Wednesday, November 18, 2009

KETIKA ADA YANG BERUBAH DAN TERPAKSA HARUS BERUBAH

Wednesday, November 18, 2009

Berubah dan harus berubah.
Kita tidak bisa selamanya berada di suatu tempat yang sama, pasti suatu saat akan dihadapkan pada situasi harus ‘mobile’ ataupun ‘moving’. Apa yang kita miliki tidak akan selamanya kita miliki. Rutinitas yang kita jalani tidak akan selamanya kita jalani. Teman2, sahabat2 dekat, bahkan keluarga tidak akan selamanya sama2 kita. Suatu saat pasti akan dihadapkan pada situasi harus berpisah. Berpisah bukan berarti kehilangan bukan. Zaman sudah begitu canggih. Komunikasi bisa tetap jalan terus.
Tentang apa yang sekian lama kita yakin bahwa yg kita yakini itu benar, ketika pada akhirnya kita dihadapkan pada kenyataan ternyata itu tidak lagi seperti yang kita yakini. Bukankah itu artinya kita harus merubah strategi. Jika arah angin mulai berubah, apa salahnya merubah arah layar. Jangan memaksa melawan angin, meskipun pada akhirnya kita akan berhasil melewatinya, akan menciptakan kerusakan yang amat parah pada layar dan perahu kita dan ada kemungkinan kita sendiri pun akan terluka juga mereka yang satu perahu dengan kita. Akan membutuhkan waktu yang panjang untuk memperbaiki kerusakan dan mengobati luka2 kita dan mereka yang bersama kita. Dan itu akan meninggalkan bekas yang sampai kapan pun tidak akan bisa hilang.

Setiap orang berhak memiliki kehidupan baru. Ketika seseorang yang begitu dekat dengan kita, tempat kita saling berbagi banyak hal, kemana-mana selalu bersama-sama dengan kita, pada akhirnya menemukan belahan hatinya, akan ada banyak hal yang berubah. Waktunya bukan sepenuhnya milik kita lagi. Mulai harus banyak dibagi. Itu bukan berarti kita kehilangan sahabat bukan?? Itu artinya sahabat kita bertambah lagi. Pasangannya otomatis akan menjadi sahabat kita. Dan ketika akhirnya sahabat kita menikah, akan ada junior2 diantara mereka, yang artinya keluarga kita tambah banyak. Betul begitu????? ^_^

Dan apa yang selama ini kadang2 tiba2 saja membuatku khawatir, bagaimanapun aku berusaha untuk tidak mengkhawatirkannya, kudapati aku tidak bisa. Dan aku tidak pernah tahu kenapa. Tiap kali aku mencoba memutuskan untuk membuka lembaran baruku, selalu saja kekhawatiran itu datang dan selalu menghantui sampai ke mimpi2ku, membuatku ragu untuk melangkah, hingga aku tidak berani memutuskan apa2, takut melakukan kesalahan.
Dan sekarang, ketika aku tahu sudah ada yang lebih berhak untuk mengkhawatirkannya, mungkin memang sudah saatnya bagiku untuk tidak lagi mengkhawatirkannya. Meskipun amat sulit untuk coba lepas, dengan berlalunya waktu, aku yakin aku pasti bisa. Semoga kebahagiaan itu bisa diraihnya tanpa ada perpecahan di antara orang2 yang menyayanginya dan berharap banyak padanya. Kekerasan tidak akan pernah selesai jika dilawan dengan kekerasan. Harus ada yang mau mengalah. Mengalah bukan berarti kalah. Pelan-pelan, pasti akan ada jalan keluar. Batu yang keras sekalipun akan berlubang jika tiap hari terkena tetesan air. Apalah artinya berjuang keras demi sebuah ambisi tapi batin kita tersiksa, tidak akan bahagia bukan. Semoga segalanya akan menjadi lebih baik.

Keluargaku.
I love my family. So much. Pernah pada suatu ketika aku mengusik kehangatan yang sudah sekian lama terbina demi sebuah ambisiku. Akhirnya aku rela melepaskan ambisiku demi keutuhan keluargaku. Mereka segalanya buatku. Aku tahu tanpa mereka aku tdk akan mjd aku yg sekarang. Dan hanya kpd mereka-lah aku bs minta pertolongan tanpa rasa sungkan. Karena mereka akan dgn tulus mengulurkan tangan untukku bahkan tanpa pernah kuminta. Rasanya begitu terpuruk tanpa dukungan mereka. Merasa ditinggalkan, merasa benar2 sendirian. Hari2ku terasa begitu berat. Sedih yang amat sangat melebihi ketika aku menyadari aku tidak bisa bersama seseorang yang aku tidak boleh bersamanya meskipun aku amat ingin berada di sampingnya. Aku rela kehilangan semuanya demi tetap bisa melihat senyum ayah-ibu.Tapi di saat2 terakhir, ternyata kenyataan berkata lain. Aku tidak boleh melepasnya. So many tears. 2009 is really a hard year. Thx to my family finally understood. Maaf ya, terpaksa memaksa kalian terseok-seok mengikuti mimpi2ku. Tapi dengan berlalunya waktu, akhirnya semua kembali membaik. Kehangatan keluarga bisa kurasakan lagi. Aku bisa tertawa lepas lagi. Ini semua berkat teman2ku yang terus menghiburku, ayah-ibu yang terus men-supportku dan facebook yang membuat tingkat kegilaanku semakin parah tapi amat menghiburku. Terimakasih buat semua.

Dan sekarang, saatnya bagiku untuk mengkhawatirkan diriku sendiri. Ternyata kebiasaan buruk, pola makan yang tidak teratur, pola tidur yang tidak baik, kurang olahraga, amat sangat berpengaruh terhadap kesehatan kita. Ternyata berbagai keluhan2 kecil yang selama ini kurasakan dan pura2 tidak kurasakan coz saking seringnya kurasakan, itu karena banyak factor yang mulai mengganggu kinerja organ tubuh dan immune system-ku. Hehehe. Sekarang harus lebih berhati-hati. Selagi belum terlambat aku akan me-manage hidupku. Menata ulang. Mau ga mau harus menerapkan pola hidup sehat, toh itu semua demi kebaikanku. Sebelum aku harus mengeluarkan lebih banyak lagi demi pengobatan.
Yayaya…. Harus semangat. Aku ga mau harus menghentikan hobi traveling-ku karena alasan kesehatanku. Tanpa liburan dan jalan2, bisa merana aku…………
Masih begitu panjang vacation planning list-ku. Masih begitu banyak tempat2 yang menanti kunjunganku.
Dan masih cukup besar kapasitas SHDC kameraku untuk menyimpan foto2 narsisku…haha
So….. sekarang harus mulai rutin olahraga seperti pesan dokter.
Yayaya……Hidup Olahraga!!!!!! Semangat!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Tuesday, November 17, 2009

MELANGKAH DI ATAS AWAN

Voc : Ronnie Sianturi
Cipt : Dwiki Dharmawan


Bagaikan melangkah di awan
Semua hanya angan2
tak mudah meraih bahagia
Bila alasanmu berbeda
Bagaikan rembulan dan mentari
Tak mungkin seiring sejalan
Simfony ini sebuah elegi
dua irama di satu jalanan

Di sini ku menangis sedih
nuansa biru cinta kasih
Bersama tirai kelam malam
Kunanti sinar fajar pagi
Laguku kan mengalun sendu
Menjadi bingkai dua hati
Melambai angan yang melayang
Kujelang… esok kan kujelang


Nostalgia lagu lama. Kmrn diingetin waktu nonton 'Era 80-an' di Metro TV..... ^_^

Thursday, November 12, 2009

SUATU HARI DI RUMAH DOME – NEW NGELEPEN – PIYUNGAN


Pintu Gerbang New Ngelepen


Wednesday, November 11, 2009

Hari Minggu, 18 Oktober 2009, hari ke-2 cutiku di Yogya, kita sempatkan mengunjungi Rumah ‘Dome’ di Piyungan. Tepatnya di daerah Sengir ‘New lepen’, Piyungan, Sumberharjo, Prambanan, Yogyakarta. Sebuah kompleks perumahan yang didesain tahan gempa dengan bentuk kubah. Jadi kek Iglonya orang Eskimo, hanya bedanya tanpa salju. Rumah ini merupakan bantuan dari Amerika untuk membantu para korban gempa Yogya tahun 2006 silam.

Perjalanan ke sana memakan waktu lebih kurang 40 menit dengan perasaan was2 campur deg2an sepanjang jalan. Gimana tidak, Week yang bawa mobil dipaksa ma Dhex. Memang kalau pengin cepat bisa harus dipaksa terjun langsung ke lapangan. Dan Week yang belum lancar nyetir, amat sangat grogi bila banyak kendaraan lain yang berlalulalang. Terlebih saat ketemu lampu merah. Rasanya pengin lampunya hijau terus biar ga usah pake acara berhenti coz Week belum canggih bermain kopling dan gas, akhirnya di satu lampu merah kita harus merasakan 4 kali lampu merah dan harus rela didahului oleh mobil2 yang lain. Huehuehuehue…… ekstra menahan nafas jadinya tiap di lampu merah dan aku tidak berkomentar apa2 cuma menahan tawa aja takut makin membuat Week semakin panic. Antara geli dan was2. Untung kita sampai ke tujuan dengan selamat.

Kompleks rumah dome ini tidak seberapa luas, berapa unit tepatnya aku tidak tahu, sepertinya sekitar 70 unit. Kompleks yang sekarang dijadikan tujuan wisata ini lumayan buat menambah wawasan. Tapi sayang sekali masih tampak gersang, belum ada penataan taman dan kebun yang serius di pekarangan rumah. Coba ditata pasti akan tampak lebih indah.
Aku sempat mencicipi es kelapa muda, tahu guling dan lotek yang dijual di sebuah warung di sana. Harganya murah bo…. 1 lotek, 2 tahu guling dan 2 gelas es dihargai Rp.16.000,-. Juga ada dijual souvenir rumah dome yang dijual @Rp.10.000,-. Lumayan buat oleh2.


Warung murah meriah

Kompleks ini dinamai New Ngelepen atau New Lepen coz dulunya daerah itu bernama lepen yang artinya sungai, coz dibangun kembali dengan bantuan Amerika, akhirnya dapat nama baru New Lepen.
Memasuki kompleks, kita temukan gapura melengkung dengan tulisan di atasnya ‘Selamat datang di New Ngelepen’. Di gapura ini juga ada beberapa prasasti tanda tangan dari para tokoh yang berjasa dalam pembangunan 'Domes for The World’ ini.
Di bagian depan gapura ada portal yang ditutup tiap malam buat keamanan kompleks. Sedikit di belakang samping portal ada ‘Pusat Informasi’ yang sekaligus menjadi tempat kediaman Bapak Ketua RT/RW di situ. Di depan pusat informasi ini ada site map, dengan beberapa gambar obyek wisata di sana. Diantaranya daerah patahan akibat gempa 2006 dan sumber mata air bersih di sana yaitu belik Wunut dan belik Cangkok.


Pusat Informasi dan Dome's Site map

Di bagian dalam kompleks ada sebuah bangunan P3K seperti puskesmas sebagai pelayanan kesehatan bagi warga sekitar. Di depan P3K ini ada aula yang sebentar lagi akan dialihfungsikan sebagai Taman Kanak-kanak. Sudah terlihat beberapa mainan anak2 di samping bangunan itu. Ada juga Pertapaan Cinde Mas. Sepertinya melayani mereka yang sedang stress terlibat masalah yang ingin menyepi, menenangkan diri. Dan sebuah bangunan mushala, Mushala Baitur Rahman, yang dibangun lurus sejajar dengan pintu gerbang domes.
Bangunan ini rata2 di dalamnya berisi 2 kamar tidur. Bagian puncak kubah ada lubang kecil seperti cerobong asap yang fungsinya untuk ventilasi. Ada kulihat lubang ventilasi di bangunan aula terlihat berbeda dengan kebanyakan rumah yang lain. Ventilasi di bangunan ini berputar cepat, sepertinya biar sirkulasi udaranya lebih cepat. Waktu kutanya pada penduduk di sana, katanya lubang ventilasi ini akhirnya banyak yang di dalamnya ditutup coz bisa kemasukan air waktu hujan besar.

