Saturday, February 14, 2009
Akhirnya jadi juga ma anak2 kost melakukan eksperimen percobaan air. Rencana mo bikin eksperimen sejak sebelum Lebaran 2008. Botol2 sudah dikumpulkan sejak masa puasa. Tapi ya itulah, terkadang rencana tinggal rencana, realisasinya……? Nanti dulu ya!!!!
Akhirnya, minggu pagi 8 Februari 2009, baru terealisasilah eksperimen kita.
Berdua dengan Salliwet, aku memulai eksperimen ini coz memang hanya anak itu yang selalu mendukung setiap ke-kurangkerjaan-ku.
‘Kalian ni pada kurang kerjaan banget sich’ komentar anak2 yg lain.
Biarpun sambil ngomel2, tapi Salliwet tetap semangat menyiapkan eksperimen ini coz sejak awal dia juga yang mendukung rencana ini. Dia penasaran setelah baca bukuku tentang ‘The hidden messages in water’, bener ga sich yang diulas di buku, klo kita coba sendiri berhasil ga ya?.
Mencoba eksperimen dengan kristal air sangat tidak memungkinkan coz keterbatasan sarana dan prasarana. Mikroskop electron….. cuape dech! Mending yg simple aja. Akhirnya dicoba simple experiment menggunakan beras dan air.
Meskipun sambil ngomel2 ga jelas, akhirnya 4 botol kecil bekas minuman suplemen berhasil disulap Salliwet jadi bersih tanpa label merk.
Dan inilah percobaan kita:
4 botol kecil diisi air mendekati penuh sampai punggung botol kemudian ditambahkan sekitar 1-2 sdm beras putih.
¤ Botol I diberi tulisan ‘Terimakasih’ menggunakan kertas kado bermotif dengan motif menghadap ke dalam botol. Botol ini dibiarkan tanpa tutup. Botol ini nanti setiap harinya akan kita perdengarkan kata ‘Terimakasih’
¤ Botol II bertuliskan ‘Doa’ menggunakan kertas kado bermotif dengan motif menghadap ke dalam botol. Botol ini ditutup. Seperti botol I, botol ini nanti setiap harinya akan kita perdengarkan doa-doa.
¤ Botol III dengan tulisan ‘Kamu Bodoh!!!!!’ yang ditulis acak2an, menggunakan kertas putih polos. Botol ini dibiarkan terbuka tanpa tutup. Setiap hari akan diperdengarkan kata2 umpatan.
¤ Botol IV dibiarkan begitu saja tanpa tulisan sama sekali dan ditutup. Anggap sebagai botol yang diabaikan.
Akhirnya siap sudah eksperimen kita. Akan kita lihat hasilnya 1 bulan ke depan (10 Maret 2009). Dan sekarang tinggal penempatan botol. Botol I ditaruh di atas meja makan. Botol II ditaruh di meja kamarku. Botol III mau ga mau di kamar Salliwet coz ya hanya dia di kost yang jago ngomel2. Sedang botol IV akhirnya dipilih ditaruh di kolong meja kamar kosong.
Akhirnya kita warning ke anak2, ‘Awas ya, jangan mpe merusak eksperimen kita! Jangan mpe ngomong salah botol ya! Botol yg di kamar kosong ga boleh ditengok, ga boleh diapa-apain!’
‘Nti klo pas situ ga ada, kita akan teriak ‘Kamu bodoh’ ke botol di meja makan. He he he!!!,’ goda anak2 yg lain.
‘Awas ya! Klo eksperimen gagal, tanggung jawab situ!’
Dan Salliwet berulang kali protes ga mau botol III ditaruh di kamarnya, dia minta botol I saja yg ditaruh di kamarnya.
‘Wah…. ya ga bisa, nti eksperimen bisa gagal total coz tiap hari bukannya dengar kata ‘Terimakasih’ tapi malah bakal dengar omelan2 ga jelas!’
Akhirnya hampir tiap hari terdengar kata ‘Kamu Bodoh! Bodoh! Bodoh!’ dari kamar Salliwet.
Malam sebelum tidur suka ketawa sendiri tiap dengar teriakan si Salliwet. Wah memang pilihan yang tepat botol III ditaruh di kamar Salliwet……….. ~_^
Waktu Salliwet ngadu ke cowoknya (Puad) perihal botol III yang ditaruh di kamarnya, cowoknya berkomentar, ‘Duh….. kasihan sekali sih cewekku ini!’
Tapi akhirnya si Puad ikut2an juga teriak ‘Kamu bodoh! Kamu bodoh!’. Ketika keesokan hari kakak Salliwet datang juga ikut2an memeriahkan suasana dengan teriakan ‘Bodoh! Bodoh!' Wah jadi rame kamar Salliwet ma teriakan2 ‘Kamu Bodoh!' Dan sekarang jadi pada punya hobi baru teriak2 ga jelas. Lumayan buat penghilang stress......
‘Nti klo pada bertengkar di kamar gw aja!’ kata Salliwet.
‘Ya, nti klo gw lg berantem ma Babon di kamar loe aja!’ kata Tiut.
Di hari ke-4 eksperimen, 11 Februari 2008, Salliwet mulai mengeluh botol di kamarnya mulai berbau busuk. Dan memang benar, dibandingkan dengan botol I di meja makan yg sama2 tidak tertutup, botol III ini lebih cepat menebarkan bau busuk. ‘Wah….. ‘Kamu bodoh’ manjur juga ya! Bener2 pilihan yang tepat ditaruh di kamar Salliwet!’ He he he
Salliwet memohon supaya botol III diungsikan dari kamarnya, akhirnya ditaruh di depan kamar mandi.
Di hari ke-6, botol III sudah menebarkan aroma yg benar2 tidak enak, so kututup botol itu dan kupindahkan ke dapur di dekat wastafel. Botol I juga kututup supaya tidak mengganggu selera makan anak2 jika suatu saat menebarkan aroma yang tidak diinginkan. Akhirnya keempat botol sekarang tertutup semua.
Tuesday, March 10, 2009
Hari ini selesai sudah eksperimen kita. Kemarin, anak2 pada ribut, meributkan ’bau’ tidak enak yg bersumber dari kamar kosong.
‘Jangan2 ‘diabaikan’ nee sumber baunya! Kata Etil.
‘Wah bisa jadi tuu!’
Memang 1 hari lagi sudah genap 1 bulan eksperimen kita.
’Wah, benar ya. Diabaikan! Benar2 menebarkan bau busuk. Sukses nee percobaan kita.’
Tepat hari ke-30, pagi2 kutengok botol IV, botol yg diabaikan. Kubuka botol itu, dan memang berbau tidak sedap. Airnya keruh berwarna kekuningan. Tapi baunya tidak semenyengat bau yang bersumber dari ruangan kosong itu, sepertinya bau itu berasal dari kotoran tikus. He he he..... anak2 pada salah duga, tyt si cucurut nakal ngumpet di kamar kosong itu n meninggalkan aroma tidak sedap.
Botol I di meja makan, yang bertuliskan ’terimakasih’ ketika dibuka, menebarkan aroma wangi soda. Airnya putih seperti susu.
Botol II yg bertuliskan ’doa’ ketika kubuka tutupnya, aku dibuat takjub. Botol itu mengeluarkan bunyi mendesis seperti jika kita membuka botol ’Sprite’ dengan aroma soda yang wangi. Air berasnya benar2 putih bersih seperti susu, airnya lebih putih dari air di botol ‘terimakasih’. Itulah hebatnya sebuah doa.
Botol III dengan tulisan ‘kamu bodoh’ menebarkan aroma yang sungguh tidak sedap dengan air kuning keruh kecoklatan. Bahkan aroma tidak sedap ini muncul begitu cepat dibandingkan dengan botol2 yang lain. Ya, pada hari ke-4 sudah mulai tercium aroma tidak sedap ini hingga membuat Salliwet memaksa mengungsikan botol ini dari kamarnya. Untuk warna keruh airnya, aku rada sedikit sangsi ini bisa jadi disebabkan oleh pembusukan satu makhluk asing tak diundang yang pada hari ke-5 eksperimen, nyelonong masuk ke dalam botol. Seekor nyamuk nakal yang mungkin merasa penasaran dengan botol di atas meja.
Botol IV, botol yg diabaikan, ya seperti pada ulasan terdahulu, botol ini menebarkan aroma yang sungguh tidak enak. Ya benar, diabaikan sungguh tidak lebih baik dari dimaki-maki, diabaikan sama saja tidak dianggap keberadaannya, sedangkan ‘dimpat-umpat’ masih lebih baik daripada diabaikan coz paling tidak kita masih ada perhatian untuk memberikan respon biarpun respon negative.
Yah, pada akhirnya kita menyimpulkan, eksperimen kita cukup berhasil. Hasilnya sesuai dengan apa yg kita baca. Kata ‘terimakasih’ dan ‘doa’ memberikan efek yang baik, hasilnya air beras dalam botol menebarkan wangi soda. Kata2 umpatan dan ‘mengabaikan’ memberikan efek negative, bisa dilihat dari aroma busuk yg ditebarkan oleh air dalam botol.
Eksperimen ini mengajarkan kepada kita tentang pentingnya sebuah perhatian. Sebuah respon, baik itu respon positif ataupun respon negatif, mampu memberikan energi kepada sesuatu. Dan yang paling punya andil merusak yang paling besar adalah ‘mengabaikan’.
So……cobalah untuk memberikan perhatian kepada lingkungan kita, teman2 kita, mereka yg di sekeliling kita. Biarpun kecil, ternyata perhatian itu besar nilainya, akan sangat berarti buat orang2 yang bisa jadi selama ini merasa diabaikan, supaya mereka merasa bahwa keberadaan mereka diakui, bahwa mereka cukup punya arti bagi orang lain.
No comments:
Post a Comment