Thursday, December 16, 2010

FIRST LOVE NEVER DIE?

Ada pepatah, ‘First love never die’.
Benar begitu?
Aku tidak terlalu sependapat. ‘never be forgotten’ mungkin iya. Tidak lupa ga boleh disamakan arti dengan masih cinta. Melupakan itu bukan perkara yang gampang. Bagaimanapun seseorang itu pernah mengisi hari2 kita, membuat kita selalu bersemangat menunggu esok menjelang. Seseorang itu juga yang mungkin tanpa pernah disadarinya membuat kita begitu terluka dan sedih berkepanjangan.
Dan untuk menghapus rasa cinta itu butuh waktu yang amat panjang.
Tadinya kupikir aku juga ga akan pernah bisa melupakan cinta pertamaku. Tapi ternyata tidak juga. Setelah bertahun-tahun, akhirnya bisa juga. Itupun setelah kuberanikan diri menulis ke dia klo dulu aku pernah begitu menyukainya. Kasih tak sampai. Huehuehue...
Aku tak menyesal pernah menyukainya, bagaimanapun dia pernah membuat hari2ku begitu berwarna.
Akhirnya aku tahu, sebenarnya aku dulu tidak bertepuk sebelah tangan. Dulu pun aku bisa merasakannya biarpun tidak yakin. Dan aku tidak pernah menyesali apa yang telah terjadi. Ini semua bagian dari rencana-Nya. Ya, dia orang yang baik tapi bukan orang yang tepat untukku. Tidak baik bila memaksakan diri untuk bersama.

First love.
Belum tentu ‘first love’ kita orang yang pertama kali kita sukai. Aku mulai menyukai seseorang waktu kelas 5 SD. Tapi jelas dia bukan ‘first love’-ku. Kelas 5 SD? Terlalu dinikah? Hehehehe. Yah cinta cinta monyet lah. Belakangan setelah SMP hampir lulus dia tanya kenapa dulu aku menolaknya. Padahal dulu dia sama sekali belum pernah bilang suka. Cuma dengar dari teman2ku saja. Sedangkan sebuah pernyataan langsung itu buatku amat penting. Akhirnya aku mengaku saja klo dulu pernah menyukainya. Hahahaha.... Jadilah kita saling menertawakan. Tapi lega sudah jujur.

Ketika akhirnya aku mulai bisa membuka hatiku pada seseorang, ternyata aku kembali dijauhkan. Dan aku sendiri tidak tahu mengapa? Kadang2 aku berpikir kenapa cowok suka ga mau kalah dari cewek. Bukan salahku klo nilaiku jauh lebih baik dari dia. Salahnya sendiri dapat nilai lebih buruk dari aku. Ga mau belajar sih... xixi. Paling ga aku tahu hal ini sedikit memacu belajarnya. Waktu kulihat nilai2nya di semester berikut sudah jauh lebih baik, aku merasa sedikit lebih lega n mengurangi rasa bersalahku.
Sempat sedih waktu kelulusanku yang 1 semester lebih awal darinya menyadarkanku bahwa aku memang tak mungkin sama2 dia. Tapi ini ga berlangsung lama. Cuma dengan orang ini aku sedikit ga percaya kenapa dia bisa mnyukaiku (klo aku ga ke-GR-an). Coz dulu dia termasuk cowok paling cakep di kelasku. Hehehe dia kakak angkatanku setahun lebih tua. Dan sekarang aku sama sekali dah ga tau kabarnya gimana. Paling klo ktemu cuma senyum2 aja. Malu inget yang dulu2.

Kadang2 aku suka takut jatuh cinta lagi. Takut terluka lagi. Takut klo kali ini ternyata juga bukan. Tapi cinta memang tak pernah salah. Datang tanpa pernah kita sadari, tahu2 kita sudah terjebak di dalamnya. Tadinya aku juga tidak tahu klo aku sudah kembali menyukai seseorang lagi. Jujur karena dialah aku bisa kembali tertawa dan bersemangat. Dan tanpa sadar dia juga yang membantuku memiliki kepercayaan untuk memulai sesuatu yang baru. Tapi aku memang ga yakin dengan apa yang kurasakan. Yang aku tahu aku sedih waktu dia pergi. Aku juga suka sedih klo ingat dia n bahkan dia menghantui sampai ke mimpi2ku.
Aku tahu aku perlu jawaban dari semua ini. Akhirnya kuberanikan diri untuk menulis ke dia dan akhirnya aku tahu lewat tulisan2nya bahwa sudah ada seseorang yang lebih berhak mengkhawatirkannya.
Menyedihkan, tapi kurasa ini yang terbaik. Aku jadi tahu aku memang tidak perlu menunggunya, dia memang tidak mau aku menunggunya. Kadang aku merasa begitu bodoh, apa yang kupikirkan tentang dia selama ini ternyata salah. Tapi aku sudah lega, tak lagi ada beban. Yang aku ingin tahu aku sudah tahu jawabannya. Mungkin memang lebih baik seperti ini. Terlalu banyak hal yang tak kumengerti dari dia. Aku hanya berharap semoga dia bisa meraih kesuksesan seperti yang dicita-citakannya dan bahagia berada di tengah2 orang2 yang mengasihinya.

Waktu berlalu begitu cepat. Aku menikmati hidupku dan sudah cukup bahagia dengan apa yang ada padaku sekarang ini. Ingat umur? Selalu saja diingatkan itu. Dan begitu banyak yang mendorongku untuk ‘mencoba’.
Mencoba, mungkin gampang diucapkan tapi terlalu sulit buat kulakukan. Sulit buatku untuk berpura-pura suka atau interest dengan sesuatu. Rasanya sungguh menyakitkan menjalani sesuatu yang kita tahu itu bukan yang kita inginkan. Aku takut memberi harapan palsu yang nantinya hanya akan menoreh luka yang dalam. Lebih baik tidak daripada memberi harapan sia2.
Dan bukannya aku tidak mau mencoba membuka lembaran baru. Aku mau. Dan ketika akhirnya aku mau mencoba mendekatkan diri pada seseorang. Aku sudah memantapkan hatiku, klo benar memang dia, apapun yang terjadi nanti, meskipun aku harus meninggalkan kota ini sekalipun, aku mau. Ternyata yang terjadi kemudian jauh di luar perkiraanku. Mungkin kata Tuhan, ‘bukan dia’. Tahu2 saja jarak yang jauh jadi terasa lebih jauh n benar2 sudah menjauh. Huehuehue.
Mungkin Tuhan mengabulkan doa2ku dengan cara-Nya yang ga bisa kumengerti. 'Jika memang dia tolong dekatkan, tapi jika bukan tolong jauhkan.’

Sekarang.
Sekarang ini jika ditanya, ‘Siapa yang kausuka?’. Jawabanku, ‘Tidak tahu’. Karena benar aku tidak tahu.
Kujalani aja apa yang sedang kujalani sekarang. Tanpa beban. Let it flow.
Life is beautiful. Go with the flow. And as my friend ever told me, ‘love will find a way.’
Berarti yang kemarin2 bukan ‘love’-ku karena ‘never find a way.’
Ya... yang berlalu biarlah berlalu. Tetaplah optimis. Ini berlaku juga buat sahabat2ku yang kupaksa baca tulisan ga pentingku ini.
Believe......
Love will find a way........... ^_^

No comments: