Tuesday, March 31, 2009
Bulan2 kemarin, tiba2 saja anak2 di kostku pada parno. Pada ga berani keluar malam. Klo pun terpaksa pulang malam pada lebih memilih lewat jalan lain yang kata orang rada angker. Hi hi hi hi
Ada apa sich????
Akhirnya aku tahu. Tahunya pun sudah telat. Ternyata tetanggaku ada yg habis meninggal gatung diri dan konon sempat ada penampakan. Owwwww...... pantas, kok jadi pada ketakutan gitu. Aku sendiri tiap lewat tempat itu suka lupa, jadi ga takut, kadang2 ingat juga, tapi ga serem juga coz biarpun sudah malam masih ada orang yg lewat kok. Temen2 kostku aja, yg biarpun rada takut, tapi penasaran, tiap lewat pastinya mata tak lepas berkali-kali terarah ke rumah itu. Bikin aku ketawa. He he he.... lihat apa?
Menurut cerita, si Ibu itu memilih mengakhiri hidupnya sendiri dikarenakan sebuah alasan yang sangat sederhana. ‘Jealous’ tanpa pernah berusaha mencari tahu kebenarannya. Sayang ya......
Malam setelah kematiannya, ada seseorang yang mengenal Ibu muda itu tapi tidak tahu kalau ibu muda itu sudah meninggal. Bapak itu melihat si Ibu muda sendirian di depan rumah. Disapanya.
‘Kok tumben, malam2 di depan rumah sendirian?’
Si Ibu tidak menanggapi pertanyaan si Bapak, dia hanya nitip pesan, minta tolong disampaikan ke Ibu mertuanya, dia menitipkan anaknya yg masih kecil ke Ibu mertuanya itu.
Si Bapak sempat menanyakan kenapa pesan itu tidak disampaikannya sendiri saja. Si Ibu hanya tersenyum.
Bisa dipastikan setelah si Bapak itu tau kalau sebenarnya Ibu muda itu telah meninggal di siang hari pasti akan jadi parno. Anak2 kostku aja yg tidak lihat sendiri, hanya dengar dari mulut ke mulut aja dibikin parno gitu.
Aku juga pernah dibikin parno oleh tindakan bunuh diri seseorang. Ha ini terjadi bertahun-tahun yg lalu waktu aku masih tinggal di Yogya. Zaman aku masih kuliah. Waktu itu tetangga dekat rumahku (seorang kakek, aku biasanya memanggilnya ‘mbah’) hanya selisih beberapa rumah dari rumahku, dan satu2nya akses jalan menuju rumahku melewati rumahnya, so mau ga mau aku pasti melewati rumahnya tiap mau pulang ke rumah.
Suatu pagi tetanggaku ini bunuh diri, gantung diri. Gegerlah pagi itu. Bunuh diri dengan alasan yg aku sendiri sampai sekarang tidak tahu pasti. Yang jelas sejak saat itu, sampai lebih dari 1 bulan aku ga berani tidur di rumah. Tiap mencoba tidur, yg terbayang di pelupuk mata wajah tetanggaku itu. Mana ayahku suka menakut-nakutiku. Mengetuk pintu rumah atau jendela kamarku dan meniru suara tetanggaku itu, bikin aku terlonjak kaget. Yah...tetanggaku ini boleh dibilang amat dekat dengan keluargaku, dia begitu ramah. Tiap lewat depan rumahku tak pernah absen menyapaku yg lagi menyibukkan diri di halaman depan. Dengan senyum dan sapaan ramahnya.
Akhirnya waktu itu aku lebih memilih tidur di kost dp ga bisa tidur, jika terpaksa tidur di rumah aku pasti minta ditemani tidur. Teman2ku cowok di rumah yg suka ikut2an menakutiku, aku tahu mereka sebenarnya parno juga tapi tidak mau mengakui. Gengsi di depan cewek. Tiap malam2 lewat depan rumah tetanggaku yg kebetulan ada di tikungan jalan, selalu kudengar suara tancap gas motornya.
He he he he tyt parno juga dia. Akhirnya balas kuledekin dia keesokan hari, dia hanya tertawa, ga menyangkal, juga ga mengiyakan.
Tiap kali aku dan teman2ku janjian mau datang ke suatu acara, ada kalanya kita pergi bareng2 dan kita harus menjemput dulu cucu si mbah ini. Sampai depan rumahnya, pasti ga ada yg mau mengetuk pintu rumah temanku ini, takut yg bakal menjawab atau pun membukakan pintu si mbah ini coz si mbah ini melakukan bunuh diri di ruang tamu rumahnya. Akhirnya mau ga mau, aku yg ketiban jatah mengetuk pintu dan memanggil nama temanku. Kuketuk pintu beberapa kali, langsung kutinggal lari menjauh. He he he.... parno juga.
Menurut cerita ada beberapa tetanggaku yg pernah melihat si mbah ini malam2 sedang duduk di depan rumahnya. Tetanggaku yg lewat kebetulan rada lupa klo si mbah ini sudah meninggal. Saat melewati depan rumahnya, dilihatnya simbah ini sedang duduk2 dengan pandangan hampa di depan rumahnya. Disapanya, tapi tidak dijawab. Yah, ada yg bilang sampai 40 hari setelah kematian, nyawa seseorang masih ada di sekitar rumah, masih dalam tahap penyesuaian dengan dunia barunya.
Bunuh diri. Kadang2 aku suka heran. Kenapa ya, orang suka dengan gampangnya melakukan bunuh diri. Tanpa berpikir panjang begitu saja mengakhiri hidupnya. Nyawa sendiri saja tidak dihargai, gimana orang lain. Apalagi zaman sekarang ini, orang2 dengan gampangnya mengakhiri hidup orang lain tanpa memikirkan tanggung jawab dgn yg di Atas. Yah, materi, kekuasaan, tawaran kenikmatan dunia seringkali membutakan mata seseorang.
Masalah datang silih berganti. Tidak ada orang yang hidup tanpa masalah. Tiap orang punya masalah sendiri2, entah itu berat entah itu ringan. Suatu masalah yang berat bagi seseorang belum tentu berat juga buat orang lain. Suatu masalah yg ringan bagi seseorang belum tentu ringan juga buat orang lain. Yah, tergantung kesiapan dan keikhlasan kita untuk menghadapi. Menurutku, seseorang yang sampai berniat atau bahkan sampai memutuskan melakukan bunuh diri, itu dikarenakan dia kurang ikhlas. Yang dibutuhkannya keikhlasan dalam menghadapi semua. Pasrahkan semua pada Tuhan, semua pasti akan ada jalan keluarnya. Entah itu butuh waktu yg singkat atau bahkan teramat panjang, tapi percayalah semua akan ada jalan keluarnya.
Tuhan tidak akan memberi cobaan melebihi kemampuan umatnya. Ini semua ujian buat kita yang akan mendewasakan kita. Yah.... ikhlas. Hadapi semua dengan ikhlas, dan kau akan tahu, setahap demi setahap akan dibukakan jalan buatmu, akan dilepaskan bebanmu satu persatu. Dan semua ini perlu waktu.
No comments:
Post a Comment