Thursday, February 19, 2009

HEBOH ‘PONARI’

Thursday, February 19, 2009

Jumat 13 Februari 2009, sambil nunggu print out pelaporan pajak di KPP, aku memanfaatkan situs pertemanan yg katanya lagi nge-trend belakangan ini. Untunglah ‘Facebook’ dirancang compatible untuk Hp so mobile bgt. Jadi, ‘menunggu’ tidak lagi menjemukan buatku. Di mana aja, kapan saja, mau tidur, bangun tidur bisa langsung on fesbukan. He he he.

Di antara kesibukanku nulis komen yg ga penting ke pren2ku, perhatianku beralih ke acara ‘Insert Investigasi’ di TV yang disediakan di ruang tunggu di sana. Ga tau, belakangan ini di KPP antreannya lumayan panjang, dulu2 aku bisa dapat pelayanan yg super cepat, ga sampai 10 menit, urusan dah beres. Siang itu rada lama. Habis konsul, aku masih menunggu cukup lama di ruang tunggu. Yah ini semua coz diwajibkannya NPWP bagi para pegawai dan pelaporan pajak akhir tahun, harus mau sedikit bersabar menunggu giliran. Sekarang juga kantor pajak di hari sabtu tetap melayani ½ hari, kecuali akhir bulan sampai April, pelayanan s.d. pk.4 sore.
‘Insert Investigasi’ hari itu mengupas tentang ‘Fenomena Ponari’, kehebohan baru dari Jombang, Jawa Timur setelah si jagal ‘Ryan’.
Wah, aku ketinggalan berita apa lagi nih. ‘Mba ke mana aja sich. Itu kan berita udah lama. Kerjaan terus sich yg diurusin!’ komentar salah seorang teman kostku waktu aku cerita tentang Ponari.

Wah…… bener2 deh. Dunia ini semakin aneh2. Apakah benar ini tanda2 akhir zaman sudah semakin dekat. He he ngaco.
Heran juga, kenapa ya, orang2 segitu gampang percayanya dengan sesuatu yang belum teruji kebenarannya, yang belum teruji secara klinis berbahaya atau tidak buat kesehatan. Rasanya jadi sedih juga. Apa memang tingkat pendidikan yang masih kurang hingga membuat orang2 berpikir kurang rasional. Atau karena terdesak oleh keterbatasan ekonomi, rasa putus asa akibat penyakit yang ga kunjung sembuh sedangkan pengobatan secara medis membutuhkan biaya yang begitu besar dan mereka tidak mampu untuk itu.
Yah, mungkin bagi mereka, ini sebuah harapan. ‘Apa salahnya mencoba.’

Rasanya miris bgt melihat begitu banyak orang berdesak-desakan, padahal banyak orang sakit di antara mereka. Kalau malah tambah sakit gimana? Malah diberitakan ada korban meninggal 4 orang. Katanya bisa menyembuhkan kok malah memakan tumbal. Dan ketika dikonfirmasikan kepada pejabat desa setempat, katanya memang benar ada korban meninggal, tapi tidak di lokasi, meninggal karena kecapean akibat perjalanan jauh.

Ngeri juga, melihat wadah2 air yang dicelupin batu. Tangan pencelup ikut masuk. Apa terjamin kebersihannya kalau air itu diminum. KTP2 dan kartu2 identitas lain dimasukkan ke dalam air, untuk pasien yang tidak bisa datang langsung, katanya dengan memasukkan KTP ke dalam air, khasiatnya akan sama. Aneh2 saja.

Mungkin memang benar, kasus adik Ponari bisa sembuh dari muntaber berkat batu itu. Tapi berbeda penyakit, kan beda juga penanganannya. Dan beda orang, beda juga kan reaksi tubuhnya terhadap suatu zat. Bisa jadi itu merupakan factor kebetulan, sugesti atau memang mujizat dari Tuhan. Yah…… siapa yang tahu, jika Tuhan berkehendak, apa pun bisa terjadi.
Dan sekarang, karena membikin kehebohan yang luar biasa, akhirnya polisi bertindak. Tempat itu disegel polisi.

Yah…… dunia memang semakin aneh2 saja. Dan yang aneh terkadang menjadi tidak aneh lagi. Sebuah keanehan bisa dengan tiba2 menjadi sebuah kehebohan, dan dengan tiba2 pula berita itu menghilang tanpa jejak. Kaya lagu pop aja ya, mendadak populer dan mendadak pula menghilang. He he

Seperti halnya beberapa waktu yang lalu, di Yogya pernah ada kehebohan serupa. Konon katanya limbah dari pabrik gula Madukismo, bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Bermula dari seseorang yang sakit, berendam di air limbah itu tiba2 bisa sembuh, akhirnya berita itu dengan cepat menyebar. Ternyata berita dari mulut ke mulut lebih cepat menyebar dp via media massa ya. Dalam sekejab tempat itu menjadi seperti obyek wisata. Ada banyak penjaja makanan dan minuman, tukang parkir. Ramai terus. Lumayan, sumber penghasilan baru bagi warga sekitar. Ga pagi, ga siang, ga sore, tetep aja ada yang datang, bahkan dari luar kota. Semua pengin membuktikan kebenaran berita ini.
Air limbah berwarna hitam yang masih panas. Orang dengan rela berendam di sana, cuci muka, membasuh tangan dan kakinya, didorong oleh keinginan untuk sembuh. Hiiiiiiiii………
Salah seorang temanku pernah bercerita, katanya ayah temannya yang sakit gula, kakinya malah melepuh coz kepanasan. Akhirnya kapok ga akan ke sana lagi.
Dan akhirnya kehebohan ini pun mereda dengan sendirinya.

He he he……dunia memang semakin aneh.
Lumayan buat intermezzo dan bahan berita buat para pencari berita. Bukankah mending berita seperti ini daripada berita2 yang menyedihkan, perang yg ga kunjung usai, pengeboman, kerusuhan2, demo2, bencana di mana2, pembunuhan, perampokan, korupsi, artis kawin-cerai.
Ya…..Semoga dunia ini kembali aman damai sentosa.
Amin.

No comments: