Sunday, January 24, 2010

SEBUAH PROSES ITU PERLU

Monday, January 11, 2010


Kenapa ya belakangan ini sebuah ‘proses’ seperti mulai tidak dihargai. Orang maunya yang serba instant. Ga peduli harus mengeluarkan berapa duit untuk itu. Padahal ‘proses’ itu perlu. Sebuah sarana untuk bertumbuh. Melalui proses, seseorang memperoleh pengalaman dan pelajaran berharga sebagai bekal hidup di masa yang akan datang.

Orangtua zaman sekarang, penginnya menyekolahkan anaknya sejak usia dini, biar bisa hemat umur. Umur 2 th sudah dimasukkan Pra-TK, umur 4 th sudah TK, dan kalau bisa umur 5-6 th sudah kls 1 SD, dengan alasan toh anaknya bisa mengikuti. Untuk anak2 tertentu yang memang memiliki kelebihan, dgn IQ di atas rata2, mungkin ini tidak menjadi soal. Tapi yang akan menjadi persoalan di kemudian hari, perkembangan kejiwaan si anak tersebut. Seorang anak yang belum cukup umur dipaksa mengikuti pola pikir anak2 yang jauh di atas usianya, memaksa seorang anak untuk tumbuh dewasa sebelum waktunya. Dari beberapa pengalaman, ada beberapa anak yang menjadi minder coz suka dianggap masih kecil oleh2 teman2 mainnya, ada yg cengeng gampang merajuk dan kurang mandiri. Ini coz si anak selalu dianggap masih kecil jadi kepercayaan dirinya kurang.

Demikian juga di tingkat mahasiswa. Tak bisa dipungkiri budaya membeli nilai dan skripsi itu memang benar terjadi. Ada beberapa tenaga pendidik yang melegalkan hal ini coz mereka akan mendapat keuntungan financial dengan cara yang gampang. Maunya asal cepat lulus dengan nilai bagus tanpa susah2 belajar, ujian, penelitian, lembur bikin skripsi. Dengan ongkang2 kaki, bisa wisuda dengan IPK di atas 3. Dan herannya juga orangtua si anak mendukung dan bersedia membayar berapa pun asal anaknya bisa cepat lulus. Begitu juga nanti saat mencari pekerjaan. Demi amannya menghindari persaingan sehat, memilih mengandalkan koneksi dan main suap, tidak peduli harus mengeluarkan berpuluh-puluh jut. Bisa dipastikan ini juga yang memicu KKN. Pengin segera balik modal atas dana besar yang telah mereka keluarkan, tidak segan2 mereka menghalalkan segala cara. Cikal bakal korupsi yang memang sudah merajalela.

Wah jika seperti ini, jika yang serba instant ini dimungkinkan, bisa dipastikan hal ini akan terjadi turun-temurun sampai ke generasi berikut. Wah……akan jadi apa generasi penerus nanti.

Proses tidak lagi dihargai dan tidak tau lagi apa itu ‘berjuang’. Klo seperti ini caranya buat apa sekolah, sebuah dapur yang katanya untuk menggodog seseorang menjadi dewasa hingga layak terjun di masyarakat.

Semua ada masanya. Masa untuk bermain, masa untuk belajar, masa untuk bersosialisasi, masa untuk tumbuh dan berkembang, menjadi dewasa dan mandiri yang artinya siap terjun ke dunia luar, dan akhirnya mengalami masa tua dengan lebih banyak refleksi dan berserah diri pada-Nya. Biarkan seorang anak tetap berada di jalurnya, jangan merampas haknya untuk menikmati masa2 pertumbuhannya. Fase2 yang dilewatinya itu nantinya akan menjadi pengalaman dan kenangan berharga baginya.

Yah, tapi aku yakin, masih ada banyak orang yang menghargai apa itu ‘proses’ dan mau terjun langsung di dalamnya. Semoga di masa yang akan datang, ‘proses’ itu akan lebih dihargai demi lahirnya bibit2 unggul yang akan memajukan bangsa.

No comments: