat ya.’

Kukirimkan sms2 lucu, sapa tau bisa menghiburnya, mengalihkan perhatiannya sesaat dari rasa sakit yang dirasakannya. Mengingatkannya akan masa2 lucu yg dulu pernah kita lewati bersama.

‘Yang sabar ya. Km pasti bisa. Ayo buktiin km bs. Inget aja saat2 lucu zaman kt kul dulu, zaman kt maen bareng. Semangat!!!! Gerak jalan 17 Agt pake kain aja bisa. Siap grak! Maju jalan! He he he he . Hidup Bobo!’

He he aku juga ketawa sendiri baca smsku. Ayo Ita semangat!

Pk.21.30 temanku sms,’Doain aku ya…Insya Allah ntar jam 11 mlm aku operasi Caesar.’

Akhirnya diputuskan ‘caesar’.

‘Ya, mg2 smua lancar ya. yg tenang ya, ga usah deg2an. Everything will be OK. GBU.’

Tuhan, semoga ini yg terbaik. Dampingi temanku Tuhan, agar bisa melewati operasinya dengan lancar. Semoga Ibu dan bayi selamat.

Kukirimkan sms ke Ibu, adikku n teman2ku yg jg teman Ita, minta bantuan doa, agar operasi berjalan lancar.

Salut Ta aku sama kamu. Sebelum2nya teman2ku yg lebih dulu melahirkan tidak melewati proses yg sesulit kamu. Dulu mbakku juga pernah kaya kamu, akhirnya dia pilih Caesar juga.

Saat2 menjelang proses operasi, apalagi jika itu saat pertama kali. Aku tahu pasti berat bgt. Deg2an. Dulu waktu aku menemani Ibuku menjelang operasinya, aku tahu, biarpun Ibuku terlihat tenang, dia cemas luar biasa. Tiap dengar sura brankar didorong, pasti terlonjak kaget, jangan2 sudah saatnya. Apalagi waktu itu menjelang menit2 operasinya, teman baiknya datang, dia menangis di depan Ibuku. Ibuku tenang2 saja, temannya malah menangis tersedu-sedu sambil mendoakan Ibuku. Semakin membuat tegang Ibuku saja. Ditambah terdengar tangis histeris dari pasien sebelah kamar yang habis dikuret. Hua…… semakin membuat panic ibuku.

Waktu operasi usus buntu adik temanku, dia cowok, badannya gedhe, pemain sepak bola, tapi tyt dia parno juga. Mpe sembunyi di kamar mandi ga mau keluar. Akhirnya dipaksa ma suster n ayahnya dgn ultimatum klo ga mau keluar, pintu akan didobrak, baru dia mau keluar untuk operasi.

Yah, siapa yang ga takut. Badan akan disayat-sayat. Hi……..

Senin, 6 April 2009, pk 00.30 ku-sms suami temanku, menanyakan keadaan temanku dan bayinya. Langsung di-reply;’Alhamdulilah lancar. Skrg lagi bobo. Cewek babynya.’

Leganya. Puji Tuhan, semua berjalan lancar. Selamat ya buat temanku, akhirnya menjadi ayah dan ibu. Putri kecil mereka lahir di hari minggu 5 April 2009 pk.22.40. Selamat ya… selamat.

‘Buat Ita, Eko&keluarga, selamat ya atas kelahiran putri kecilnya. Smg bisa mjd cahaya bagi semua. Hore Tante Bobo&Tante Eka punya ponakan cewek!Jd ga sabar pengin lihat.’

Nama gadis kecil temenku Aurelia, dipanggil ‘Aura’. Waktu aku pulang ke Yogya kemarin sempat ketemu si kecil, sempet menggendongnya, memangkunya rada lama, mpe keringetan. Pada diketawain. Tanganku mpe kesemutan. Tyt menggendong seorang bayi tu berat juga ya. Salut ama Ibu. Banyak diuji kesabarannya.

Dan buat si ayah, selamat ya. Harus siap begadang tiap malam, bergantian menjaga si kecil, yang pastinya tiap malam bakal sering terjaga.

Cantiknya gadis kecil temanku. Mpe ketemu lagi nti waktu tante pulang Yk lagi. Nti jalan2 bareng ya.

He he selamat selamat.

SUNDAK, SIUNG..........WE COME BACK TO..........


Sundak selagi pasang, teluknya tak terjamah.

Sunday, April 19, 2009

Beach.....beach......

‘Pokoknya nanti klo ke Yk maen ke pantai ya Buntil. Dah lama banget ga ke pantai.’ Etil membujukku.

Akhirnya..... Sabtu, 11 April 2009 kita main ke pantai lagi. Seperti biasa, 2 pantai ini yg selalu pengin kudatangi. Akhirnya kita nyampe ke sana lagi.

Berbeda dgn terakhir kali ke sana sekitar bulan October 2008, kali ini ketika sampai sana laut sedang pasang tinggi. Perairan jernih sepanjang beberapa meter dari bibir pantai yg biasanya bisa buat kita jalan2, kali ini terendam air pasang. Yah..... ga bisa maen2 air deh.

Sundak.... tujuan pertama kita. Kita nyampe sana sekitar pk.09.30 WIB. Coz air laut pasang cukup tinggi, pantai yg curam dan ombak lumayan gedhe, akhirnya harus rela tidak turun ke laut. Teluk yg biasanya aman buat kita mandi2 pun tak terjamah oleh kita. Tak mungkin kita capai coz air laut cukup dalam. Akhirnya pada ga berani turun ke laut.

Si Dhex yang ga pernah kehabisan ide, tiba2 aja datang membawa bola plastik. Yah.... acara kita bermain bola pantai. He he... lumayan cape dan bikin keringat.......

Bermain bola, lumayan cape... tapi seru

Setelah kita merasa lapar barulah beranjak meninggalkan Sundak menuju Siung untuk makan siang lanjut main air basah-basahan di sana.

Siung................

Tujuan pertama mpe Siung.......’makan’

Pada ketagihan nasi rames dgn lauk ikan laut di sana. Dijual amat sangat murah. Porsi gedhe nasi + sambal kering tempe + bihun + ikan goreng dgn ukuran lumayan gedhe dihargai @Rp.5.000,- Ditambah sambal dadak yg kata anak2 ......’muantap’.......


