Wednesday, September 15, 2010

MENELUSURI CANDI RATU BOKO, KERATON CANTIK BERNUANSA MISTIK


Peta Lokasi Candi Boko


Sedikit gambaran

Sudah lama dengar cerita tentang candi ini, salah satu candi di Yogyakarta yang masih dalam satu pengelolaan dengan candi Prambanan.
Sudah lama pula berniat pengin mengunjungi candi ini, penasaran seperti apa sih? Tapi karena ada begitu banyak plans jadinya ya harus antre satu2 merealisasikannya.


Jalan ber-conblock menuju lokasi candi

Di bayanganku, kompleks Candi Ratu Boko ini, yang kadang disebut Candi Boko saja biar lebih simple, merupakan kompleks yang tidak terlalu luas, dengan candi2 yang tidak seberapa besar jika dibandingkan dengan Candi Prambanan dan Candi Borobudur yang jauh lebih dikenal publik.

Daripada penasaran, akhirnya diputuskan secara dadakan, acara jalan2 di hari pertama Lebaran, Jumat, 10 September 2010, kita akan menyusuri Candi Ratu Boko. Jika waktu memungkinkan kita akan melanjutkan ke Candi Ijo yang ternyata masih satu kawasan dengan Candi Ratu Boko.

Pukul 16.00, sampailah kita ke area candi. Di area parkir bawah kita dikasih tahu oleh salah seorang bapak petugas, klo kita lewat atas, kita bisa parkir di dekat candi sehingga kita tidak perlu meniti 200 buah anak tangga. 200? Huaduuu.... ga deh.... Semua menyerah sebelum berperang.... xixixixi
Akhirnya kita putar balik dan mengikuti arah yang ditunjukan si Bapak.

Tidak terlalu jauh, tapi tanjakannya lumayan coz jalan yang begitu sempit, aku tidak yakin apakah bisa dilalui oleh dua mobil yang berpapasan. Rada deg2an juga sebenarnya. Pasrah bongkokan ma Dhex yang waktu itu bertugas mengemudi.

Memasuki area parkir, bisa dilihat klo candi ini memang benar2 sudah dikelola dengan baik. Di depan area parkir ada semacam pendapa di situ ada Ruang Informasi, resto, toko souvenir dan tersedia toilet (gratis) di sebelah kanan dan kiri bawah pendopo.

Tiket per orang Rp.15.000,-. Cukup mahal jika dibandingkan dengan tiket obyek wisata lain yang ada di Yogya. Kita mendapatkan free air mineral 250ml. Lumayanlah bisa menemani kita exploring the temple.

Setelah memasuki kawasan ini, ternyata sungguh di luar perkiraanku. Kompleks candi begitu luas, dengan beberapa bagian masih dalam tahap renovasi. Cantik. Benar2 cantik. Candi yang anggun di area yang hijau. Sungguh indah dilihat. Rasanya betah berlama-lama di sana, apalagi cuaca mendukung. Mendung, jadi kita sama sekali tidak merasa kepanasan di sana.




Di area dalam, ternyata masih ada kompleks yang lebih luas lagi. Area pendopo dan keputren. Area pendopo ini kadangkala disewakan untuk pernikahan dan meeting. Menyenangkan juga ya menyelenggarakan suatu event di area hijau seperti ini. Pesta pernikahan di sini, rasanya pasti gimana gitu, serasa di keraton zaman dulu kala. Udara masih bersih, benar2 bebas polusi. Pasti akan jadi suatu moment yang ga akan pernah terlupakan.
Mmmmmm..... Mau ga mau jadi ngebayangin, betapa cantiknya jika bisa foto prewed di sini.hihihihihi.....


Dua paparazi beraksi....






Cuantiiiik banget........
Kawasan keputren, dibagi menjadi dua area yang dibatasi oleh tembok pembatas. Keputren sebelah kiri kedalamannya 6m dan yang sebelah kanan 10m. Ga nyangka sedalam itu. Apalagi sama sekali tidak ada pagar pembatas. Jika ada anak kecil yang bermain-main di area itu berbahaya juga.

Pemandian putri
Sebenarnya kita belum pengin pulang, tapi coz keadaan yang sudah tidak memungkinkan, akhirnya kita diharuskan beranjak pulang. Benar2 gelap. Sama sekali tidak ada penerangan di sana. Kita juga sudah diperingatkan oleh Bapak pengelola ‘Jam kunjung sudah habis, hayo naik!’


Banyak hewan2 piaraan penduduk sekitar yg berkeliaran.



Semua mulai tampak gelap, tak ada penerangan sama sekali.
Sunset pun tidak bisa kita nikmati coz mendung yang ga juga beranjak pergi.
Padahal pasti cantik banget klo bisa lihat sunset dari sini. Andaiiiii................

Suasana semakin mencekam. Kita juga takut jika terjadi hal2 mistis yang tidak kita inginkan. Lagian kegiatan potret-memotret juga sudah tidak mungkin dilakukan coz penerangan benar2 sudah ga ada lagi. Akhirnya pulang deh. Batal juga rencana ke Candi Ijo. Candi Ijo yang areanya tak terlalu jauh dari candi Ratu Boko, yang merupakan candi yang letaknya tertinggi di Jawa, benar2 candi yang belum dikelola. Untuk memasuki Candi Ijo ini belum dikenai tarif, bisa dipastikan keadaanya kalo malam akan lebih spoky..... hihihihi.
Terpaksa menyerah lagi sebelum berperang.....

Berbeda dengan candi Pandanibo yang masih satu kawasan juga dengan Candi Ratu Boko yang sudah dikelola dan dikenai tarif masuk yang kita juga sama sekali belum pernah menjamahnya.
Tapi ketika aku tanya ke security di Candi Ratu Boko, katanya mobil bisa naik mpe dekat Candi Ijo, jadi ga perlu khawatir buat yang ga hobi jalan kaki kek temen2 mainku.... hehehehehe.....

Ternyata ada begitu banyak Candi di Yogya yang sama sekali belum kita kunjungi. Yogya ga kalah keren ma Dieng n Bali kok........

Ya ya ya.... Next time. Masih banyak waktu......
Dan masih banyak sahabat2 yang bersedia bergabung dengan kita exploring the temple....... ^_^

BUBAR DI WARUNG LEKO – BANDUNG

Masa Puasa jelang Lebaran kita tahun ini sungguh berbeda dengan tahun kemarin yang banyak acara bubar (buka bareng) anak2 kost di luar. Dengan alasan harus irit, akhirnya kita lebih banyak buka bersama di kost dan lebih sering masak sendiri rame2. Kita sepakat akan mengganti kata2 ‘lagi ga punya uang’ dengan ‘harus irit’. Katanya tabu mengatakan ‘ga punya uang’, nti bener2 ga ada uang lho. Biar pemasukan ada terus. So lebih baik berucap ‘Uang mah ada, cuma kita harus irit.’ Begituuu....

Minggu terakhir puasa, akhirnya kita menyempatkan waktu untuk buka di luar. Mencari tempat makan baru yang kita belum pernah coba. Dapat referensi dari salah satu temanku, Warung Leko di Jl. Dago. Mantaph, katanya.

Akhirnya, Rabu 1 September 2010, tanggal muda, pagi2 kutelepon untuk reservasi. ‘8 orang mbak!’ takut nanti ga kebagian tempat.
Sore, hujan yang amat deras. Beruntunglah kita, si Onta bisa bawa mobil, jdi kita semua ga kehujanan. Thanks Onta.

Tepat waktu, untunglah jalan tidak macet, pk.17.45 kita sudah sampai di depan Warung Leko. Tempat makan ada di lantai 2. Klo lihat sekilas, kaya tutup, coz pintu di area lt.1 tertutup semua. Klo yg ga tau pasti bakal ngira lagi tutup. Aku yang udah reserve duluan jadi ga terlalu khawatir, pasti buka kok. Dari luar memang sama sekali ga kelihatan klo di dalam ada tempat makannya.

Jadilah sore itu bubar kita. Personel lengkap tanpa Yatie n Surtiut.
Rata2 kita pesan menu paket iga penyet yang dihargai Rp25.000,-. Paket itu terdiri atas nasi, iga penyet, lalap dan sayur asem. Aku pesan menu sesuai referensi temanku otot penyet. Untuk otot penyet tidak ada menu paket, jadi aku harus nambah nasi. Menu makan kita yang lain ayam penyet, sop iga, cah kangkung dan cah tauge polos.
Menu minum kita macem2, susu tarik, es cincau degan, es degan dan es blewah.


Menu paket, ada sayur asemnya.

Iga penyet, es blewah n takjil-sari kc. hijau

Sop buntut

Kebetulan kita makan saat jam buka puasa, jadi kita dapat gratis takjil, sari kacang hijau. Lumayan dah....
Ada tiga pilihan sambal. 15, 5 dan ga pedas. Pada iseng pesan 15 yang artinya cabenya 15 biji ndiri. Dan terjadilah habis makan pada megang perut coz perut perih melilit. Dasaaarrrr....
Hebat si Onta, dia pesan sambal 15 dan benar2 habis dilahapnya sendiri, bersih ga bersisa. Sedang aku fine2 aja coz aku pesan sambal 5. Hehehehe, makanya klo habis puasa jangan suka asal coba2.....



Mantaph!!! Ga nyesel hujan2 datang ke sini. Paket iganya benar2 enak. Sambalnya mak nyus. Iganya benar2 empuk. Aku yang pesan otot penyet ternyata prefer iga penyet n kebagian ngabisin iga penyet Dewot yang sisa banyak coz dia kekenyangan. Sop iganya juga enak. Cah tauge ma cah kangkungnya juga enak banget. Cah ini satu porsi bisa buat bertiga. Ukuran kita2 lho....

Dari segi harga, buat ukuran kantong kita, termasuk berat, makanya ga berani sering2 ke sini.

Bonus : Daftar menu.... ^_^


Tapi someday pengin ke sono lagi....
Ntar habis Lebaran yak.......

ZIARAH KE GOA MARIA LAWANGSIH

Akhirnya kesampaian juga impianku pengin berziarah ke Goa Maria Lawangsih, tempat ziarah baru di Yogya yang kata banyak orang termasuk adikku, ‘keren’, ‘adem’, ‘ga ngecewain di-bela2in jauh2 mpe sono’.

Berangkat dari Bandung bersama teman2 kelompok koor Serviamus, Jumat sore 9 Juli 2010, pk.18.15, melajulah kita ke Yogya dengan mengendarai 1 bus berkapasitas 40 orang.
Kita transit dulu di Wisma Fransiskan, Muntilan. Mandi dan sedianya sarapan sekalian di sana, tapi berhubung waktu sudah tidak memungkinkan, akhirnya nasi box kita bawa, dimakan di bus saja. Hehehe....

Kita berziarah dulu ke Goa Maria Sendang Sono di daerah Boro. Karena kita semua bukan orang2 yang hobi jalan kaki, akhirnya kita turun dari bus dan menyewa 3 kendaraan kecil untuk naik mpe Sendang Sono yang ga mungkin dijangkau oleh bus besar. Seruuu... Jalan banyak tanjakan dengan kita yang duduk saling berdesak-desakan.
Hujan turun tapi tidak menghalangi rencana kita untuk misa di kapel di sana. Dan pengetahuan kita jadi bertambah dengan mendengarkan kotbah Romo Sanjaya tentang sejarah Sendang Sono. Ternyata di makam yang terletak di samping kapel, di situ terdapat makam tokoh pendiri Sendang Sono ini. Dan juga diceritakan tentang sepasang Kyai dan Nyai penunggu Pohon Sono besar yang ada di depan Goa Maria. Hihihihi..... baru tau...

Goa Maria Sendang Sono

Persiapan misa


Misa sedang berlangsung

Dari Sendang Sono kita mampir sebentar ke rumah Mas Wie, pelatih koor kita. Tapi sayangnya ada 3 bocah nakal yang tertinggal gara2 sibuk cari souvenir2 buat oleh2. Dan ketiga bocah nakal itu adalah mba Gepenk, Vincent dan aku.... hahahaha..... Maaaaaffffff................ Pasti banyak yang dibikin pusing dan kesal dengan ulah kita ini yang semakin memperparah waktu yang sudah sangat molor.....

Kapel tempat kita mengadakan misa

Makam tokoh pendiri Sendang Sono

Pemandangan di sekitar goa
Dari Sendang Sono, kita melaju menuju Goa Maria Lawangsih. Tiga bocah nakal tidak ikut bus coz takut akan semakin banyak waktu yg terbuang percuma demi menunggu dan menjemput kita, akhirnya kita dijemput secara khusus oleh Ibu Ketua. Maaf..... Sekali lagi maaf..... hehehehehe......

Kita transit dulu di Gereja Nanggulan. Gerejanya bagus habis direnovasi. Coz medan yang tidak memungkinkan untuk dijangkau oleh bus besar, akhirnya kita berpindah ke 2 bus kecil kapasitas sekitar 15-20 orang, duduk saling berdempetan. Beberapa anak cowok kebagian tugas berdiri jadi kenek. Yayayah.... biar muat. Bus2 ini sudah disediakan oleh mudika di sana yang amat sangat membantu kita. Bahkan mereka ikut serta pula ke lokasi ziarah. Terimakasih.

Gereja Nanggulan

Interior dalam gereja. Cantik.... ^_^
Waaah..... Medannya memang lumayan sulit. Banyak sekali tanjakan dan tikungan. Lumayan jauh pula. Tapi jangan khawatir, ada begitu banyak papan penunjuk arah ke Goa Maria Lawangsih. Jalannya sudah beraspal pula. Tapi harus hati2 juga, coz kadang2 jalan berkabut coz tempatnya yang lumayan tinggi.





Benar2 seperti berada di tengah hutan. Masih begitu banyak pohon2 yang dibiarkan tumbuh liar. Area parkir belum terlalu luas, ya memang masih dalam tahap pengembangan. Dari tempat parkir ke area goa tidak terlalu jauh. Dari bawah sudah terlihat area goa yang di depannya ada kapelnya.
Dan ketika masuk. Adem. Benar2 adem. Banyak stalagtit – stalagmit dengan air yang ga pernah berhenti menetes. Di belakang patung maria, ada tempat air suci yang berasal dari mata air di situ, di bawahnya ada sungai kecil, sungai bawah tanah yang mengalir jauh ke dalam goa.


Goa Maria Lawangsih


Mata air yang terus mengalir


Altar kecil di depan goa
Berjalan ke dalam, area dalam goa lebih luas dan panjang. Di dalam ada tempat doa lagi. Beralaskan tikar. Di situ ada patung Yesus Kristus. Penerangan yang digunakan hanya cahaya lilin, jadi rasanya kita benar2 dibawa ke dalam suasana doa. Hening dan damai. Sedikit masuk ke dalam ternyata goanya masih lebih dalam lagi dan masih dalam proses penggalian. Katanya kedalamannya tak terhingga. Wah wah wah...
Tembok goa jika kita ga sengaja bersandar, jangan heran jika baju jadi basah coz kondisi dinding goa yang selalu basah oleh tetesan air.


Suasana di dalam goa Maria Lawangsih, hening....
Sayangnya kita ga bisa berlama-lama di sana. Waktu sudah semakin sore dan kita harus segera ke hotel.



Senang akhirnya bisa nyampe sana. Moga2 tahun depan atau akhir tahun ini bisa ke sana lagi. I hope so....

MENGHILANG.......................

Wednesday, September 8, 2010

Aku pernah bermimpi ada seseorang yang masuk dalam kehidupanku dan tiba2 dengan begitu saja ia menghilang.
Kata orang, mimpi itu hanyalah bunga tidur. Meski aku tidak terlalu memikirkannya tapi aku tahu hati kecilku selalu saja takut seandainya hal itu benar2 kualami.
Aku takut terluka lagi. Atau aku yang menaruh harapan terlalu banyak meskipun ada begitu banyak hal yang tak bisa kupahami.
Aku sungguh tidak suka dengan habit ‘menghilang’ meskipun kadang2 aku amat sangat ingin melakukannya.
Hohohoho..... really drive myself crazy................ :(

Thursday, September 2, 2010

IF WE HOLD ON TOGETHER - DIANA ROSS

Don't lose your way
With each passing day
You've come so far
Don't throw it away
Live believing
Dreams are for weaving
Wonders are waiting to start
Live your story
Faith, hope & glory
Hold to the truth in your heart

If we hold on together
I know our dreams will never die
Dreams see us through to forever
Where clouds roll by
For you and I

Souls in the wind
Must learn how to bend
Seek out a star
Hold on to the end
Valley, mountain
There is a fountain
Washes our tears all away
Words are swaying
Someone is praying
Please let us come home to stay

If we hold on together
I know our dreams will never die
Dreams see us through to forever
Where clouds roll by
For you and I

When we are out there in the dark
We'll dream about the sun
In the dark we'll feel the light
Warm our hearts, everyone

If we hold on together
I know our dreams will never die
Dreams see us through to forever
As high as souls can fly
The clouds roll by
For you and I