Aula yg beralihfungsi menjadi TK

Layanan P3K

Mushala Baitur Rahman

Pertapaan Cinde Mas

Dan yang lebih mengejutkan lagi, ada kulihat 3 bak sampah warna biru berjejer-jejer di setiap sudut jalan, bertuliskan ‘sampah kering’, ‘sampah basah’, ’sampah logam’. Bagus……… Membiasakan memilah-milah sampah sejak dari lingkup terkecil, rumah tangga. Memang lebih mudah membudayakan kebiasaan baru ke komunitas yang baru dibangun seperti ini. Cuma kadang aku ga habis pikir dengan konsep seperti ini. Di beberapa tempat kujumpai pemisahan sampah berdasarkan jenis sampah, tapi kemudian waktu pengangkutan dan pembuangan sampah akhir, sampah2 ini dijadikan satu lagi. Rasanya percuma, sia2 saja. Di TPA harus dipilah-pilah lagi. Jadi 2x kerja deh.Yah, semua perlu waktu, step by step semoga nanti bisa lebih terkoordinir dan membudaya, seperti halnya ‘Bank Sampah’ di daerah Bantul-Yogyakarta yang pernah kulihat tayangannya di Kick Andy edisi minggu 1 bulan November ini. Memang untuk membudayakan suatu tatanan baru, perlu sesuatu yang bisa membuat orang ‘interest’, sesuatu yang baru dan lain dari yg lain. Gila, dan ide bank sampah ini dikerjakan dgn serius. Someday pengin ke sana, mg2 bisa dikembangkan ke tempat2 lain.


Memilah-milah sampah

Rumah Domes……… Moga2 bila suatu saat bisa mampir ke sana lagi, penataannya sudah lebih indah lagi. Pengin loteknya si Ibu yang enak dan murah. Pengin ngobrol lagi ma penduduk di sana yang ramah2. Sayangnya akses ke sana masih rada susah. Belum ada angkutan umum yang masuk mpe sana. Menurut cerita si Ibu yang jualan di warung, jika pengin belanja ke pasar (yang terdekat dari sana Pasar Prambanan) musti jalan dulu beberapa kilo untuk mencapai jalan yang dilalui angkutan umum. Sabar ya Bu!!!!!
Hehehe……… An unforgettable experience in ‘Domes for the World’

Turis lokal

Arena permainan anak

TAMAN SARI. NAPAK TILAS PEMANDIAN PUTRI KRATON YOGYA




Wednesday, November 11, 2009

Rabu, 23 September 2009. Daripada bete bengong di rumah kepanasan, kita memutuskan lebih baik berpanas-panas di luar rumah tapi dapat pengalaman baru, foto2 baru n warna kulit baru yg lebih exotic…….. Hehehe……… Akhirnya aku, Selly, Riz ma Hening kita putusin jalan2 ke Taman Sari dengan memaksa Ana yang tinggal di belakang Taman Sari menjadi guide kita. Kita janjian ketemu di baso ‘patang puluh iji’. Baso kebanggaan temanku yang Dan benar saja, pk.11.15, aku belum selesai menghabiskan basoku, basonya sudah habis, jadi we banyak calon pembeli yang pada kecewa. Sebenarnya kataku rasanya tidak istimewa2 banget, Cuma jumlah basonya yang kuhitung memang 30an lebih itu yang bikin orang antusias. Murah lagi. Biarpun rasa daging di basonya ga kerasa, jadinya seperti baso aci, tapi lumayanlah amat sangat mengenyangkan………………
aku penasaran pengin coba coz tiap kali ke sana suka sudah habis.
Siang yang panas menyengat, jadilah kita menyusuri Taman Sari yang sekarang sedang dalam proses renovasi. Bau semen dan gamping di mana2. Tampak lebih tertata, di beberapa sudut jadi lebih tampak seperti puri modern. Dan aku prefer jika tetap mempertahankan bentuk bangunan lama dan tetap bercat putih bukan semburat ke-orange seperti warna yang sekarang. Dan warna dasar kolam yang di-cat biru……… Jadi kek kolam renang, kolam renang tanpa air coz memang tidak diisi air. Kenapa ga dipertahankan warna aslinya saja, biar tampak alami.
Proses pemugaran ini mendapat bantuan dari pemerintah Inggris, kalau aku tidak salah. Dulu waktu Pangeran Charles dan Putri Diana berkunjung, mereka berjanji akan memberikan bantuan untuk memugar kompleks pemandian ini.


Tampak seperti puri

Beberapa tahun yang lalu, semasa aku baru lulus SMA, aku pernah maen ke Taman Sari bersama Shaggy. Waktu itu Taman Sari masih benar2 asli bangunan lama, tampak tidak terawat. Kolam pemandian ada airnya, warnanya hijau berlumut saking tidak adanya sirkulasi air. Aku di sana ketemu Ridwan, yang belakangan menjadi guide kita, pemuda yang rumahnya di kompleks Taman Sari. Kebetulan lagi main2 di sana.
Kita sempat dipetikin buah mangga di pekarangan rumahnya yg lagi berbuah. Sekarang aku sudah lupa dan lost contact ama Ridwan. Sama sekali tidak ingat wajahnya seperti apa. Mungkin dia juga sudah lupa ma aku n Shaggy. Sepertinya dia kesepian, dulu dia minta agar aku n Shaggy sering main ke sana. Memintaku dan Shaggy menjadi temannya. Tapi coz kesibukan, waktu itu kita lagi masa persiapan melanjutkan kuliah, jadi we ga pernah main ke sana lagi. Maaf ya Ridwan……:(


Pemandian putri-putri kraton

Ridwan seorang guide yg baik. Dia banyak cerita tentang sejarah Taman Sari. Katanya dulu memasuki kompleks pemandian amat sulit. Ga sembarangan orang bisa masuk. Untuk mencapai Taman Sari, harus naik perahu dayung dari keraton. Dulu area di sekitar Taman Sari di dalam benteng digenangi air, untuk keamanan keluarga keraton.
Ada dua kolam pemandian. Satu kolam besar di luar dan satu kolam yang lebih kecil di bagian dalam. Kolam besar ada 2 bagian, dibatasi oleh jalan lebih kurang 1,5 meter. Kolam besar ini untuk mandi para selir raja yang jumlahnya 40 orang. Nanti raja memperhatikan dari jendela kamarnya yang terletak di lantai atas, dan beliau akan melempar bunga ke kolam, siapa yang kejatuhan bunga itu, yang saat itu bertugas menemani dan melayani sang raja di pemandian dalam yang lebih kecil, yang lebih private, dibatasi oleh peristirahatan pribadi sang raja yang bertingkat tiga. Mpe sekarang aku masih belum tau secara pasti yang dilempar itu bunga atau bola coz ada 2 versi. Kalau bola, ya kalau kejatuhan pastilah sakit ya. Atau untuk ditangkap rame2 ya.

Tangga naik menuju tempat peraduan Raja

Melongok dari balik jendela tempat peristirahatan pribadi Raja

Ga jauh dari kompleks pemandian ada terowongan bawah tanah. Dibuat bertingkat. Dulu digunakan sebagai tempat persembunyian dari tentara Belanda. Konon kata, terowongan ini bercabang-cabang tembus sampai ke laut selatan. Tapi kemudian terowongan ini ditutup coz berbahaya. Katanya sudah memakan korban beberapa orang yang hilang coz tersesat atau karena unsur mistik aku tidak tahu. Begitu banyak cerita mistik di sana.


Terowongan bawah tanah

Di sebelah dalam ada ruang pertemuan, tampak kosong dan pengap. Tak ada barang satu pun.
Kadang suka berandai-andai, coba ditangani lebih serius. Dibikin tampak seperti Taman Sari berpuluh-puluh tahun yang lalu, waktu Taman Sari masih benar2 menjadi pemandian Putri Kraton. Dengan beberapa pengelola yg berpakaian seperti prajurit dan mbok emban atau abdi dalem yang memakai kain. Dengan banyak sesaji, bunga2 dan aroma rempah2. Dengan furniture dan penataan kamar Sultan yang seperti asli. Dengan Ruang aula yang ditata benar2 sebagai aula. Dengan beteng pemandian yang benar2 dipenuhi air hingga kita harus benar2 naik perahu untuk masuk ke dalam, dengan banyak pepohonan dan penataan taman yang apik, pasti akan benar2 menarik minat wisatawan.
Hmmmmmmmm………………………… ‘dreaming’

Ruang pertemuan yg tampak lengang

Kemarin waktu aku ke sana, kita ketemu dgn banyak turis asing. Dari Jepang, Jerman, Inggris, Cina maupun turis2 lokal. Semuanya rela berpanas-panas naik turun tangga dengan diantar oleh guide.
Dan kita……… Ga peduli biarpun panas amat sangat menyengat, biarpun debu dimana-mana, tidak mengurangi narcis kita. Dan terciptalah puluhan foto2 lucu kita dgn banyak gaya yang sebagian tampak memaksa…….hehe

Pulang dari Taman Sari, sempat mampir ke Galeri lukisan. Di situ sempat ngobrol dgn seorang Bapak yang lagi membatik. Bapak itu dan si empunya galeri dgn sabar melayani pertanyaan2ku. Dan aku yg sudah lama pengin belajar membatik, boleh memegang ‘canthing’ alat membatik dan berfoto bersama si bapak yg lagi membatik. Hehe makasih Pak.


Dan aku ma Riz, hampir saja tergoda untuk membeli lukisan batik, yang kataku bagus banget. Tampak natural banget. Yang tadinya dihargai 800ribu, didiskon 50% jadi 400rb, terus coz kita orang Yogya n ga bawa guide akhirnya dapat harga special 200ribu untuk lukisan ‘perjamuan terakhir’ dan 100ribu untuk lukisan natural ‘menuai padi’ dengan warna hanya coklat dan hitam, sepertinya bagus buat dipajang di Ruang Tamu minimalis. Hampir saja aku tertarik membeli. Akhirnya urung, aku minta no telepon si bapak aja, lain waktu ke sana lagi, toh aku sering pulang ke Yogya.
Dan ketika Ana mengantarku ke budenya yg juga menjual batik lukis, tanpa ditawar, batik lukis yang sama persis, dihargai 50ribu. Huehuehue…. Untung tadi ga jadi beli…… Legaaaaa………. Kalau ga, aku pasti mencak2 mpe tiga hari ga habis2……..
Na, besok lagi kalau pengin beli batik lukis, minta anter kamu aja ya……… ^_^


Di galeri Lukisan Batik

Dan hasil dari jalan2 kita hari itu………
‘Hideng’ alias ‘Guosong’……………………
Hidup Hideng!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.......................^_^…..^_^

Wednesday, November 4, 2009

PANTAI GLAGAH, 22 SEPTEMBER 2009


Wednesday, November 04, 2009

Pantai Glagah………
Sudah banyak berubah dari terakhir aku ke sana tahun kemarin. Batu2 beton pemecah ombak untuk menanggulangi tsunami sudah cukup luas tertata rapi. Membuat pemandangan semakin apik. Air laut naik cukup tinggi. Area yang tahun lalu aku masih bisa turun berfoto-foto di sana, sekarang terendam air semua. Dan hari itu musti hati2. Bukan coz ombak yang hari itu memang lagi gedhe, tapi lebih ke ubur2 yang ada di sepanjang pantai. Kata Bapak pengawas pantai, sudah memakan 3 korban. Yah, tersengat ubur2 memang sakit, katanya rasanya gatal plus panas menyengat seperti terbakar. Tidak tega melihat seorang anak kecil yang kakinya terkena sengatan ubur2. Mungkin coz dipikirnya lucu, warna biru bening, lalu diinjaknya ubur2 itu buat mainan.


Naik perahu….
Sejak di awal perjalanan, aku sudah pesan ke teman2. ‘Pokoknya nanti naik perahu!’ Seperti halnya aku berpesan ke Miming, kalau nanti di jalan lihat yang jual dawet sawah, kita berhenti untuk mampir. Ternyata tak ditemukan satu pun. Ya sudah………
Naik perahu di kawasan dekat pantai, aku sudah pernah. Dan kurang puas coz cm meluncur sekelebat doank dgn membayar Rp.5.000,-. Tapi lumayan bisa melihat perkebunan buah naga yg jd obyek wisata di sana juga meskipun areanya ga luas.

Kemarin berjuang keras bisa naik perahu yang rutenya melalui laguna Glagah. Melewati pasar pelelangan ikan yang jam4 sore sudah tutup, lumayan menghibur dgn banyak pemandangan. Ada sapi dan penggembala sapi, ada yg lg pacaran di tepian laguna,plus bonus ngobrol ma tukang perahu yg masih ABG. Hehe


Naik Perahu....hu...hu....

Tadinya dah rada hopeless ga akan bisa naik perahu, kt sudah kesorean, perahu2 sdh tdk ada yang menjalankan lg. Kita menunggu rada lama berharap ada perahu yg datang mencari penumpang sambil berfoto-foto di atas perahu kosong. Dan ternyata kesabaran kita membuahkan hasil. Di ujung jauh ada perahu yg menepi, dan kita berteriak-teriak sambil melambaikan tangan ke arah perahu itu berharap perahu itu mau mendatangi kita. And finally…….dgn membayar Rp.5.000,- per orang, kita berperahu mengarungi laguna Glagah berlatar langit yg semburat merah pertanda tiba waktu sang surya kembali ke peraduannya.



Menikmati senja di Glagah
Dan yg tak akan terlupakan di hari itu, kita berhasil take foto ‘terbang’.... ‘I wish I could fly!!!!’, hasil bidikan tangan Aji yg jago take adegan loncat. Berkali-kali Miming mencoba take adegan loncat, dan berkali-kali pula dia dinyatakan ‘gagal’. Dan aku, setelah sekian kali mencoba, akhirnya berhasil jg ‘fly’ biarpun dgn gerakan yang ga karuan. Yg penting bisa ‘fly’ dulu, perkara ga indah, itu bisa diperbaiki pelan2…..heh he…..


I wish I could fly

Pulang sudah lumayan gelap, biarpun cape dan kelaperan kita hari itu seneng banget. Setelah beberapa kali melewatkan beberapa tempat makan coz ada aja salah satu di antara kita yg ga cocok dgn tempat makan itu, akhirnya kita terdampar di ‘Ayam goreng Bu Hartin’ music n cafĂ© di Jl. Wates. Dan gw dibikin manyun coz dah reservasi tempat makan di saung terpisah, tp tetep aja harus ngalah ma orang yg ngakunya udah reserve lebih dulu. Dan saung yang terakhir kita duduki, ternyata sudah dipesan buat acara reuni. Akhirnya kita memilih makan di meja dgn latar lampu kelap-kelip. So exotic buat foto. Hehe menghibur diri.
Glagah…. Glagah……
Tunggulah kedatanganku kembali…….

Selesai sudah reuni kita tahun ini. Thx buat semua atas partisipasinya terutama buat Bp. Penanggung jawab acara yg telah bekerja keras dan banyak menyumbang baik moril maupun materiil demi suksesnya reuni kali ini. Tuhan yg akan membalas semuanya. Amin.
^-^......^-^......^-^......^-^

REUNIAN DADAKAN EX 1.1 SMADA YK’96


Wednesday, November 04, 2009

Sebenarnya ga tepat juga disebut reuni coz yg datang cm segelintir orang. Tanpa rencana matang, bermula dari hasrat terpendam Bp. Penanggung jawab acara yang sudah tak sabar pengin menguras kolam gurameh Riz, akhirnya libur Lebaran ke-2 Selasa 22 September 2009, jadilah kita ngumpul2 di rumah Riz yang semilir banyak angin. Lumayan lama aku ga main ke tempat Riz, rada lama cari rumah Riz, bermodal instink dgn sedikit ragu2 tanpa perlu bertanya, akhirnya kutemukan juga rumah Riz. Di depan rumah sudah menunggu Riz, sang tuan rumah beserta ayah dan ibunya, Selly, Miming si penanggung jawab acara, Nophan eks Ketua kelas, Penyo n istri. Katanya tinggal nunggu aku aja, yang janjian mau datang pagi2, mau bantuin masak, ternyata baru bisa mpe rumah Riz jam 11 dgn jadwal kumpul j10. Hehe maaf, barusan pijit dulu, mumpung nenek lagi manggil ahli urat-syaraf, sekalian……………

Dan ternyata acara hari itu tinggal makan aja. Gurame udah siap dihidangkan oleh ibu Riz yang baik hati. Dimasak 2 macam. Digoreng dgn 2 variasi rasa. Sambal pun sudah siap. Mantaph dah…..
Tugas bikin cah kangkung yang sedianya kata Riz itu jatahku, batal…. Coz aku datangnya kesiangan. Hehe…..maaf…..

Sambil menggelar tikar, kita duduk2 di teras rumah Riz yang semilir. Ada banyak banget makanan. Whuaaaa………Yang datang pada ga mau ketinggalan bawa2 makanan.
Kloter berikut datang Aji. Dia datang tanpa Dinar coz berhalangan. Datang sambil membawa 2 box bika ambon ‘Larisso’ yg di Yk sedang laris2nya. Hehe makasih………
Pas lagi ngobrol, hp-ku bunyi. Si Pras. Hehe, maaf. Tryt aku salah kasih info ke dia, aku bilang kt kumpul2 hari rabu. Jadi deh, si Pras ga bisa kut gabung, pdh dia janji mau datang. Saat itu dia lagi di Tawangmangu, menengok monyet2 di sana……

Gurame gurame......... ^_^
Tadinya pada buru2 pengin makan siang. Gurame sudah siap, menggoda untuk segera disantap. Melihat cuaca yg lg bagus untuk berfoto di sawah, tidak panas, aku sedikit memaksa untuk menunda makan. Kita berfoto di sawah dulu. Takutnya berfoto setelah makan, selain kekenyangan bikin gerak jadi ga leluasa, takut nti jadi panas, pasti bakal pada susah diajak berfoto-foto.
Dan jadilah kita berfoto rame2 di sawah yang lagi menghijau. Dan hasilnya lumayan bagus………
Gubug di tengah sawah yg th.2003 aku pernah berfoto ma Riz di sana ternyata masih ada n masih cukup kuat untuk dinaiki 6 orang, dgn catatan tanpa Miming……hehe. Gubug sudah bolong2 di sana-sini, tapi lumayanlah buat duduk2 cari angin.


Puas berfoto kita lanjut dengan makan siang. Ibu Riz nyiapin gurameh yang cukup banyak. Ga akan habis buat kita2. Dan benar saja, masih sisa banyak. Kelar makan, kita cuci piring rame2. Yang sedianya tugas cuci piring itu tanggung jawab Bp. penanggung jawab, terpaksa dialihtugaskan ke cewek2 coz Bp. penanggung jawab sibuk interview mantan guru SD-nya yg tak lain dan tak bukan nyokapnya si Riz. Silaturahmi ke mantan ibu guru nih ceritanya………


Coz masih pengin maen, ini pun di luar rencana. Kita lanjut jalan2 ke Pantai Glagah. Numpang mobil barunya si Miming. Nophan ga bisa ikut coz musti mengantar nyokapnya. Penyo n istri juga ga bisa ikut coz ada acara.
Akhirnya kita mengejar sunset berlima saja. Aku, Riz, Selly, Miming n Aji.

Let’s go to Glagah……… Go….. go…. go……..!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Berfoto-foto dl sblm lanjut ke Glagah