Ga tahu, aku lagi ga nafsu makan. Jadi ga terlalu bisa merasakan nikmatnya makan siang di sana. Rahangku tiba2 saja sakit. Pagi waktu sarapan, 1 sendok pun ga bisa masuk, akhirnya sempat dilarang ga boleh ikut ke pantai ma Ibuku. Ya... maap, ke pantai ga boleh absent. Bagaimana pun harus ikut. Berbekal 2 bungkus Biogesic coz cari2 apotek untuk cari Ponstan ga juga dijumpai di sepanjang jalan yg kita lalui, akhirnya di Jl. Wonosari nemu Alfamart, cari Neuralgin ga ada. Ya sudah deh, Biogesic lumayan buat menghilangkan sakit di rahangku, tapi ya harus 2 tablet. Lumayanlah biar liburan lebih afdol.

Air laut di Siung juga pasang lumayan tinggi. Perairan air jernih sama sekali tak terlihat. Tapi itu malah menguntungkan kita. Pantainya lumayan landai, so kita bisa bebas mandi2 di sana tanpa takut terkena karang coz kita mandi2 di atas hamparan pasir. Wuiiiiiiiiiiiihh.....................serunya. Ga terasa sama sekali panas yang membakar kulit. Angin laut bertiup semilir menyamarkan panasnya matahari.



Bersahabat dgn ombak

Hayo.... siap2 ya habis ini klo kulit terbakar.

Sehabis dari pantai, siapa ya yg paling sukses berjemur?????

Si Etil....... Hi hi hi. Ga tau kenapa tu anak jadi item banget. Salah sendiri disuruh pake sunblock ga mau. Paling ga kan bisa mengurangi gosong. Yah resiko tanggung sendiri Til.

Mpe Bandung, si Etil mau ga mau jadi bahan ledekan anak2. Dia dapat julukan baru ‘Si Item’ sama denganku yg juga dapat julukan baru ‘Tweety’ coz mpe Bandung mukaku jadi kaya ‘Tweety’ bengkak gara2 infeksi kelenjar. Ada2 aja penyakit teh. Kayanya makin parah gara2 kemasukan air garam waktu mandi di laut.

Si Etil selalu saja mencoba membanding2kan warna kulitnya denganku n anak2 yg lain. Tetep aja dia lebih item.

Udah dinikmati aja. Ke pantai belum tentu 5 taon sekali kan.

‘Ga tau, kenapa jadi merah gini ya? Padahal Buntil ga terlalu,’ keluh Etil.

‘Bukan merah.... Tapi item,’ kata Tiut.

Jadilah si Etil manyun dibilang item.

‘Tenang2 Til. Ga lama kok pulihnya. Aku dulu 2 bulan,’ kataku mengganggu si Etil.

Si Etil tambah manyun.

‘Tuh Teh, cuma 2 bulan kok,’ seru Tiut sembari ketawa gelak2.

‘2 bulan????????’ seru Etil.

He he he..... akhirnya si Etil harus siap dgn banyak komen.....’Kok jadi item?’

Yang parah, mamanya si Etil kasih comment,’Lha, ini baru anak mama.’ Mama si Etil kan hobi naik gunung, jadi kulitnya terbakar matahari.

‘Yuk foto2...... Buat kenang2an waktu Etil item. Terlihat nyata bedanya kan?’

Sabar.... sabar ya Etil.... Ga lama kok. Cuma dua bulan. He he he....

Teganya menguburku hidup-hidup Hiks.....

REALISASI LIBURAN DI YOGYA

Wednesday, April 15, 2009

Akhirnya dah balik lagi ke Bandung. Liburan sudah usai, saatnya kembali ke dunia nyata. Waktu bersenang-senang sudah habis. Mau ga mau….tanggung jawab sudah menanti.

Ayo semangat…… habis liburan, seharusnya sudah lebih fresh. Seharusnya………..~_^

Realisasi liburan kemarin sedikit melenceng dari rencana, tapi bolehlah dibilang ga banyak rencana yang hanya sekedar rencana.

And inilah realisasi liburan di Yogya kemarin bersama Etil dan teman2ku.

Kamis, 9 April 2009

Kereta Lodaya tumben2an berangkat 30 menit lebih dari Bandung. Akhirnya mpe Yogya jauh lebih molor lagi. Yang biasanya pk.03.30-04.00 sudah sampai Yogya, hari itu baru sampai Yogya pk.17.30. Amat sangat terlambat. Week yg datang dari Papua via bus dari Surabaya ke Yogya nyampai Yogya 60 menit lebih cepat dari aku. Akhirnya mereka menungguku di Stasiun Tugu di pintu utara.

Ternyata pada kelaperan. Pengin banget makan bubur gudeg depan LPP, dan ternyata kita semua berpkiran sama. ‘Gudeg depan LPP’. Mpe sana seperti biasa harus rela antree….. Antrean ga habis2. Harus bersabar menunggu mpe 45 menit demi menuruti keinginan hati. Pesan 5 bks bubur gudeg ½ porsi dgn lauk telur, sambal krecek, tempe dan tahu bacem @Rp.5.000,- + ngebungkus gudeg and sambal krecek buat dibawa pulang.

Kita memutuskan makan bubur gudeg di Benteng Vredenburg. Pagi2…..di sekitar Malioboro…… Hmmmmmm…… Pagi2 bubur gudeg anget2………… A good choice……..

Habis makan kita lanjut foto2 narsis di sana. And then memutuskan pulang. Tadinya terrpikir mau langsung menuju Paris, tapi ingat harus ‘nyontreng’…. Akhirnya pulang deh….


Sebelum pulang pas lewat Pasar Beringharjo, kita lihat ada yang jual kembang setaman, akhirnya beli sekalian buat nyekar Mbok Yem. Besok peringatan 1000 harinya.

Mpe rumah, mami manyun. Bukan hanya manyun. She’s crying…… Why??? We really don’t know why. We so confused to face this situation.

Mungkin marah, kecewa, sedih, campur aduk jadi satu karena kita ga cepet2 pulang, padahal dah ditunggu-tunggu dari subuh kok anak2nya ga datang2.

Maaf…….., kami ga bermaksud bikin Ibu sedih.

‘Pokoknya hari ini jangan ke mana2 dulu. Temani Ibu di rumah’ pesan Dhex.

Duuh…. Alamat gagal total deh semua planning hari ini….

Untunglah Ibuku manyunnya ga lama, pk. 11.20 Ibu dah mau tersenyum menyapa kami. Akhirnya lanjut ‘nyontreng’ deh. Asal contreng aja, coz ga kenal Caleg2-nya. Yg penting partai-nya kan………

Tanpa janjian, ternyata kita bisa datang berbarengan dengan mba’ku yang lagi hamil 7 bulan. He he kuledekin dia, sekarang dia lebih mbem dari aku. He he….

Kita ga perlu antree coz datang di detik2 terakhir jelang penghitungan suara, hampir pk.12.00WIB. Mang kebiasaan, suka datang mepet2. Aku nyontreng di 3 bilik yang berjejeran bareng ma Ibu n adikku. Ma petugas diketawain. ‘Harusnya dipoto, bisa bareng2 gini satu keluarga di bilik yg berjejeran,’ kata salah satu petugas di sana. He he si Bapak ada2 aja……

It’s d first election event for Nick. Dia salah nyontreng. Tapi dia berhasil menerapkan saranku untuk mengoleskan lem/masker bening ke jari yg akan dicelupkan ke tinta ungu. Aku yg kasih ide mah gagal total gara2 terlalu bersemangat memasukkan jari ke botol tinta mpe kukuku kena. Wah… klo dah kena kuku ga akan bisa ilang. Nasib… ya nasib. Malah sbg tanda klo benar2 kut ‘nyontreng’ toh.

Siangnya, ber-6, Nick, Ndra, Dhex, Week, aku ma Etil, kita nengok Ita n baby yg baru pulang pisan dr RS. Ihhhhhhh lucunya si Aura…. Dia yg sejak pulang dari rumah sakit tidak mau tidur, tiba2 saja mau tidur di pangkuanku.

‘Itu karena dia tahu, budenya jauh2 datang dari Bandung demi dia.’

‘Bukan Bude….. tapi Tante……! Awas ya, jgn biasain Aura manggil ‘Bude’!’ protesku. He he… dipanggil ‘Bude’….rasanya jadi jauh lebih tua……. ~_^

Kita lanjut ke Mirota Kampus Bunderan cari kado buat Putri sepupuku di Jkt yg tgl 11 April ini dia ultah. Dia request tas ransel warna pink. Yah… dia suka banget yg serba pink. Dhex n Ndra pada kelaperan. Bertiga ma Nick mereka makan ke KFC di seberang Mirota Kampus. Janijian pk15.30 dah harus siap menuju Gereja Kobar kut misa Kamis Putih pk.16.30 klo ga mau ga kebagian kursi.

Akhirnya setelah di-telp berkali-kali, pk.16.00 baru deh siap meluncur ke gereja Kobar. Nick, Ndra n Dhex terlihat ga sabar menunggu kita 3 cewek yg ga nongol2. Maklum…… belanjaan kita tyt banyak banged. Ga tau, tiba2 si Week punya ide mau bikin es buah, akhirnya waktu kita lama dihabiskan di Supermarket.

Mpe gereja kita kebagian tempat duduk rada belakang, sudah di area luar gereja, Lumayanlah tdk terlalu gerah coz angin semilir berhembus.

Kelar misa lanjut makan rame2 ke angkringan. Niat awal mau ke angkringan Kali Code, tyt hari itu stock makanan tdk ada cuma minum doank, gara2 yg biasa kasih supply makanan hari itu lagi absent dulu. Akhirnya kita beralih ke ‘Kopi Jos Pak Man’ di dekat Stasiun Tugu.

Kita ga boleh pulang malam2, gantian ayah-ibu yg kut misa coz kita bergantian menemani nenek di rumah. Ya, sejak kakek tidak ada, nenek sendirian di rumah. Kasihan juga, pasti merasa kesepian.

Hari itu aku cape banget. Kupikir karena pagi aku nyampe pisan dari Bandung, belum cukup istirahat ditambah seharian pakai sandal high hills. Ugh……………..

Jumat, 10 April 2009

Pagi kut jalan salib di Lingkungan, sekalian reuni ma temen2 mudika n bapak-ibu lingkungan yg dah lama bgt ga ketemu. (Pk.08.00-10.00). Tyt habis jalan salib ada ‘Audience with Uskup Kalimantan’ yg kebetulan ada acara di Wisma Maria, tempat jalan salib berlangsung. Akhirnya ikutan dech. Tapi pk.10.00 aku ma Week bolos, coz Week ada janji ma temennya pk.10.00. He he…… mayan terbebas dari ngantuk coz topic yg serius.

Mpe rumah, ga tau kenapa badanku lemez bgt, rasanya cape bgt. Alkhirnya acara siang itu tidur siang. Ga jadi nyekar. Lanjut kut misa Jumat Agung pk.15.00 di gereja Sedayu.

Habis misa, rencana mau nyekar dulu ke makam. Tapi urung coz pada kelaparan. Selesai makan dah terlalu gelap. Kupikir terlalu spoky juga malam2 nekad berziarah ke makam. Hi………………………..

Akhirnya pergi ke hajatan mbok Yem sebentar kemudian lanjut ke doa 7 bulan (mitoni) kandungan mba’ku. Lanjut jalan2 ke Alkid.

Boleh dibilang rada maksa. Berangkat ke Alkid dari rumah sudah pk.21.15. Ternyata malam itu ramai sekali di sana. Cukup menyenangkan malam itu. Kita maen ketapel api, siapa yg berhasil ‘njepret’ paling tinggi……………

Memperkenalkan ke si Etil, make a wish di antara 2 pohon beringin kembar. Dan beruntunglah si Etil, dia berhasil melewati 2 beringin kembar pada kesempatan 1. ‘Apa sih Til, make a wish-mu? Hm hm…. Pasti itu ya??????’

Dasar si Dhex ga pernah kehilangan ide, tiba2 aja dia datang ma Week sambil mengayuh becak mini. Sewa Rp.10.000,- per jam. Ada2 saja, tapi seru.

Coz kelaparan, kita memutuskan makan lesehan di sana, pesan wedang ronde, jagung bakar ma indomie goreng. Lumayan buat menghangatkan badan. Kita makan diiringi lagu request kita ke pengamen yg ada di sana. Tapi sayangnya si pengamen masih harus banyak belajar. Lagu2 request kita dia banyak yg ga bisa. ‘Rapuh, Nuansa Bening, Puspa, Menunggu-nya si Ridho Irama….. mereka pada ga bisa.

‘Yang lain deh mbak, Juniar Arif-nya lagi pergi,’ kata mas pengamen.

‘Belajar dulu ya Mas, nti kita ke sini lagi, harus sudah bisa!’

‘Ya ya….sip mbak!’

Sabtu, 11 April 2009

Acara seharian ke Pantai……………….. I love beach so much.

Sore mpe rumah pk.18.30 setelah sebelumnya nge-drop Week n Dhex ke Terminal Jombor. Malam lanjut misa Malam Paska, kut misa pk. 20.00 di Sedayu. Puanas puol. Serasa mau pingsan. Kayanya dehidrasi. Aku lagi ga enak badan, sepertinya masuk angin + kecapaian. Keringat dingin keluar terus. Rasanya pengin cepat2 pulang.

Minggu, 12 April 2009

Ga tau di rumah lagi banyak yg pada punya hajat. Mana tamu di rumah datang hilir mudik. Maklum tgl 12, tamu Ibuku. Yang ditamuin lagi pergi ke tetanggaku yg punya hajat, so mau ga mau Nick bertugas menggantikan tugas Ibuku, mencatat dan mencatat. Aku mana bisa, harus banyak belajar dulu.

Akhirnya kita baru pada pergi pk.13.00. Hunting oleh2 and hunting2 ke Mirota Batik n Malioboro. Di Mirota Batik ketemu Haikal Afi. He he…. Tapi orang2 Yk mah tiap ketemu artis rata2 pada cuek bebek. Toh sama2 orang juga. So artis jalan2 di Yk tetep punya privacy, ga perlu khawatir diganggu oleh yg pada ribut minta tanda tangan atau pun photo bareng. He he……

Aku sempet dibikin senewen ma salah seorang pedagang. Heran….. kok ada ya pedagang yg sama sekali ga da niat buat mempromosikan dagangannya. Ni pedagang laen dari yg laen, baru kali ini aku nemu model yg kaya gini.

Lagi lihat2 baju Bali di sepanjang emperan Malioboro, di depan2 Mirota Batik. Ada deretan baju Bali yang menarik perhatianku, so kusamperin aja.

Sepertinya bahannya lumayan panas, so kutanyakan aja ke si pedagang.

‘Ini bahannya panas ya?’

‘Iya. Panas banget. Sampai mendidih,’ kata si pedagang antic itu.

Rada kurang percaya ma pendengaranku, so kutanyakan lagi. ‘Kalau bahan yang ga panas ada ga?’

‘Ow. Ada. Pesan langsung ke pabrik,’ jawab si pedagang dengan nada sinis ga ada ramah2nya sama sekali. Mang dasar orang yg aneh. Dia masih ngedumel2 ga jelas gitu, akhirnya kutinggal aja. Si Etil ma Nick juga mpe bengong mendapati pedagang model begini. Kebanyakan minum kali nee orang.

Pas mau pulang, keingat belum dapet sarung pantai titipan Dewot. Kebetulan di depan Mirota lagi mati lampu, so mencari dalam kondisi remang2. Hunting bolak-balik ga juga nemu. Satu2nya tempat yg ada kulihat sarung pantai lumayan bagus di tempat si pedagang ‘panas’ tadi. Sengaja dilewatin, ogah berurusan lagi dengan si pedagang.

Pas akhirnya hampir nyerah, kita lewat di depan si pedagang ‘panas’ lagi. Kulihat yg jual dah ganti orang. Udah tuker shift kali. Kubujukin si Etil buat nyoba ke sana aja toh pedagangnya udah beda.

Akhirnya kita nyamper ke sana. Lihat2 dalam kondisi remang2 diterangi cahaya korek api dari si pedagang.

‘Ini aja ya, bagus kan,’ kata si Etil. ‘Ini pink kan?’

Dan tyt waktu kita bayar, coba menawar tidak juga berhasil, dan si pedagang yg satunya ini juga rada error setipe ma temennya, tapi dia masih mending ada muka ketawa2nya.

‘Kembaliannya ga usah ya?’ kata si pedagang.

‘Asal dapat dua,’ kataku seraya menunjuk sarung pantai warna putih. Memang bagus sarung itu, dari pertama lihat aku n Etil sudah suka, warna putih dengan motif bunga2 warna pink lembut. Bahan kainnya juga lembut banget.

‘Dua gapapa, tapi satunya disobek,’ pedagang ‘panas’ tiba2 muncul dari deretan baju batik yg didisplay. Kata2nya ga ada ramah2nya sama sekali.

Whuaaa…… tyt orangnya ada.

Setelah terima uang kembalian, kita langsung ngeloyor pulang, males berurusan dgn pedagang ‘panas’ ini.

Mpe rumah, ketika packing barang2 kita, ketauan tyt sarung pantai yg kita beli buat Dewot bukan warna pink, tapi merah. Maklum pandangan terbatas dalam kondisi minim cahaya.

‘Gapapa…. Nti bilang ke Dewot, merah kan matching ma karpet barunya yg juga merah,’ kataku ke Etil.

‘Ya ya ya….. Sip!’

Malam back to Bandung, mampir dulu ke Mie goreng Cak Edi ngebungkus buat bekal di kereta. Nyam nyam………

Whuaa…… liburan tlah usai…….

Mau ga mau…….. Back to the real world…..

Semangat!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

PLANNING ON HOLIDAY IN YOGYA

Monday, April 06, 2009

Pulang ke Yogya, cuma 4 hari di masa Libur Paska. Hufffffffffffffffff pasti rasanya kurang bgt. Terlalu banyak tempat yang pengin kukunjungi, terlalu banyak teman yg pengin kutemui, terlalu banyak makanan yg pengin kuicipi. Rasanya waktu 2 minggu pun kurang buat liburan di Yogya.

Akhirnya harus bikin planning, jadwal super ketat dan musti disiplin klo ga mau ada waktu yg terbuang percuma. Bersamaaan dengan kepulanganku kali ini banyak hal yg terjadi serba kebetulan. Kebetulan bgt Paska th ini, kami sekeluarga bisa kumpul sama2, merayakan Paska sama2. Kebetulan juga pas peringatan 1000 hari Mbok Yem, mbok yg mengasuhku dan adik2ku dari kecil. Peringatan 7 bulan (mitoni) kandungan mba’ku. Kelahiran bayi cantik teman baikku, dah ga sabar pengin kut gendong. Mirip siapa ya? Mirip ayah atau ibunya? Gendut ga ya? Pasti lucu banget.

Bertepatan pula dgn Pemilu. Meskipun aku ga tahu pasti baiknya memilih yg mana coz aku ga pada kenal caleg2nya, tapi kata Ibuku…’harus milih’…. Ya sudah sebagai warga Negara yang baik ya harus mau menggunakan hak pilihnya. Sayang kan suara kita terbuang percuma. Satu suara saja kalau mpe ribuan orang berpikiran sama untuk tidak menggunakan hak pilihnya bagaimana coba. Apa salahnya memperjuangkan apa yg kita yakini akan membawa kita kepada kemajuan bukan?

He he…. Padahal tadinya mbujukin Ibu biar ga sah kut Pemilu, mau maen ke Pantai aja, pas Pemilu pastinya di Pantai rada sepi. Tapi urung. He he…. Ga boleh ma Ibu.

Planning selama di Yogya :

Kamis, 9 April 2009

Subuh mpe Yogya. Dijemput di stasiun lanjut pengin foto2 mumpung masih sepi, klo ga foto di ‘Tugu’, di taman Kota Baru atau Malioboro pintu selatan, berlatar gedung Agung dan bangunan2 peninggalan Belanda + Benteng Vredenburg pasti seru. Sebenere pengin beli sarapan bubur gudeg di depan LPP. He he ga tau gimana nanti. Klo tiba2 hujan turun, ya gagal total acara foto2. Lagian dah request minta dimasakin sayur brongkos ke Ibu, klo ga dimakan pasti bakal dimarahi bener.

Mpe rumah lanjut foto2 bentar ke ‘Ngesong’. And then pk.08.00-12.00 kut Pemilu Caleg.

Siang nengok teman baikku n baby-nya, ponakan baruku yg belum kutemui. Lanjut hunting kado buat sepupu kecilku, dia pengin dibeliin tas warna pink. Lanjut misa Kamis Putih di gereja Kota Baru, ambil jadwal rada siang and then makan di angkringan.

Kamis malam ke rumah mbok Yem bentar, lagi ada hajatan peringatan kematian Mbok Yem.

Jumat, 10 April 2009

Pagi kut jalan salib di Lingkungan, sekalian reuni ma temen2 mudika n bapak-ibu lingkungan yg dah lama bgt ga ketemu. (Pk.08.00-10.00)

Cari kembang buat nyekar 1000 hari-mbok Yem. Lanjut foto2 ke Taman Sari n jalan2 ke Malioboro-Pasar Bering Harjo. Resti pengin bgt ke sana.

Jumat sore pk.15.00 wajib, misa Jumat Agung di Sedayu aja ah. Habis misa nyekar ke makam, klo kemalaman atawa hujan, sabtu pagi nyekarnya.

Malam, doa bersama peringatan 7 bulan kandungan mba’ku.

Sabtu, 11 April 2009

Acara seharian ke Pantai……………….. I love beach so much.

Malam lanjut misa Malam Paska, semoga keburu kut misa pk. 20.00 di Sedayu klo ga ya kut misa pk.23.00 di Kumetiran atau Kota Baru.

Minggu, 12 April 2009

Penginnya sarapan soto ‘Pa Slamet’ and then jalan2 ke Kaliurang lagi. Resti kan belon pernah, si Week juga pengin ke sana. Dah lama ga ke sana. Aku sich…. Hayu hayu… aja.

Malam back to Bandung.

Hiks hiks… cepet bgt ya liburanku.

Duuuh…. Belum sempet ke Pemancingan, baso cornelan, baso 40-1, mie goreng Ca’Edi. He he…… buat d next vacation.

Never ending love for Yogya. Never ending planning for Yogya.

HORROR..................HORROR.............HI..... HI HI HI.............

Tuesday, March 31, 2009

Bulan2 kemarin, tiba2 saja anak2 di kostku pada parno. Pada ga berani keluar malam. Klo pun terpaksa pulang malam pada lebih memilih lewat jalan lain yang kata orang rada angker. Hi hi hi hi

Ada apa sich????

Akhirnya aku tahu. Tahunya pun sudah telat. Ternyata tetanggaku ada yg habis meninggal gatung diri dan konon sempat ada penampakan. Owwwww...... pantas, kok jadi pada ketakutan gitu. Aku sendiri tiap lewat tempat itu suka lupa, jadi ga takut, kadang2 ingat juga, tapi ga serem juga coz biarpun sudah malam masih ada orang yg lewat kok. Temen2 kostku aja, yg biarpun rada takut, tapi penasaran, tiap lewat pastinya mata tak lepas berkali-kali terarah ke rumah itu. Bikin aku ketawa. He he he.... lihat apa?

Menurut cerita, si Ibu itu memilih mengakhiri hidupnya sendiri dikarenakan sebuah alasan yang sangat sederhana. ‘Jealous’ tanpa pernah berusaha mencari tahu kebenarannya. Sayang ya......

Malam setelah kematiannya, ada seseorang yang mengenal Ibu muda itu tapi tidak tahu kalau ibu muda itu sudah meninggal. Bapak itu melihat si Ibu muda sendirian di depan rumah. Disapanya.

‘Kok tumben, malam2 di depan rumah sendirian?’

Si Ibu tidak menanggapi pertanyaan si Bapak, dia hanya nitip pesan, minta tolong disampaikan ke Ibu mertuanya, dia menitipkan anaknya yg masih kecil ke Ibu mertuanya itu.

Si Bapak sempat menanyakan kenapa pesan itu tidak disampaikannya sendiri saja. Si Ibu hanya tersenyum.

Bisa dipastikan setelah si Bapak itu tau kalau sebenarnya Ibu muda itu telah meninggal di siang hari pasti akan jadi parno. Anak2 kostku aja yg tidak lihat sendiri, hanya dengar dari mulut ke mulut aja dibikin parno gitu.

Aku juga pernah dibikin parno oleh tindakan bunuh diri seseorang. Ha ini terjadi bertahun-tahun yg lalu waktu aku masih tinggal di Yogya. Zaman aku masih kuliah. Waktu itu tetangga dekat rumahku (seorang kakek, aku biasanya memanggilnya ‘mbah’) hanya selisih beberapa rumah dari rumahku, dan satu2nya akses jalan menuju rumahku melewati rumahnya, so mau ga mau aku pasti melewati rumahnya tiap mau pulang ke rumah.

Suatu pagi tetanggaku ini bunuh diri, gantung diri. Gegerlah pagi itu. Bunuh diri dengan alasan yg aku sendiri sampai sekarang tidak tahu pasti. Yang jelas sejak saat itu, sampai lebih dari 1 bulan aku ga berani tidur di rumah. Tiap mencoba tidur, yg terbayang di pelupuk mata wajah tetanggaku itu. Mana ayahku suka menakut-nakutiku. Mengetuk pintu rumah atau jendela kamarku dan meniru suara tetanggaku itu, bikin aku terlonjak kaget. Yah...tetanggaku ini boleh dibilang amat dekat dengan keluargaku, dia begitu ramah. Tiap lewat depan rumahku tak pernah absen menyapaku yg lagi menyibukkan diri di halaman depan. Dengan senyum dan sapaan ramahnya.

Akhirnya waktu itu aku lebih memilih tidur di kost dp ga bisa tidur, jika terpaksa tidur di rumah aku pasti minta ditemani tidur. Teman2ku cowok di rumah yg suka ikut2an menakutiku, aku tahu mereka sebenarnya parno juga tapi tidak mau mengakui. Gengsi di depan cewek. Tiap malam2 lewat depan rumah tetanggaku yg kebetulan ada di tikungan jalan, selalu kudengar suara tancap gas motornya.

He he he he tyt parno juga dia. Akhirnya balas kuledekin dia keesokan hari, dia hanya tertawa, ga menyangkal, juga ga mengiyakan.

Tiap kali aku dan teman2ku janjian mau datang ke suatu acara, ada kalanya kita pergi bareng2 dan kita harus menjemput dulu cucu si mbah ini. Sampai depan rumahnya, pasti ga ada yg mau mengetuk pintu rumah temanku ini, takut yg bakal menjawab atau pun membukakan pintu si mbah ini coz si mbah ini melakukan bunuh diri di ruang tamu rumahnya. Akhirnya mau ga mau, aku yg ketiban jatah mengetuk pintu dan memanggil nama temanku. Kuketuk pintu beberapa kali, langsung kutinggal lari menjauh. He he he.... parno juga.

Menurut cerita ada beberapa tetanggaku yg pernah melihat si mbah ini malam2 sedang duduk di depan rumahnya. Tetanggaku yg lewat kebetulan rada lupa klo si mbah ini sudah meninggal. Saat melewati depan rumahnya, dilihatnya simbah ini sedang duduk2 dengan pandangan hampa di depan rumahnya. Disapanya, tapi tidak dijawab. Yah, ada yg bilang sampai 40 hari setelah kematian, nyawa seseorang masih ada di sekitar rumah, masih dalam tahap penyesuaian dengan dunia barunya.

Bunuh diri. Kadang2 aku suka heran. Kenapa ya, orang suka dengan gampangnya melakukan bunuh diri. Tanpa berpikir panjang begitu saja mengakhiri hidupnya. Nyawa sendiri saja tidak dihargai, gimana orang lain. Apalagi zaman sekarang ini, orang2 dengan gampangnya mengakhiri hidup orang lain tanpa memikirkan tanggung jawab dgn yg di Atas. Yah, materi, kekuasaan, tawaran kenikmatan dunia seringkali membutakan mata seseorang.

Masalah datang silih berganti. Tidak ada orang yang hidup tanpa masalah. Tiap orang punya masalah sendiri2, entah itu berat entah itu ringan. Suatu masalah yang berat bagi seseorang belum tentu berat juga buat orang lain. Suatu masalah yg ringan bagi seseorang belum tentu ringan juga buat orang lain. Yah, tergantung kesiapan dan keikhlasan kita untuk menghadapi. Menurutku, seseorang yang sampai berniat atau bahkan sampai memutuskan melakukan bunuh diri, itu dikarenakan dia kurang ikhlas. Yang dibutuhkannya keikhlasan dalam menghadapi semua. Pasrahkan semua pada Tuhan, semua pasti akan ada jalan keluarnya. Entah itu butuh waktu yg singkat atau bahkan teramat panjang, tapi percayalah semua akan ada jalan keluarnya.

Tuhan tidak akan memberi cobaan melebihi kemampuan umatnya. Ini semua ujian buat kita yang akan mendewasakan kita. Yah.... ikhlas. Hadapi semua dengan ikhlas, dan kau akan tahu, setahap demi setahap akan dibukakan jalan buatmu, akan dilepaskan bebanmu satu persatu. Dan semua ini perlu waktu.

SIAPA BILANG PAJAK ITU MENAKUTKAN

Tuesday, March 31, 2009-03-31

Dulu2 tiap denger kata ‘Pajak’ kesannya serem banget. Sesuatu yg kalau bisa lebih baik dihindari. Menakutkan..... Segala sesuatu harus dengan perhitungan matang, ketelitian, kehati-hatian. Jangan sampai melaporkan informasi yang salah dp repot belakangan. Apalagi tiap denger bakal ada pemeriksaan pajak. Huffffff.........bakal makan ga enak tidur pun tak nyenyak.

Tapi belakangan ini, buatku pajak ga terkesan angker lagi. Tiap kali aku bertandang ke KPP (Kantor Pelayanan Pajak) aku selalu mendapatkan pelayanan yg baik. Setidaknya 3 KPP yang selalu kudatangi. Kurang tahu dengan pelayanan di KPP yg lain, semua tergantung person di dalamnya yang membentuk citra KPP di mata masyarakat.

R. tunggu KPP sejak tahun kemarin sudah direnov menjadi sebuah ‘waiting room’ yg nyaman. Dgn interior ruang yg bagus, TV dgn layar lumayan gedhe, dilengkapi mesin antrean dgn ‘calling system’.

Tiap kali konsul pun, aku dilayani oleh AR (Account Representatif) yg ramah2, so aku merasa amat nyaman dan tidak segan menanyakan segala hal yg pengin kuketahui.

Apalagi pemeriksaan pajak sekarang ada etika-nya. Sekarang petugas pajak tidak boleh main datang periksa. Semua ada prosedurnya dan harus ada surat perintah resmi dan ada pemberitahuan sebelumnya. So.....sekarang ga perlu khawatir dengan adanya pemeriksaan dadakan.

Mekanisme ‘revisi’ atau pembetulan pun bisa dilakukan. Jika ragu2 bisa konsul dulu dgn AR.

Yah....Pajak. Semoga kita semua semakin disadarkan untuk lebih tertib pajak. Tertib dengan kesadaran sendiri dan kerelaan hati. He he he.... biar kita dalam membayar pajak dan melaporkan pajak kita terasa ringan, tidak membebani kita.

KANGEN MASAKAN MAMI

Sunday, March 29, 2009

Suatu siang di minggu2 kemarin, ibuku meneleponku. ‘Nanti pulang pengin dimasakin apa?’

He he..... pengin apa ya. Si Etil yang bakal ikut pulang denganku, dia lagi kangen masakan rumahan, masakan Madiun. Dan aku juga kangen banget masakan ibuku. Yang ada di pikiranku saat itu, sayur brongkos ma sayur lompong. Dah lama banget ga makan euy.......

Si Etil dah dari tahun2 kemarin pengin ngrasain sayur lompong (daun talas) coz kemakan promosiku. Coba hunting di Bandung mpe sekarang belum nemu2 juga.

‘Sayur brongkosnya dikasih kulit melinjo ma telur ya?’ pesanku ke Ibu.

Kata Ibu kebetulan sekarang2 ini di pekarangan belakang rumah lagi banyak2nya tumbuh lompong sayur, padahal tahun2 kemarin begitu susah mendapatkannya, aku nanya2 ke tetanggaku barangkali ada yg punya tanaman lompong juga tidak membuahkan hasil.

Kata Ibu, lompong di belakang rumah itu tumbuh dari bakal umbi yang ada di bawah tanah, mungkin tertidur selama beberapa waktu dan gara2 hujan yang belakangan intensitasnya lumayan, akhirnya membangunkan tidur panjang si lompong. Whuaaaaaah....... kebeneran dah.

Ya....... aku kangen banget masakan ibu. Sepertinya bagiku untuk saat ini, masakan ibu adalah masakan paling enak di dunia coz dimasak dengan penuh cinta untuk putri tercinta. He he..... lebay.

Sebenarnya banyak banget masakan ibu yang kupengin. Tahu guling atau tahu goreng, oseng2 daun pepaya di mix ma ikan teri, balado telur mata sapi, sambal goreng tongkol, oseng2 pepaya, sengek tempe-kacang panjang-kol dimakan ma sambal pedas, sambal goreng krecek, sambal gereh, tempe garet, kering tempe basah, arem2, lumpia....... Apa lagi ya????

Pengin dibikinin wedang wortel, wedang jahe and sari kacang hijau lagi..............

Hmmmmmmm...................... buanyak dah......... Makanan rumahan yang jarang atau ga bisa kujumpai di Bandung. Tapi ga mungkin minta dimasakin semua, selain kasihan ibu yang pastinya akan kecapean, resiko bakal dimarahi klo masakan ibu ga kuhabisin gedhe, coz tiap pulang seringnya aku cuma makan sekali di rumah di pagi hari, selebihnya selalu makan di luar sekalian jalan, sekalian mengobati kangenku ma jajanan di Yogya yg kataku enaknya tiada duanya. He he jadi kangen angkringan.......

Buat yang di rumah, mohon pengertiannya ya.....Menu makan di rumah aku yang nentuin. Mau ga mau harus pada mau coz aku dah request ke Ibu. Hari 1 liburan di Yk, sayur brongkos ma kering tempe basah.

Hari ke-2 sayur lompong ma sambal goreng tongkol.

Hari ke-3 dst....... dipikir nanti sambil jalan deh...... He he he........

Jadi ga sabar pengin cepet2 pulang. Pengin cepet2 makan masakan mami.........

Ibu.....nti masak yang enak ya, biar aku makannya banyak......... ^_^

CUKUP SEKALI BILAS

Sunday, March 29, 2009

He he he..... termakan iklan, akhirnya 2 bulan ini anak2 di kostku mulai mencoba product baru pewangi pakaian sekali bilas. Sungguh suatu terobosan baru yang amat membantu mereka yang memiliki waktu terbatas, mereka yang malas mencuci. Terutama buat kita2 anak kost yang bekerja.

Selain bisa menghemat waktu dan tenaga, pewangi pakaian sekali bilas ini amat sangat menghemat pemakaian air. Sebuah solusi menekan biaya tagihan air, biaya listrik, biaya berobat coz masuk angin kelamaan nyuci. Apalagi di zaman yang semakin sulit mendapatkan pasokan air bersih ini, sungguh amat sangat membantu.

Dari segi harga, product ini memang harganya 3x lebih mahal dibandingkan pewangi pakaian biasa, tapi jika dihitung-hitung, pemakaiannya boleh dibilang irit coz berupa cairan consentrat, ½ tutup botol bisa untuk 10 liter air.

Ketika pertama kali kucoba memakai product ini, hasilnya not bad kok. Memang benar, cuma dengan sekali bilas, busa2 detergent langsung raib tak bersisa. Wah.... bener2 menghemat waktu nih.

Wah... andai suatu saat nanti ditemukan alat yang tanpa melalui proses yang panjang bisa membuat pakaian kotor jadi bersih dan keluar sudah tersetrika rapi.

He he heh, pasti bakal semakin banyak orang yang malas deh. Tapi apa salahnya, lebih efektif dan efisien. Waktu kita yang tersisa coz terbebas dari keharusan membilas mpe 3x bisa kita gunakan untuk sesuatu yang lebih bermanfaat.

He he he... senangnya!!!!!!!!!!! Nyuci lagi Hyuuuukkkkkk. Cepet2an siapa yang duluan selesai!

Catatan : Ini bukan iklan lho......................... ^_^

FORM 1770 S ATAU 1770 SS?????

Sunday, March 22, 2009

Belakangan ini lagi heboh2nya pelaporan SPT Tahunan. Coz adanya aturan pajak baru yang mewajibkan NPWP pribadi bagi pegawai klo tidak mau PPh 21-nya dikenai pajak 20% lebih tnggi, akhirnya serempak pada bikin NPWP. Mereka yang memiliki NPWP baru dan baru pertama kali ini mau melaporkan pajak tahunannya pada heboh. Konsul sana sini, mencari info yang bisa dipercaya dalam pengisian SPT tahunan, mengejar deadline tgl 31 Maret daripada dikenai denda Rp.100.000,-. Lumayan kan........

Ya di mana2 topik yg lagi hangat sekarang2 ini ‘SPT Tahunan’, mengalahkan kehebohan Ponari yang belakangan ini mulai mereda.

Di sepanjang jalan di dekat KPP dan GKN banyak dipasang spanduk himbauan kepada WP supaya segera melaporkan SPT Tahunannya beserta fasilitas konsultasi gratis pengisian SPT Tahunan di KPP. Dan sebenarnya tiap WP punya AR (Account Representatif) masing2. Aku sendiri belum mencari tahu AR-ku siapa. Nanti dech klo bener2 mentok baru cari tahu. Di radio2 juga gencar dilakukkan himbauan kepada masyarakat tentang pelaporan SPT Tahunan ini. Tak ketinggalan di Facebook juga pada membahas tentang pusingnya pengisian form 1770 S atau 1770 SS.

He he he. Pilih mana ya? Form 1770 S atau 1770 SS ya?

Di kantorku juga tak kalah heboh pada membahas pajak akhir tahun ini. Rata2 masih pada bingung coz baru kali pertama mau melaporkan SPT. Seringkali kujumpai mereka yang pada memegang form ini, saling tanya sana-sini, takut melakukan kesalahan pengisian. Akhirnya mau ga mau aku kut jadi konsultan pajak dadakan, padahal aku ga benar2 menguasainya. Sempat dua kali kut konsultasi tentang pengisian SPT pribadi (he he dipaksa suruh ikut biar klo ada yg tanya2 bisa jawab). Habis konsul, bukannya jadi dong malah jadi tambah puyeng, coz dibahas cara pengisian SPT mendetail berikut kasus2 yang kemungkinan terjadi. Jadi semakin rumit aja.

Hal2 yang ditanyakan kepadaku pun kasus2 khusus yang aku ga berani kasih saran takut malah menjerumuskan. Pelaporan pajak seorang pegawai dari 2 pemberi kerja, yang satu dari pemerintah (pegawai negeri) dan yang satu dari swasta. Wah..... gw nyerah deh, takut memberi penjelasan yang salah, dp malah kena dobel pemotongan, bisa berabe..... Akhirnya kusarankan saja supaya menanyakan kepada Konsultan Pajak beneran. Dan sebenarnya pikiranku juga sedang terbagi dengan ‘annual report’-ku yang belum juga kelar. Sungguh tahun ini amat sangat memusingkanku. Baru kali ini banyak hambatan dalam penyusunan ‘annual report’-ku. Aturan pajak yg baru, program pelaporan dari bank yang baru. Kenapa semua pakai ‘baru’ berbarengan ya. Sesuatu yang baru butuh waktu yg rada lama untuk penyesuaian. Belum lagi program baru ini masih ‘trial and error’, banyak error di sana-sini. Whuaduuuh....... cukup memusingkan. Cukup bikin banyak jerawat di mukaku. He he stress...... Mana Bank’s report sekarang tulisannya jadi kuecil2 banget, yang tadinya cukup 1 lembar tiap sub kenapa jadi 3 lembar padahal masih banyak space kosong. Sungguh memusingkan dan bikin cape mata, juga cape tangan musti berkali-kali membolak-balik lembaran kertas.

Sebaiknya pilih mana ya, Form 1770 S atau 1770 SS?

Sebenarnya yg simple 1770 SS, cuma melaporkan total harta dan total kewajiban dengan nominal terserah kita, pajak menyerahkan pada kejujuran kita aja. Form ini untuk pegawai dengan total GB setahun tidak melebihi 60 juta rupiah. Pelaporan dilampiri dengan Form 1721 A1 yang bisa kita peroleh dari kantor tempat kita bekerja.

Bagi pegawai dengan GB setahun lebih dari 60 juta rupiah memakai Form 1770 SS. Form ini lebih rumit, terdiri dari 3 lembar. Harta dan kewajiban dirinci.

Sampai sekarang aku masih ga habis pikir tentang ketentuan batas GB dalam pemakaian form 1770 S atau SS ini. Waktu aku konsul ke KPP pertengahan Oktober tahun kemarin dijelaskan 1770 SS diperuntukkan bagi pegawai dgn GB/th tidak melebihi 48 juta, tapi blanko 1770 SS yang kudapat dari sana tercantum 1770 SS diperuntukkan bagi WP dgn GB/ th tidak melebihi 30 juta. Yah.... mungkin blanko baru belum diterbitkan pikirku waktu itu.

Awal Maret ini waktu konsul dengan Konsultan yg berbeda, dijelaskan form 1770 SS diperuntukkan bagi WP dgn GB/th tidak melebihi 60 juta dan aku memperoleh kiriman paket pos dari KPP, 1 set blanko SPT berikut buku petunjuk pengisian SPT, di dalamnya terdapat form 1770 SS dan 1770 S dengan ketentuan 1770 SS bagi WP dgn GB/th tidak melebihi 60 jt.

Baru2 ini aku dapat kabar bahwa baru 2 minggu ini telah terbit blanko 1770 SS baru dgn ketentuan GB/th tidak melebihi 90 juta. He he he......... mana yang bener tuh. Pastinya blanko terbaru kan. Tapi pertengahan Maret ini pastinya sudah banyak berkas pelaporan akhir tahun yang sudah masuk. Terus yang bener pakai dasar yg mana? Pusing sendiri kan, tidak ada dasar yang bener2 bisa dipegang.

Bagi mereka yang mempunyai keahlian khusus atau pun profesi khusus beda form lagi, Form 1770. Ini jauh lebih rumit. Ada perhitungan depresiasi, koreksi fiskal, dll.

Form ini diperuntukkan bagi pengacara, konsultan, arsitek, dokter dan notaris.

So.......sebaiknya kita memilih form yg mana ya. Berdasarkan konsul yang kulakukan, bagi mereka yang memiliki sejumlah harta, meskipun GB setahun mereka di bawah 60 jt atawa 90 jt (tentuin ndiri aja dech.....~_^) sebaiknya untuk pelaporan yang pertama menggunakan Form 1770 S dengan data harta yang diperinci ( exp: rumah, mobil, motor, deposito, dsb bahkan boleh juga disertakan anjing kesayangannya. He he.... kan anjing yg bersertifikat harganya lumayan tuuu.....). Bahkan harta yang belum dibalik nama juga sebaiknya dicantumkan coz pajak tidak akan mempermasalahkan status kepemilikan, lebih melihat data riil. Untuk pelaporan2 selanjutnya jika tak ada penambahan harta gapapa jika mau memakai Form 1770 SS supaya lebih simple. Ini supaya harta kita, investasi kita tercatat di kantor pajak so tidak akan dipermasalahkan di kemudian hari jika kita ada penambahan aktiva, kita bisa menjelaskan bahwa pengadaan aktiva baru itu dari investasi kita tahun2 sebelumnya. Untuk berjaga-jaga kalau nanti akan dipertanyakan tentang kemungkinan adanya penghasilan lain yang tidak dilaporkan.

He he he..... cukup rumit juga ya. Aku juga mpe hari kutulis blog ini belum melaporkan pajak akhir tahunku. Masih ada waktu 2 minggu. Sekarang KPP juga melayani di hari Sabtu s.d. pk. 12.00, so lebih banyak kesempatan pelaporan. Aku mau konsen dulu di ‘annual report’-ku yang tinggal selangkah lagi sudah beres. Habis itu baru focus ke pelaporan akhir tahun. And then merapikan ruangan kantorku yang belakangan ini kaya kapal pecah dengan berkas2 yang balatak di mana2. Dan banyak banget yg kasih comment tentang betapa balataknya ruanganku. He he peduli amat yang penting kerjaanku beres. Dp rapi tapi susah cari arsip. Habis itu..... preparing for my next vacation.

Whuaaaaaaah........ cuapenya 3 bulan ini. Semoga liburanku nanti bisa bikin aku lebih fresh.

Yogya waitin’ for me............................ ^_^