Wednesday, September 15, 2010

ZIARAH KE GOA MARIA LAWANGSIH

Akhirnya kesampaian juga impianku pengin berziarah ke Goa Maria Lawangsih, tempat ziarah baru di Yogya yang kata banyak orang termasuk adikku, ‘keren’, ‘adem’, ‘ga ngecewain di-bela2in jauh2 mpe sono’.

Berangkat dari Bandung bersama teman2 kelompok koor Serviamus, Jumat sore 9 Juli 2010, pk.18.15, melajulah kita ke Yogya dengan mengendarai 1 bus berkapasitas 40 orang.
Kita transit dulu di Wisma Fransiskan, Muntilan. Mandi dan sedianya sarapan sekalian di sana, tapi berhubung waktu sudah tidak memungkinkan, akhirnya nasi box kita bawa, dimakan di bus saja. Hehehe....

Kita berziarah dulu ke Goa Maria Sendang Sono di daerah Boro. Karena kita semua bukan orang2 yang hobi jalan kaki, akhirnya kita turun dari bus dan menyewa 3 kendaraan kecil untuk naik mpe Sendang Sono yang ga mungkin dijangkau oleh bus besar. Seruuu... Jalan banyak tanjakan dengan kita yang duduk saling berdesak-desakan.
Hujan turun tapi tidak menghalangi rencana kita untuk misa di kapel di sana. Dan pengetahuan kita jadi bertambah dengan mendengarkan kotbah Romo Sanjaya tentang sejarah Sendang Sono. Ternyata di makam yang terletak di samping kapel, di situ terdapat makam tokoh pendiri Sendang Sono ini. Dan juga diceritakan tentang sepasang Kyai dan Nyai penunggu Pohon Sono besar yang ada di depan Goa Maria. Hihihihi..... baru tau...

Goa Maria Sendang Sono

Persiapan misa


Misa sedang berlangsung

Dari Sendang Sono kita mampir sebentar ke rumah Mas Wie, pelatih koor kita. Tapi sayangnya ada 3 bocah nakal yang tertinggal gara2 sibuk cari souvenir2 buat oleh2. Dan ketiga bocah nakal itu adalah mba Gepenk, Vincent dan aku.... hahahaha..... Maaaaaffffff................ Pasti banyak yang dibikin pusing dan kesal dengan ulah kita ini yang semakin memperparah waktu yang sudah sangat molor.....

Kapel tempat kita mengadakan misa

Makam tokoh pendiri Sendang Sono

Pemandangan di sekitar goa
Dari Sendang Sono, kita melaju menuju Goa Maria Lawangsih. Tiga bocah nakal tidak ikut bus coz takut akan semakin banyak waktu yg terbuang percuma demi menunggu dan menjemput kita, akhirnya kita dijemput secara khusus oleh Ibu Ketua. Maaf..... Sekali lagi maaf..... hehehehehe......

Kita transit dulu di Gereja Nanggulan. Gerejanya bagus habis direnovasi. Coz medan yang tidak memungkinkan untuk dijangkau oleh bus besar, akhirnya kita berpindah ke 2 bus kecil kapasitas sekitar 15-20 orang, duduk saling berdempetan. Beberapa anak cowok kebagian tugas berdiri jadi kenek. Yayayah.... biar muat. Bus2 ini sudah disediakan oleh mudika di sana yang amat sangat membantu kita. Bahkan mereka ikut serta pula ke lokasi ziarah. Terimakasih.

Gereja Nanggulan

Interior dalam gereja. Cantik.... ^_^
Waaah..... Medannya memang lumayan sulit. Banyak sekali tanjakan dan tikungan. Lumayan jauh pula. Tapi jangan khawatir, ada begitu banyak papan penunjuk arah ke Goa Maria Lawangsih. Jalannya sudah beraspal pula. Tapi harus hati2 juga, coz kadang2 jalan berkabut coz tempatnya yang lumayan tinggi.





Benar2 seperti berada di tengah hutan. Masih begitu banyak pohon2 yang dibiarkan tumbuh liar. Area parkir belum terlalu luas, ya memang masih dalam tahap pengembangan. Dari tempat parkir ke area goa tidak terlalu jauh. Dari bawah sudah terlihat area goa yang di depannya ada kapelnya.
Dan ketika masuk. Adem. Benar2 adem. Banyak stalagtit – stalagmit dengan air yang ga pernah berhenti menetes. Di belakang patung maria, ada tempat air suci yang berasal dari mata air di situ, di bawahnya ada sungai kecil, sungai bawah tanah yang mengalir jauh ke dalam goa.


Goa Maria Lawangsih


Mata air yang terus mengalir


Altar kecil di depan goa
Berjalan ke dalam, area dalam goa lebih luas dan panjang. Di dalam ada tempat doa lagi. Beralaskan tikar. Di situ ada patung Yesus Kristus. Penerangan yang digunakan hanya cahaya lilin, jadi rasanya kita benar2 dibawa ke dalam suasana doa. Hening dan damai. Sedikit masuk ke dalam ternyata goanya masih lebih dalam lagi dan masih dalam proses penggalian. Katanya kedalamannya tak terhingga. Wah wah wah...
Tembok goa jika kita ga sengaja bersandar, jangan heran jika baju jadi basah coz kondisi dinding goa yang selalu basah oleh tetesan air.


Suasana di dalam goa Maria Lawangsih, hening....
Sayangnya kita ga bisa berlama-lama di sana. Waktu sudah semakin sore dan kita harus segera ke hotel.



Senang akhirnya bisa nyampe sana. Moga2 tahun depan atau akhir tahun ini bisa ke sana lagi. I hope so....

2 comments:

rumputilalang said...

pas ramai peziarah ya?mampir juga ke goa tritis.di jamin adem

Red-Now said...

ke goa tritis udah sering dulu...
pengin mengunjungi tempat2 yg baru.
Sekarang lg pengin ke goa Maria yg di Nusa Kambangan