Saturday, June 19, 2010

WISATA BUDAYA KE KRATON YOGYAKARTA

Saturday, June 6, 2010




Bangsal utama keraton


Benteng keraton

Terakhir ke Kraton Yogya dulu waktu aku masih SD kls 1 atau 2 klo ga masih TK. Udah lupa banget dalamnya kaya apa. Selama ini cuma suka nongkrong di depan nya, di Alkid alias Alun2 Kidul. Mata ditutup mencoba melewati 2 pohon beringin, sewa becak mini, makan sekoteng, main ketapel api, naik aneka permainan pasar malam pas sekatenan. Huuuu seruuu…

Akhirnya di hari pertama liburan Paskahku di Yogya, Kamis 1 April 2010, aku membujuk Evi, ponakanku, buat menemaniku ke kraton. Yayaya, bukan hari libur, yang lain pada sibuk kuliah n kerja. Untung Evi lg libur kuliah n kebeneran lg pas maen ke rumah.

Hari itu Jogja lagi puanas banget. Di rumah lagi ga masak n aku lg puasa, kasihan Evi belum sarapan. Sudah pk.10.00 lebih. Akhirnya mengajak Evi sarapan sekaligus makan siang di Soto Pak Temen di Jl. Wates di dekat Ringroad Utara. Ini salah satu soto favoritku. Murah meriah, tapi rasanya mantaph. Banyak yg pada ga tahu soto ini, biasanya yang pada beli sopir2 truk. Aku dikenalkan soto ini oleh ayahku, waktu 1x beli langsung habis 2 mangkuk sendiri. Uenaaaak….. Sarennya aku suka banget, suka ngebungkus dibawa pulang.
Pesan 1 mangkuk soto n 1 gelas es jeruk buat Evi. Huehuehue….kabitha. Tapi aku harus bertahan. Tinggal 1 hari lg puasaku genap 1 bulan penuh. Sayang kan klo mpe batal. Harus kuat. Dan akhirnya aku menghibur diri dengan ngebungjkus saren buat buka ntar sore. Yayaya…

Pk.11 lebih banyak kita baru mpe Kompleks kraton di Alun2 selatan. Dengan membayar ticket Rp6.000,- per orang plus Rp.1000,- buat kamera, akhirnya kita jalan2 muter keraton yang hari itu bujubune panasnya. Muterin bangsal utama yang biasa dipakai untuk prosesi2. Bangsal utama ini diapit oleh 2 ruang kaca yang menampilkan prajurit2, abdi dalem, pembesar2, raja beserta permaisuri dan putra-putrinya lengkap dengan pakaian kebesaran saat upacara. Di bagian belakang ada 2 ruangan yang memajang lukisan2 kereta dan lukisan raja2 dari Sri Sultan Hamengku Buwono I sampai dengan yang sekarang Sri Sultan Hamengku Buwono X.






Seperangkat gamelan

Sebelum keluar kita mampir dulu ke semacam koperasi yang menjual aneka souvenir yang berada di dekat pintu masuk. Suka ama koleksi wayangnya, pengin beli, tapi mahal uy…. Ga jadi deh…


Koperasi ini menjual aneka souvenir

Saat keluar, ada bapak tukang becak yang menghampiri kita, berkostum kaos biru berlogokan lambang istana. Kaos bernomor 6 yang belakangan aku tahu namanya Pak Wardiman. ‘Neng, mau dianterin ke Taman air, Dalem ingkang sinuwun dan Museum Kereta? Cuma 5 ribu saja?’ Yayaya, bapak ini becak khusus keraton yang memang sudah dilatih khusus sebagai guide. Ga mau pusing2 nyari jalan n jalan kaki kepanasan, akhirnya kita minta antar P. Wardiman, naik becaknya. Mengejar waktu coz Dalem ingkang sinuwun alias rumah yang ditempati Sri Sultan beserta keluarga sehari-hari cuma buka mpe pk.14.00, akhirnya kita memutuskan ke sana dulu.



Pak Wardiman


Naik becak

Dengan membayar Rp.20.000,- per orang akhirnya kita memasuki tempat tinggal raja dan keluarga. Lumayan mahal karcis masuknya, tapi coz rasa ingin tahu yang besar n kapan lagi kita bisa ke sana, akhirnya kita putuskan untuk masuk. Sebenarnya rada deg2an juga. Apa benar boleh masuk? Nti klo dimarahi gimana? Aduh, klo beneran ketemu Sri Sultan n Kanjeng ratu Hemas gimana? Tapi Pak Wardiman yang terus mendampingi kita terus mendorong kita untuk masuk. ‘Gapapa, sekarang orang luar boleh masuk kok. Klo dulu memang ga boleh, tapi sejak Sri Sultan HB X, diperbolehkan. Bahkan klo mau berfoto bersama juga boleh.’


bermain dakon


Ruang depan yang merangkap sebagai kafe

Di area depan, ada ibu2 yang sedang membatik, batik tulis. Aku n Evi secara bergantian mengganggu si Ibu ini, ikut2an membatik. Memegang canthing, memasukkan canthing ke malam yang masih panas dan mengoleskannya ke kain yang sudah berpola. Hehehe…




Membatik

Memasuki ruang tamu, di sana ada permainan dakon, dulu biasanya dimainkan oleh putri2 raja, sekarang sudah tidak lagi. Ada juga sebuah lemari pakaian yang berisi pakaian2 keluarga raja, katanya nanti klo sudah tidak dipakai lagi, semuanya akan dilabuh ke Laut Selatan saat upacara labuhan.

Kita juga masuk ke peraduan Sultan HB IX. Katanya barangsiapa yang duduk di peraduannya, berdoa make a wish, minta doa restu, akan terkabul permohonannya. Yayaya, biarpun rada2 deg2an aku n Evi duduk di peraduan Sultan, berdoa make a wish. Sultan minta doa restu.
Keluar dari kamar Sultan, kita memasuki ruang makan. Adik Sultan beserta keluarga sedang makan siang, mereka tampak sedang mengobrol. Katanya Sultan HB IX dan Ratu Hemas baru aja selesai dhahar, jadi kita tidak ketemu. Hehe…. Lega…. Klo ketemu bingung ga tahu musti gimana.

Di dekat ruang makan ada seperangkat gamelan Jawa, katanya biasanya dimainkan saat Sultan sedang makan siang, mengiringi Sultan kembul dhahar. Waktu itu, di ruang makan utama, sebuah meja makan yang besar, ditata jamuan lengkap semacam buffet, sepertinya bakal ada tamu penting.


Ruang makan utama


Buffet menu

Kita ga mampir ke Taman air atau Taman Sari coz sudah pernah ke sana. Hari sudah semakin sore, takut ga keburu ke Museum kereta yang tutup pk.15.00. Ma P. Wardiman kita diajak mampir dulu ke galeri lukisan pelukis kereta kencana, ngobrol bentar ma bapaknya lanjut keliling2 lagi. Mampir ke Pusat Dagadu tapi ga beli, dah kebanyakan kaos, lagian dah ga punya duit. Lanjut ke Koperasi kraton ‘Luwes Putera’ dan di sini aku ga bisa menahan diri untuk tidak membeli gaun batik. Xixi bagus, takut nti menyesal, kepikiran terus klo ga jadi beli. Suruh nyari tempat itu lagi aku sangsi bakal ketemu. Yah, maklum aku termasuk susah ngapalin jalan.


Galeri Lukisan



Koperasi batik keraton 'Luwes Putera'

Tujuan terakhir kita ke museum kereta. Membayar Rp.4.000,- per orang, aku n Evi muter2 tanpa guide. Yayaya, kadang2 aja nyolong2 dengar ke Bapak guide yang ngasih penjelasan ke turis2 yang lain. Lumayan jalan2 wisata budaya kali ini. Pak Wardiman begitu baik, begitu tulus dan sabar menemani kita n motretin kita. Begitulah tukang becak keraton, akhirnya karena kebaikan dan ketulusan mereka, mereka memperoleh banyak tips dari turis2 yang mereka antarkan. Mana tega cuma membayar Rp.5.000,- Makasih Pak, hari ini sudah mau kita repotin.

Museum kareta


Kereta jenazah





Beberapa koleksi kereta

Usai dari keraton, aku ke Malioboro Mall, di sana Nick menungguku, dia baru pulang dari kuliah n aku pulang mau nebenk dia. Dan dia menyesal kenapa tadi tidak ikut, ya, dia belum pernah masuk ke kediaman Sri Sultan. Pengin masuk ke sana. Kapan2 ke sana lagi ya Nick. hehe

No comments: